[...]
Hatiku mulai menghangat saat Jeno mengatakan itu. Tapi sisi lain aku juga merasa takut.
-20 April DY Ljn
•••
Bunyi bel sekolah nyaring menyeruak keseluruh penjuru sekolah, menandakan untuk istirahatnya waktu belajar mengajar. Jeno yang sudah siap untuk pergi keluar pun tidak henti-henti nya tersenyum.
Kaki nya langsung meranjak pergi keluar kelas.
"Jeno." Jeno menoleh mendapati Haechan yang berlari kearah nya.
"Nitip minum ya?" Jeno memasang wajah kesal.
"Aku gak balik kelas. Bye Haechan." Jeno langsung berlari begitu saja, Haechan menatap punggung teman nya itu agak kesal. Ketemu pacar nya lgi itu.
Akhir-akhir ini Jeno jarang melihat pacarnya itu. Selain karena mereka beda kelas, mereka juga beda club disekolah. Dan akhir-akhir ini memang mereka berdua tidak pernah bertemu.
Gadis yang dicari Jeno berdiri di depan kelas nya memandang langit dari balkon depan kelas nya. Untung saja kelas Jeno dan pacarnya masih 1 lantai. Jadi Jeni tidak perlu naik dan turun tangga.
Jeno ingin mengejutkan gadis itu tapi gadis itu sudah menoleh melibat Jeno. Jeno jadi nyengir gak jelas.
"Apa?" Tanya gadis itu penasaran.
"Kamu... Gak kangen aku?" Gadis itu menatap Jeno agak lama lalu dia melihat kearah langit lagi.
"Lah gak dijawab." Jeno menyandar dipagar balkon sambil menatap pacarnya itu.
"Kangen kok." Ujar gadis itu dengan tatapan datar. Jeno menyipitkan matanya, kenapa terkesan tidak ikhlas seperti itu?
"Jeno... Kenapa awan bisa begitu cantik?" Pertanyaan random keluar dari mulut pacarnya. "Mereka mengitari langit, bergerak dengan indah disana. Walau mereka selalu di permainkan oleh angin dan gravitasi tetap saja mereka cantik sekali."
"Kamu juga cantik kok." Gadis itu menghela nafas nya.
"Karena aku cewek." Gadis itu menggerutu. Jeno memandang langit juga.
Jeno tidak tahu ada apa dengan pacar nya ini, tiba-tiba saja dia jadi sensitif seperti sekarang.
"Mau bagaimana pun, apa pun yang kamu pikirkan. Apapun yang mengatur awan itu... Mereka tetap lah mereka. Mereka indah karena memang itulah mereka." Jeno menatap jauh kelangit sana, ntah mengapa ucapan Jeno itu membuat pacarnya merasa perih. Gadis itu tanpa sadar mengeluarkan air matanya.
Jeno melihat gadis itu lalu terkejut.
"Ke- kenapa?" Jeno buru-buru mendekati pacarnya. Tapi pacar ny langsung mengusap air matanya. Lalu tersenyum.
"Benar, mau bagaimanapun mereka diatur. Mereka keindahan itu sendiri." Gadis itu kembali merasa sakit tapi dia masih tersenyum.
Jeno terpana dengan hal ini. Rasanya Jeno tidak bisa mengatakan apapun terhadap pacarnya. Pacar Jeno menarik tangan Jeno lalu menulis sesuatu dengan jari nya. Jeno menatap pacarnya terkejut.
"Aku..." Pacarnya nyengir.
"Belikan aku minum dong, aku haus."
Gadis itu berjalan duluan menuju kearah kantin, Jeno melihat punggung pacarnya lalu melihat kearah tangannya.
"Awan?"
[...]
Aku diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You [You × Jeno] ✔
FanficKaki ku melangkah jauh kedepan. Menggenggam angan yang tidak pasti bisa ku capai. Seperti halnya kapas yang menghiasi langit, kamu hanya sekadar ada untuk memperindah dan akhirnya pergi menyisakan kenyataan. Kamu adalah mimpiku yang dihapus hujan.