Aku merebahkan diri dikasurku yang tercinta setelah menyelesaikan makan malamku. Kuraih handphone yang tergeletak disamping bantal dan membuka aplikasi WhatsApp. Alay Squad. Nama grup baruku di WhatsApp yang menampung anak-anak alay sungguhan. Tujuh ekor doang tapi ributnya minta ampun, batunku sambil terkekeh. Aku membuka room chat grup itu. Mataku terpaku pada satu-satunya chat yang amat sangat jarang sekali muncul dalam setiap pembicaraan. Meldian. Nggak ada sinkron-sinkronnya sama Iyan. Tuh nama nemu dimana yah? Aku membuka room chat baru dengan nama Iyan dipojok kiri atas layar. Room chat itu masih kosong, bersih. Tak ada satu chat pun yang masuk sejak pertama kali kusimpan nomornya dikontakku. Jariku mulai mengetik beberapa kata.
Hai, Yan..., lalu kuhapus. Terlalu alay, norak, sok akrab.
Selamat malam, Yan, kuhapus lagi. Terlalu formal, kaku, sok berwibawa.
Aku menghembuskan napas panjang. Hatiku gelisah tanpa sebab. Aku ingin berbicara dengannya, menanyakan kabarnya atau apa kesibukannya dirumah. Aku ingin mengenalnya lebih dekat, seperti teman-temannya yang lain. Aku ingin dikenalnya. Ih apaan sih, Ra! Jual mahal dong, kataku pada diri sendiri. Aku menutup aplikasi itu dan mengurungkan niatku untuk mengiriminya pesan duluan. Tiba-tiba sebuah notifikasi Facebook muncul. Aku dan Lisa ditandai disebuah komentar. Aku segera mengeceknya. Ini kan? Pengumuman hasil tes! Aku langsung melompat dari kasur dan berlari ke kamar nenekku. Aku mengetuk pintu kamarnya dengan tidak sabaran. Tak lama kemudian nenek membuka pintu.
"Ada apa sih, Ra?" tanya nenek.
"Hasil tesnya, Nek. Udah keluar nih."
"Terus gimana?"
Aku mencari-cari namaku diantara banyak nama yang berhasil lolos. Namaku tertera pada deretan dengan nomor 13. Aku melompat-lompat kegirangan.
"Lolos, neeeekkkkkk!" teriakku.
"Baguslah. Belajar yang baik yah."
Aku beranjak keluar dari kamarnya dan duduk disofa di ruang tamu. Kupelototi lagi daftar nama yang berhasil lolos tes masuk. Aku berusaha untuk menemukan satu nama, tapi semakin kucari semakin ciut hatiku. Lima kali kucari tapi tidak kutemukan nama Iyan dalam daftar. Aku kembali membuka WhatsApp. Kubuka room chat grup dan mulai mengetikkan beberapa kata.
Me:
Guys, udah liat pengumuman belum?Lisa:
Udah dong! Aku loloooossssss....Michele:
Aku belum liat :( Liat dimana sih?Jane:
Udah keluar kah?Lisa:
@Michele Liat postingan kampus di Facebook.
@Jane Udah. Cepetan cek.Me:
Ada yang tau nama lengkap Iyan nggak?Michele:
Yang kutau cuma Meldian.Aku memutar otak untuk berpikir. Sekali lagi kubuka postingan itu untuk mengecek apakah namanya benar-benar tidak ada atau mungkin tidak sengaja terlewatkan.
"Sial! Nggak ada. Cuma ada yang namanya Melania nih." makiku kesal.
Dengan berat hati kubuang rasa gengsiku dan mulai mengetikkan pesan pada Iyan.
Yan, tulisku singkat. Centang satu, pertanda tidak terkirim.
Yaaannnn, kucoba lagi tapi nasibnya tetap sama.
"Nggak aktif ternyata. Buang-buang waktu aja tadi sampe mikir keras mau nge-chat apa padahal dianya nggak aktif." keluhku.
Kalo WhatsApp nggak aktif, mending telepon langsung aja kali yah, pikirku. Aku pun segera mencari namanya pada daftar kontak dan menekan tombol untuk memanggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars
RomanceCinta datang kapan saja. Hadir tanpa perjanjian. Tinggal tanpa persetujuan. Pergi tanpa permisi. Cinta tidak pernah memilih. Cinta tidak pernah berencana kepada siapa dia akan bersandar. Tidak juga denganku! Maka kamu tidak bisa menyalahkanku sebab...