Hari Minggu yang ditunggu Sheila akhirnya datang juga. Kemarin Adit bilang jika ia yang akan menjemput Sheila, namun entah dorongan darimana Sheila tiba-tiba ingin langsung ke rumah Adit.
Pukul sembilan tepat, Sheila berangkat dari rumahnya menuju kediaman Adit menggunakan mobilnya, diantarkan oleh sopir pribadinya. Tentunya Sheila sudah meminta izin kepada Emmi, bahwa ia akan menemui Adit. Emmi langsung mengizinkan, ia sendiri tidak mau mengekang Sheila seperti dahulu.
Sheila melepaskan sabuk pengamannya, ia turun dari mobilnya. Rumah Adit tampak sepi dari luar, Sheila pun bergegas memencet bel. Tidak lama menunggu, seorang cewek datang untuk membukakan pintu pagar. Mata Sheila membelalak terkejut, melihat Rebecca berada disini. Sama halnya dengan Sheila, Rebecca lebih kaget. Melihat Sheila berada di depan rumahnya sepagi ini. Ada keperluan apa memangnya Sheila kemari?
"Sheila?" Suara Rebecca canggung. Sheila tersenyum tipis, ia memang tidak tahu hubungan antara Rebecca dan Adit, sampai-sampai Sheila mendapati sosok Rebecca berada disini.
Dengan tergesa-gesa, Sheila hendak beranjak tapi tangan Rebecca lebih cepat meraih tangan Sheila.
"Shel, dengerin dulu penjelasan dari gue!" ujar Rebecca mencoba menjelaskan.
"Lepasin!" Sarkas Sheila meronta agar tangannya dilepaskan.
Rebecca menggelengkan kepalanya kuat, Sheila salah paham dengan semua ini. "Shel, dengerin gue dulu plis!"
"Apa? Bukannya ini udah jelas, Re?" geram Sheila.
"Makanya dengerin dulu. Lo salah paham!" pekik Rebecca. Tangannya itu masih memegang tangan Sheila.
Adit mendengar keributan di luar rumahnya. Dengan langkah tergesa ia keluar, untuk melihat apa yang tengah terjadi. Mata Adit pun melebar sempurna mendapati kehadiran Sheila disini. Pasalnya ia yang akan menjemput Sheila nanti, namun bagaimana Sheila tiba-tiba disini? Itu tidak penting, lebih baik lagi jika Adit segera menghampiri Rebecca dan Sheila. Lalu menjelaskan yang sebenarnya.
Sheila menghempaskan tangan Rebecca kuat, hingga Rebecca hampir terjatuh. "Ini udah jelas, Re!" kata Sheila tegas. Ia membalikkan badannya hendak beranjak dari tempat ini. Sheila tidak tahu mengapa dirinya seperti ini, hatinya sakit untuk menerima semua ini.
"Sheila tunggu!" seru Adit mencoba menghadang Sheila.
"Minggir. Gue mau pulang!" tegas Sheila. Karena Adit tengah mengadangi jalannya.
"Kak Adit, tolong jelasin ke Sheila. Ini semua salah paham!" pinta Rebecca berkaca-kaca.
Pergerakan Sheila terhenti begitu saja, ia membeku dikala mendengarkan Rebecca memanggil Adit dengan sebutan 'Kak'. Sheila semakin dibuat bingung olehnya.
"Sheila kamu dengerin dulu ya," tukas Adit.
"Rebecca itu adik aku." Penuturan Adit ini membuat Sheila tidak bisa berkutik.
Rebecca mengangguk mengiyakan, "Iya Shel. Adit itu Kakak aku, kita bersaudara sekarang."
Tatapan dingin Sheila menuju Rebecca. Ia benar-benar tidak menyangka akan semua ini, jadi Rebecca meyembunyikan semua ini darinya? Alasan apa yang membuat Rebecca berbuat seperti ini?
"Mendingan kita bicara di dalam rumah aja." Putus Adit menarik tangan Sheila menuju rumahnya, sedangakan Sheila masih terdiam. Ia terkejut dengan semua ini.
"Kalau kamu gak percaya, kamu bisa liat foto keluarga kita di situ." Ucap Rebecca meyakinkan Sheila seraya menunjuk sebuah foto dengan figura besar, terlihat di foto itu di sebuah pernikahan. Di dalamnya ada Risa, Feri— Papanya Rebecca serta Rebecca dan Adit. Sheila masih tidak percaya dengan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nerd Boy
Teen FictionAdit, cowok pintar, kesayangan guru, si kutu buku, dan terkenal karena kepintarannya. Akan tetapi, menurut Sheila. Adit baginya seperti boneka nya yang selalu ia permainkan. Sheila, cewek yang terkenal karena kenakalan nya. Namanya pun kerap me...