[...]
Dia itu pekerja keras. Kalau ada kerja kelompok dia berusaha agar memberikan yang terbaik dalam kelompok nya. Aku beberapa kali menemaninya kerja kelompok. Termasuk tadi.
Dan sesuatu membuatku tertampar. Ah aku merasa ... Geli.
—19 April DY Ljn
•••
Jeno memotong kain dihadapan nya teman-temn nya yang lain juga sibuk dengn pekerjaan masing-masing. Mereka ada tugas kesenian dan tentu saja hal ini keahlian teman sekelompok Jeno, yaitu Renjun. Jeno hanya bisa mematuhi perintah Renjun dan berusaha melakukan sebaik mungkin.
Tentu saja kerja kelompok ini, Jeno mengajak pacarnya. Pacar nya ada disebelah Jeno saat ini, dia sedang bemain game online di ponsel Jeno. Main mobile legend. Sejujurnya mereka berdua sering main bareng kalau senggang. Jeno ingin sekali melihat pacarnya bermain tapi dia urungkan karena tugas kelompok ini.
Gadis itu menggerutu karena mati ditangan musuh dan team nya kalah.
Jeno tersenyum kecil. Pacarnya mengembalikan ponsel Jeno. Jeno mengangkat kedua alisnya bingung.
"Kenapa?" Tanya Jeno.
"Ga asik."
"Karena kalah?" Jeno mengerjapkan matanya.
"Karena main nya sendirian. Ah cepat selesaikan kerjaan mu. Lalu aku bisa tidur dirumah." Gerutu gadis itu lagi. Jeno menyipitkan matanya. Gadis itu masih saja memasang wajah sebal. Suasana hatinya seperti nya tidak baik.
Jeno berdiri dari duduk nya lalu beranjak menemui Renjun. Gadis itu bisa melihat Jeno dan Renjun yng mendebatkan sesuatu, berakhir ketika Renjun mengangguk. Renjun menghampiri pacar Jeno sedangkan Jeno pergi ntah kemana.
"Kemana Jeno?" Renjun melihat kearah pacar Jeno.
"Mau kebelakang katanya." Gadis itu menyipitkan matanya. Maksudnya belakang itu... Toilet?
"Ngapain?" Renjun tersenyum tipis.
"Gak tau. Ngomong-ngomong Jeno itu sesuka itu sama kamu." Renjun nyengir.
"Suka? Aku?"
"Kalian sudah 3 tahun kan? Kalian juga gak pernah berantem. Kamu juga jarang kenal semua teman Jeno. Kamu sama Jeno juga gak pernah saling salah paham karena orng ketiga atau sejenisnya." Renjun mulai menghitung betapa awet nya hubungan Jeno dengan pacarnya. Benar-benar hubungan yang langgeng.
"Kenapa kamu bilang gitu tiba-tiba?" Tanya gadis itu.
"Ah kenapa ya? Mungkin karena itu kenyataannya." Renjun tersenyum tipis setelah itu Jeno terlihat berlari kearag mereka berdua dengan membawa kantong plastik.
"Dia cepet banget. Wkwkwk... Yah, semoga kamu mengerti." Renjun berdiri dari duduknya dan pergi begitu saja. Jeno dengan terengah-engah menghampiri pacarnya.
"Aku beli ice cream." Kata Jeno. Pacarnya semakin tidak paham dengan apa yang Jeno lakukan.
"Kamu lagi pms kan? Biasanya obat mu kan ice cream." Kata Jeno sambil membuka kan bungkus ice cream nya. Lalu dia memberi nya ke gadis itu.
Mata gadis itu mulai berkaca-kaca. Dia menggeleng dengan cepat dan mengambil ice cream yang diberikan Jeno. Gadis itu tersenyum berterimakasih pada Jeno.
"Terimakasih, Jeno." Ujar gadis itu. Jeno tersenyum manis lalu mulai duduk disebelah gadis itu sambil melakukan pekerjaan nya kembali. Jeno hanya membeli 1 ice cream dan itu hanya untuk pacarnya.
Gadis itu menghela nafas, ucapan Renjun benar. Kenyataan.
[...]
Kenyataan nya bahwa....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You [You × Jeno] ✔
FanfictionKaki ku melangkah jauh kedepan. Menggenggam angan yang tidak pasti bisa ku capai. Seperti halnya kapas yang menghiasi langit, kamu hanya sekadar ada untuk memperindah dan akhirnya pergi menyisakan kenyataan. Kamu adalah mimpiku yang dihapus hujan.