Setelah pertemuan yang tidak disengaja itu, akhirnya mereka memutuskan untuk berbicara di cafe terdekat. Mereka duduk berhadap-hadapan, tetapi tatapannya kearah para pejalan kaki diluar jendela cafe.
"Eum bagaimana kabarmu?" Dengan segala kecanggungan, Jaehyun memberanikan diri memulai percakapan.
"Seperti yang kai lihat" jawab yang lebih muda dengan senyum tipisnya, sambil menatap Jeno yang sedang bermain dengan Kun dan Renjun, dimeja yang berbeda.
"Dan kau?" sebenarnya Winwin tak perlu menanyakan hal itu, dia sudah tahu betapa kacau pria dihadapannya ini.
"Buruk" lirihnya dengan menatap mata Winwin yang juga sedang menatapnya.
"Semenjak kau pergi dari hidupku" lanjutnya dengan mengingat betapa hancurnya dia."Maafkan aku Jae" hanya itu yang bisa Winwin ucapkan, mungkin itu tak seberapa dengan keterpurukan Jaehyun selama ini. Winwin menatap wajah yang masih -tetap- tampan itu, tak ada yang berubah, kecuali tubuh Jaehyun yang lebih kurus.
"Pasti kau sudah bahagia sekarang" Jaehyun menatap Jeno yang sedang melambaikan tangan kearahnya. "Kau punya anak yang tampan serta pintar, dan pastinya suami yang menyayangimu" Jaehyun tersenyum miris, sedangkan Winwin terbelalak tak percaya.
"Oh iya, dimana suami mu? apa dia sedang bekerja? ohh kau kesini karna menemani suamimu bekerja kan?" pertanyaan berturut-turut dari pria tampan itu, membuat Winwin pusing sekaligus ingin tertawa. Bagaimana bisa dia menikah lagi, jika hatinya masih dipenuhi oleh namanya.
"Jeno" panggil Winwin kepada anaknya, yang duduk tak jauh dari mereka. "Sini Jen" Jeno menghampiri mamanya.
"Ada apa ma?" tanya Jeno tak sabaran. Melihat muka malas Jeno, Winwin terkekeh kecil dan sedikit melihat Jaehyun lalu menatap anaknya lagi.
"Jeno, kamu selalu menanyakan siapa papa kamu kan?" mendengar omongan Winwin, Jeno langsung bersemangat, berharap bertemu sang papa. Sedangkan Jaehyun sangat bingung, sejak tadi dirinya menyimak percakapan antara ibu dan anak tersebut."Iya ma, apa Jeno akan bertemu papa?" tanya Jeno bersemangat, Winwin menganggukan kepalanya membuat Jeno semakin mendesaknya untuk memberitahu dimana papanya.
"Kau sudah menemuinya Jeno" perkataan Winwin semakin membuat dua manusia tampan yang berbeda usia tersebut bingung. "Jeno, yang didepanmu adalah papa mu" Winwin menatap Jaehyun yang sedang banyak pertanyaan dibenaknya. Sedangkan Jeno, senyum lebarnya tak usai sejak tadi sambil menatap wajah papa nya, mungkin sebentar lagi giginya akan kering jika dia masih seperti itu.
"Jae... ini anakmu. Maaf jika selama ini aku menyembunyikan Jeno dan aku kembali ke sini, untuk mengatakan semua hal ini" jelas Winwin takut-takut.
Takut jika Jaehyun tak mempercayainya, tapi apa yang Jaehyun katakan selanjutnya nya membuat Winwin senyum begitu manisnya. Jaehyun mensejajarkan tubuhnya dengan sang anak, mengelus rambut hitamnya.
"Jeno. Peluk papa, nak" ucap Jaehyun dengan mata yang berkaca-kaca. Rasa bahagia memenuhi diri Jaehyun, rasanya kekuatan dirinya kembali lagi. Winwin menangis terharu melihat kedua jagoannya berpelukan, menyalurkan kerinduan yang sudah lama terpendam.
"Mama" Jeno mengulurkan tangan kecilnya dan disambut oleh Winwin. Jeno menarik Winwin, untuk bergabung dengan mereka bertiga. Jaehyun menatap Winwin dengan penuh cinta sebelum memeluk kedua kesayangannya lagi.
Kun yang melihatnya tersenyum sangat bahagia, melihat ketiga orang tersebut berpelukan dengan senyum yang tak pernah luntur dari ketiganya. Sedangkan Renjun sudah menangis haru dan ditenangkan oleh Kun disebelahnya.
"Mereka begitu manis ge" ucap Renjun dengan suara serak akibat menangis, sedangkan Kun hanya mengangguk sambil mengelus rambut Renjun.
"Ini saatnya mereka bahagia" gumam Kun
•
•
•
•
•
Saat ini Jaehyun sedang berada di kamar hotel, tempat Winwin menginap. Sedangkan Kun dan Renjun sudah masuk ke kamar mereka sendiri terlebih dahulu."Letakan disitu saja Jae" bisik Winwin, karena Jeno sedang tidur digendongan papa nya. Sejak tadi Jeno tak mau lepas dari sang papa sampai-sampai Winwin tak dihiraukan Jeno, mungkin karena ini pertama kalinya mereka bertemu.
"Makasih Jae" ucap Winwin dengan senyuman manisnya. Membuat debaran jantung keduanya muncul lagi.
"Tak perlu berterima kasih, aku sangat bahagia menghabiskan waktuku dengan Jeno dan juga kau" ucapan Jaehyun mengecil dibagian akhir, tapi masih dapat didengar oleh Winwin, membuat pipinya merona seperti remaja yang sedang kasmaran.
Keheningan tercipta kembali, Jaehyun yang duduk dipinggir kasur sambil mengelus rambut sang anak agar tidurnya lebih tenang, sedangkan Winwin berada di sisi sebelahnya lagi.
"Ekhem" Jaehyun sengaja berdehem sebelum melanjutkan kalimatnya. "Bagaimana kau bisa-" Jaehyun bingung melanjutkannya "Kau eum" seakan mengerti yang Jaehyun ingin tanyakan, Winwinpun menjelaskan.
"Mungkin kau tak akan ingat ini Jae. Tapi malam itu, entah mengapa aku berjalan menuju bar. Saat aku ingin keluar, aku melihat mu Jae. Kau sangat buruk malam itu, dan mabuk berat." Jelas Winwin mengingat malam itu, dan Jaehyun terkejut mendengar penuturan Winwin.
"Akhirnya aku membawa kau pulang ke apartementmu dan yaa, kau melakukan hal itu padaku" lanjut Winwin semakin membuat Jaehyun terkejut dan merasa bersalah.
"Aku sangat marah kepada kau Jae, sampai akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke negara asalku" Winwin mengambil nafas sebentar sebelum melanjutkan ceritanya. "Aku sangat takut, tapi beruntungnya keluarga ku mau menerima keadaanku. Tapi setelahnya aku sadar, bahwa ini bukan sepenuhnya salah mu, Jaehyun. Kau dalam keadaan tidak sadar malam itu, tapi dengan egois dan kemarahan ku, aku malah menyembunyikan Jeno darimu" jelas Winwin dengan mata yang sudah mengelurkan cairan bening, dan tanpa Winwin sadari, sang pria gagah sudah duduk didepannya.
Jaehyun memeluk Winwin erat, menghirup aroma tubuh si cantik yang telah lama dirindukannya. "Hiks Jae, maafkan aku" sesal Winwin dan menyembunyikan wajahnya di dada sang dominan.
"Sstt... Ini bukan salah kamu Winnie" ucapnya lembut tepat ditelinga Winwin. "Ini salahku Win, aku mencintaimu tapi dengan bodohnya aku menepis semua perasaan itu dan mendekati Jungwoo. Dan aku telah membuatmu menderita dengan mengasuh anak ini sendirian sejak kecil" lirih Jaehyun, nada menyesal sangat terdengar di indra pedengaran Winwin.Jaehyun mengendurkan pelukan mereka, dan menatap wajah cantik yang sembab itu. "Apa kamu mau merawat Jeno dengan ku mulai sekarang?" tanya Jaehyun dengan mata yang penuh harap. "Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang Win, aku tau kamu masih marah denganku atau mungkin kamu akan kemba-"
Cupp~
"Sudah berbicaranya tuan Jung?" kekeh Winwin melihat wajah shock Jaehyun setelah dia cium bibir lelaki itu. "Aku tidak akan kembali, dan aku mau merawat Jeno dengan kamu" ucapnya malu-malu, membuat Jaehyun gemas dengan tingkah ibu dari anaknya eum mungkin akan menjadi istinya.
"Jadi?" Winwin menaikan satu alisnya. "Kau ingin menikah dengan ku?" tanya Jaehyun to the point.
"Tidak" jawab Winwin, tatapan Jaehyun berubah sendu tapi tetap dia paksakan tersenyum.
"Baiklah, tak apa. Aku pah-"
Cupp~
"Aku hanya bercanda tuan Jung" sekali lagi, Winwin mempermainkan Jaehyun yang sudah gemas dengan kelakuannya.
"Kamu tak bisa bercanda dengan ku nyonya Jung" ucap Jaehyun dengan smirk yang euh agak menyeramkan.
TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU [✔]
FanfictionHanya kisah dua orang pemuda yang tak menyadari perasaannya masing-masing. [ Jaehyun × Winwin ] -• -• ! Warning ! b×b // yaoi Mpreg •[ 02/07/2020 ]•