PART 17

121 5 3
                                    

"Cer woy".

Tepukan dari belakang membuat Ceria menelan satu bakso sekaligus Tanpa di kuyah. Otomatis tangannya meraba raba ke depan meminta minumannya.

Kedua sahabatnya pun tertawa terlebih dahulu sebelum membantu Ceria.

Ketika tenggorokannya sudah lebih bail dia langsung menatap sang pelaku yang hampir membunuhnya.

"Sorry" ucap nya sambil menggaruk garukan kepalanya yang bahkan Ceria yakin tidak ada kutunya sama sekali.

"Ngapain sih lo ngga suka gue hidup yah"

"Setengah engga seperempat suka" jawabnya dengan cuek.

Ceria yang mendengarnya pun langsung melayangkan cubitan mautnya.

"Ah perih anjing" balas ora tersebut yang langsung menjambak rambut Ceria yang kebetulan hari ini dia ikat menjadi satu.

"Astaga rambut ala Syahrinikuh" ujar Ceria yang merasakan rasa pedas di kulit kepalanya.

Tanpa aba aba Ceria langsung melayangkan tendangannya ke junior Taufik si ketua kelasnya tak perduli dia sekarang menjadi tontonan di kantin dan menjadi pusat perhatian.

"ANJINGGG".

Pekik Taufik langsung saja melepaskan jambakannya dan terduduk di lantai. Ceria yang melihat nya pun senang bukan main.

"Aw" Ceria kembali merasakan jambakan di rambutnya dan ketika dia melihat ke belakang ternyata sang ketua osis muka aspal yang tengah menarik rambutnya.

"Lepas njir, lo mau gue tendang junior lo juga" ancamnya dan sudah melayangkan kakinya ke depan.

"Ikut gue".

Langsung saja Rama menarik Ceria dan meninggalkan kantin yang telah di buatnya menjadi onar.

"Mau kemana sih om ?".

Ceria mencoba bertanya tetapi yang di dapat hanya lah angin yang seolah mengejaknya.

Merasakan genggaman di tangannya membuat nya merasakan sakit.

"Lo di kasih makan beton tiap hari yah makanya tangan gue melepuh di genggam lo terlalu lama".

Lagi lagi yang Ceria dapat hanya lah kekosongan.

Al hasil Ceria diam saja dan menurut kemana cowok ini akan membawanya pergi.

Meskipun Rama tak menyahuti ucapan Ceria tetapi Ceria merasakan tarikan di tangannya mulai mengendor.

Ketika sudah di depan pintu ruangan Ceria baru menyadari bahwa es batu membawanya ke studio musik tapi untuk apa ?.

"Ngapain ?" Tanya Sisil.

Kakinya mengikuti Rama yang sedang berjalan di depan nya.

"Duduk" tunjuknya kepada kursi yang berhadapan dengan piano.

Sisil yang tak mengerti pun hanya menuruti kemauan Rama.

Dan ketika baru duduk Ceria baru mengetahui bahwa kursi itu bisa berputar tanpa pikir panjang langsung saja kursi tersebut menjadikannya mainan.

"Kok berenti" tanyanya dengan diri sendiri dia sibuk menutup matanya untuk menikmati rasa yang ada wk :v.

Ketika kedua matanya terbuka hal pertama adalah mata hitam Rama yang menatap nya dengan tajam.

Posisi Rama yang sedang duduk di hadapan Ceria dan cuma terhalang sebuah piano membuat jantung Ceria lomba marathon seketika.

"Jantung gue" ucap Sisil dalam hati.

"Kok jadi gini sih, sial" umpat Rama dalam hatinya.

Ketika alam sadar merenggut Rama terlebih dahulu langsung saja di turunkannya tangannya yang berada di atas kepala Ceria karena bermaksud tadi unruk menghentikan putaran kursinya.

"Ekhem" deheman dari Rama menarik Ceria dari alam lamunannya seketika tangannya menuju ke arah dada memastikan dia tidak punya riwayat jantung.

"Mau lagu apa ?" Tanya Rama.

"Hah" jawab Ceria dengan bingung.

Rama pun mendengus kesal bagaimana bisa sosok seperti Ceria yang teman temannya jadikan tantangan apakah di Purnama tidak ada yang lain.

Yang lebih waras dari Ceria tentunya.

"Latihan"

Mendengar Rama menyebutkan kata latihan membuat nya sekarang paham apa yang cowok itu mau.

"Oh ya udah ayok".

" lagu ?" Tanya Rama karena dia tak mau ambil pusing kalau pilihanmya tidak sesuai dengan keinginan Ceria jadi lebih baik cewek itu saja yang memilih.

My Crazy GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang