SEMBILAN

35 8 0
                                    

Tito dan Songa pun memulai perjalanan mereka. mereka melewati hutan, dan beberapa jalan yang tentu tidak Tito ketahui

"Hm, Songa.. berapa lama lagi kita akan sampai?."

"Perjalanan dari desa ke sumba itu 11 jam. tapi ko tenang, kita lagi lewat jalan pintas. kita bisa sampai 8 jam."

"8 jam? punggungku sudah lelah. ini juga sudah siang, sepertinya kita harus beristirahat dahulu."

"Ko benar. baiklah kalau begitu."

Mereka pun turun dari kuda dan mengikatkan kuda mereka di pohon yang tak jauh dari tempat mereka bersandar. Tito mengibaskan topinya ke wajahnya, membuat angin angin sejuk agar tak terlalu gerah.

"kita baru jalan 5 jam tapi aku sudah capek.."

"Itu karna ko ta' terbiasa." kata Songa sambil mengeluarkan bekal

"Te atin te (mari kita makan)."

Tito menoleh, Songa menyerahkan dua nasi yang dibungkus pelepah pisang dan memberikan dua gelas minuman dengan wadah botol kaca yang tertutup kain. Mereka pun makan dengan lahap

"Ya ampun, ikan ini enak banget! namanya apa?."

Songa tersenyum, "Makasih. itu namanya ikan kuah asam."

"Omong omong, minuman apa ini?."

"Itu namanya Moke, dibuat dari pokok (pohon) siwalan (daun lontar). kalo ko tak suka, jangan ko buang buang.. sa bikin tu  5 jam, tau?."

"hah? 5 jam? apa iya?."

"karena sa tunggu tetesan demi tetesan dari alat penyulingan yang pakai bambu, itu makan waktu. cara buatnya pun susa, tampung air bunga tandan dari pokok mike. terus, Kuncup bunga enau dibuka pakek piso. bila semua tandan terbuka, dirundukkan pakek tali yang diikat ke pelepah daun bawah, biarkan selama 3-4 hari. iris ujung tandan bunga, tiap kali air diambil, bunga diiris, terus air yang keluar ditampung dengan bambu."

"Ribet amat sih."

"Eh, belum kelar lagi. Penampungan air mike dilakukan dengan iris ujung tandan bunga. Sebelumnya bambu diisi kapur sirih ato daun-daun khusus tuk cegah air agar tra jadi asam. Penampungan air dilakukan dua kali sehari. Air mike yang su dikumpulkan selama kurang lebih satu hari, diberi bawang merah yang diiris, dan daun kemangi. Nahh baru, moke su siap suguh."

"Rajin juga kamu jelasin cara bikinnya. tapi sayang, semua omonganmu cuma masuk dari kuping kanan, terus keluar dari kuping kiri."

Tito terkekeh, Songa memukul kepalanya

"Aduh, aduh. sakit!."

"Kurang ajar ko."

"Ngahaha, bercanda."


SREKKK!


Ada suara langkah kaki orang yang mengendap endap dari semak semak. Songa pun bersiap dengan tombaknya, sedangkan Tito berdiri dibelakang Songa.


"Keluar! sa tau ko ada disana." ucap Songa

Tak ada jawaban

"Kalo ko tak keluar, sa tombak kaki ko!."


Sosok yang bersembunyi dibalik semak semak pun berdiri. rupanya itu Sapio

"Lho? Sapio! ngapain disini?." tanya Tito

Sapio dan Songa beradu tatap. mereka seperti menyimpan benci yang tersirat dari mata mereka masing masing.

DENGING [#2 URBANLEGEND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang