Keesokan harinya, Stevy sedang mencoba merentangkan tangannya dan berdiri tegap. Tentu luka parah butuh waktu pemulihan yang serius dan dalam jangka panjang.
"Haihh.. kenapa hidupku sial sekali di sini? Selalu saja menderita!!" Keluh Stevy memelas.
Tanpa Stevy sadari, Cufeng datang dan mendengar keluhannya tersebut. Ia pun langsung menyauti ucapannya yang begitu putus asa.
"Benarkah? Kau menderita hidup di sini?" Ujar Cufeng.
Stevy terkejut dan lekas membalikkan tubuh menatap cufeng. Rupanya dia mendengar semua kata-kata barusan dan itu membuat Stevy malu sembari menunduk.
"Jadi, kau menyesal tinggal di sini?" Tanya Cufeng.
"Tidak! bukan begitu, aku..." Ujar Stevy menyangkal semua ucapan buruknya tadi, namun kembali terdiam dengan rasa bersalah.
"Pufft, hahaha! Kenapa kau jadi takut padaku? Santai saja, aku hanya bercanda!" Canda Cufeng.
Raut wajah Stevy berubah cemberut saat menatap Cufeng. Yijiu yang baru keluar dari dapur menyadari kedatangan Cufeng dan kemudian ikut bergabung.
"Cufeng? Kau ke mana saja? Akhir-akhir ini kau jarang menengok kami. Semenjak tinggal di Ling su, kau sibuk sekali ya? Saat di desa wuxi kau selalu datang untuk melihat keadaan Yunxi.." Ujar Yijiu dan Stevy hanya diam memalingkan wajah.
"Sebenarnya, aku sedang berusaha membuat diriku sibuk dengan berbagai pekerjaan agar bisa melupakan Yunxi, agar aku tidak semakin berharap padanya.." Batin Cufeng, kemudian tersenyum menatap Stevy yang sedang berlagak kesal.
"Hm.. Cufeng, ada apa dengan senyuman tipismu itu?" Ujar Yijiu menggodanya.
"Tidak ada!!! Kau ini! oiya, aku datang untuk memberikan ini, obat untuk Yunxi, ku dengar lukanya cukup parah, ini akan membantu menyembuhkan luka dengan cepat." Ujar Cufeng sambil menatap Stevy.
Sedangkan Stevy hanya tertunduk malu dan Yijiu tersenyum lucu melihat tingkah mereka berdua yang saling canggung.
"Baiklah.. sini obatnya, akan kubuatkan untuk Yunxi sekarang." Ujar Yijiu kemudian pergi ke dapur untuk menyiapkan obat tersebut.
Setelah Yijiu pergi, Stevy dan Cufeng tertinggal berdua dengan suasana hening. Stevy lalu melirik ke kanan dan ke kiri seperti salah tingkah, sedangkan Cufeng juga mulai bertingkah seperti orang bodoh.
"Emm.. kalau begitu aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik, Yunxi." Lirih Cufeng.
Saat Cufeng hendak pergi, Stevy langsung memeluk erat tubuh Cufeng dari arah belakang, dan itu membuat langkah Cufeng terhenti. Cufeng tak menyangka jika Stevy akan memeluknya seperti itu. Jelas jika jantung Cufeng seketika berdegub kencang.
"Cufeng? Terima kasih untuk obatnya, aku akan meminumnya, akan tetapi.. sering-seringlah berkunjung ke sini, karena kau adalah temanku yang selalu menghiburku." Ujar Stevy sambil tersenyum dan Cufeng lekas membalikkan tubuh dan menyentuh sudut bibir Stevy.
Cufeng mengusap lembut bibir itu dan Stevy terdiam layaknya terkunci di hadapannya dengan tatapan tegang. Namun, Cufeng justru tersenyum kemudian pergi begitu saja.
"Aneh... tingkah Cufeng tidak seperti biasanya, dia membuat suasana antara aku dan dia menjadi canggung, membuatku malu saja jika bertemu dengannya lagi." Batin Stevy manyun.
Di kediaman istana Chuan Huan, Ying xhucin sedang berjalan sendirian, mengelilingi taman pribadi miliknya. Saat ia sedang melamun, tiba-tiba Yong an datang dan membuatnya tersadar dengan rasa terkejut.
"Hormat hamba kepada yang mulia Ying Xhucin." Ucap Yong an berlagak manis dan mencoba terlihat anggun di hadapan calon Raja Chung Xhua.
"Yong an?? Apa yang kau lakukan di sini?" Ujar Ying xhucin tampak tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
There is Love in 'Chung Xhua' [Tamat]
FantasíaMurni Karya imajinasi sendiri [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Cerita ini tidak untuk membuktikan sejarah apapun. Cerita masih sama, hanya ganti judul ✓ Versi revisi ✓ Ada tambahan 1 chapter baru ✓ Jauh lebih seru ✓ Blurb : Kisah perjalanan cinta seorang g...