"Woy, Bang Sat!" teriak seorang Mahasiswi di halaman kampus, yang seketika diberi tatapan tajam dari warga Kampus yang mendengar.
"Eh, lu! Bisa gak sih gak panggil gua Bang Sat? Nama gua tuh Satria Pramuraja. Lagian lu ngapain sih ngikutin gua mulu?" Mahasiswi itu pun sontak terkena hantaman pernyataan dari seorang Mahasiswa yang dipanggil Bang Sat itu.
"Ye... lu mah gak ada manis-manisnya sih jadi cowok."
"Lah, daripada elu! Jadi cewek gak ada lembut-lembutnya. Gak ada akhlak lagi, ya ampun!"
"Ish! Bang Sat jahat, Dede Emesh gak mau main sama Bang Sat!"
"Alhamdulillahirabbil 'alamiin!"
"Bang Sat fucek!"
"Dah lah! Gua mau ke Masjid, lu mau ikut kagak?"
Mahasiswi dengan sebutan Dede Emesh itu hanya melongo, 'tak berkutik sama sekali.
"Hilih, bocah! Ya udah kalo gak mau, pergi sono! Bukan malah membatu kek gitu." Pemuda dihadapan Mahasiswi itu dibuat greget olehnya.
"Gua cabut-t..."
"Eh, iya... iya! Dede Emesh mau ikut. Tapi entar kalo Dede Emesh ketiduran, gendong sampe rumah, ya! Ya-ya-ya!" Mahasiswa di hadapannya dibuat bergidik ngeri untuk ke sekian kalinya.
"Ya Tuhan, kenapa Engkau menciptakan kutil gajah hidup di sampingku? Sungguh ini sangat mengerikan!"
"Bang Sat kok jahat banget, sih! Masa Dede Emesh dibilang kutil gajah hidup! Dede Emesh marah sejam nih...." Mahasiswi itu menampilkan wajah merajuk dengan pipi yang dibuat gembul merekah. Hingga Satria 'tak kuasa menahan tawa.
"Ini kita jadi pergi ke Masjid kagak? Dasar Drama queen!"
"Gak tahulah, Dede Emesh mau ke kantin aja, laper lihat Bang Sat! Pengen aku hiiiihhhh!" Mahasiswi itu memasang muka greget dengan kedua jari tangan seperti ingin mencakar wajah Mahasiswa di depannya.
Dengan langkah berat dan pijakan kaki yang dihentakkan dengan keras, Mahasiswi dengan embel-embel nama Dede Emesh itu berlalu, namun tatapannya masih dihadapkan dengan tajam pada Satria. Hingga...
Bugh!
"Aww!" Mahasiswi itu berhasil menabrak seorang pemuda yang hendak berjalan melewati mereka berdua.
Rintihan Mahasiswi itu terdengar jelas menggelegar mengisi halaman kampus.
"Ya ampun, lu kalo jalan lihat-li... eh, aku gak sakit kok, nggak! Kamu gak papa, 'kan? Hehe!" Niat untuk memaki dan memarahi pemuda yang 'tak sengaja ditabraknya diurungkan. Ketika ia lihat pemuda itu adalah seseorang yang ia idamkan secara diam-diam.
"Ya ampun, apakah Dede Emesh sudah berada di Surga? Kok, bisa ada Aa Bidadara sih, di sini?" Tangannya 'tak henti ditamparkan pada pipi merah merekahnya sendiri.
Sayangnya, pemuda yang ditabraknya malah berlalu tanpa si empunya wajah yang mulai memerah.
"Hahaha... mampus lo dicuekin sama dia! Lagian lu si kecentilannya masyaallah. Sampe nabrak orang segala! And than, apa tadi? Lu di Surga? Yakali malaikat Atid kena typo saat nulis dosa-dosa lu hanya karena tabrakan sama tuh cowok!" Satria dengan puasnya menertawakan kekecewaan Mahasiswi di hadapannya.
"Eh, Bang Satriaaa...!" ucapnya dengan memasang muka memelas.
"Wah-wah! Tumben lu manggil gua Bang Satria. Kok, perasaan gua mulai gak enak nih."
"Bang Satria kenal, 'kan sama cowok tadi!? 'Kan-'kan-'kan!" Mahasiswi itu memelas dengan wajah yang dimanis-maniskan.
"Iye, kita sekelas, emang nape?" jawabnya malas.
"Uwah, kebetulan banget! Bang Satria pasti punya kontak WhatsApp-nya, 'kan? Minta, dong!"
"Nah, 'kan bener felling gua. Lu manggil gua Bang Satria cuma pas butuhnya doang." Satria menunjukkan wajah kesalnya.
"Bang Satria yang baik hati, murah senyum, dan pandai menabung... tolong Dede Emesh, dong! Minta kontaknya aja, kok!" Lagi, Mahasiswi itu memasang wajah memelasnya.
"Buat apa, Dede Emeshku...?"
"Dede Emesh pengen PDKT-an sama si Aa Bidadara, Bang! Boleh, ya?!"
"Hahaha, lol! Yakali tuh cowok mau sama cewek yang gak ada akhlak kayak lo!"
"Lah, kok, gitu sih, bang?" Kecewa.
"Lu gak tahu? Dia itu demennya sama Ukhty yang kelakuannya lembut. Bukan kayak lo yang barbar-nya dah mencapai tingkat maksimum!"
"Hm... terus gimana, dong?" Cemberut.
"Gua tahu caranya...." Satria memasang senyum penuh kelicikan.
***
"Bang!"
"Hmm...?"
"WOY, BANG SAT!" Mahasiswi dengan embel-embel nama Dede Emesh itu mulai kesal pada kelakuan Satria di depannya. Karena Satria masih pelanga-pelongo mengedarkan matanya mencari sesuatu.
"Apaan, sih, lo? Bawel bener, bisa gak, diem sebentaaar aja? Pusing gua!"
"Ya lagian, lu mau bawa gua kemana, sih? Dari tadi malah muter-muter pasar kumuh kayak gini. Kulit Dede Emesh jadi gatel ini!" Menggaruk kulit tangannya.
"Lu mah belum mandi, makanya gatel!"
"Ish, Abang! Serius ini! Kita mau kemana?"
"Lu 'kan mau PDKT-an sama si Aa Bidadara lo itu... nah, sekarang gua ngajak lo ke Pasar buat beli baju gamis. Ntar lu--"
"WAIT! A-APA? BAJU GAMIS?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukhty Barbar Bikin Iman Akhy Ambyar [TELAH TERBIT]
Novela JuvenilBerawal dari hijrah dengan niat yang salah. Mencari perhatian dan cinta dari seorang Aa Bidadara dengan merubah diri menjadi seorang Ukhty tertutup seperti pada umumnya, berusaha keluar dari penampilan sangar. Tapi, kok ... malah jadi barbar? Terlep...