Happy reading...
Seperti biasa jika mereka pulang terlambat, Kizashi dan Mebuki akan menunggu didepan pintu, siap mengintrogasi putri mereka yang kadang sering pulang terlambat.
Suara motor memasuki pekarangan rumah membuat mereka mengalihkan pendangan kearah motor tersebut. Bisa mereka lihat putri mereka pulang bersama Sasuke yang selalu setia mengantar jemput putri mereka.
Sasuke dan Sakura sampai didepan rumah Sakura, setelah mematikan mesin motor, Sasuke turun dan melepaskan helm yang ia kenakan begitu juga Sakura. Setelah menaruh helm di badan motor, Sasuke membawa Sakura yang menundukkan wajahnya mendekati Kizashi dan Mebuki yang sudah menunggu didepan pintu rumah.
"Selamat sore Paman, Bibi" sapa Sasuke ramah kepada orang tua Sakura, yang dibalas tak kalah ramah dari Tuan dan Nyonya Haruno. Tatapan mereka teralih kearah putri semata wayang mereka yang masih menundukkan wajahnya dalam.
"Kenapa pulang terlambat lagi, Sakura?" tanya sang ayah dengan nada yang sedikit menahan amarah membuat Sakura gemetar ketakutan, Sasuke yang melihat Sakura mulai ketakutan mengambil inisiatif untuk membantu Sakura berbohong- lagi.
Biarlah ia selalu berbohong, demi gadis yang disayangi, begitulah pikir Sasuke.
"Maaf, Paman. Tadi saya ada sedikit urusan diperpustakaan untuk mencari buku tentang tugas kuliah saya, dan saya meminta Sakura untuk menemani saya pergi keperpustakaan. Kami tidak sadar bahwa waktu berlalu dengan cepat, tiba tiba waktu sudah sore. Sekali lagi maafkan saya, Paman" ucap Sasuke berbohong untuk kesekian kalinya.
Kizashi yang mendengar itupun merasa lega, ternyata Sakura bersama Sasuke. Sedangkan Sakura yang mendengar alasan yang dibuat oleh Sasuke hanya bisa menghela nafas lega diliputi perasaan bersalah. Sebenarnya ia tak pernah menyuruh Sasuke untuk berbohong demi menutupi semua yang ia lakukan, tapi entah kenapa pria maskulin itu selalu membuatkan berbagai alasan agar ia tak dimarahi oleh kedua orang tuanya.
"Tak apa, Sasuke. Seharusnya kami yang meminta maaf karena sudah merepotkanmu dengan harus mengantar jemput putriku, dan terima kasih karena sudah menjaga putri kami, Sasuke" ucap Kizashi sambil tersenyum dan menepuk bahu Sasuke sebentar.
Kadang Sakura bingung, sebenarnya anak mereka itu dirinya atau Sasuke. Karena jujur setiap Sasuke yang membuat alasan ayah dan ibunya itu akan langsung percaya dari pada apa yang ia ucapkan. Jika dirinya yang membuat alasan, pasti masih akan diintrogasi. Benar benar menyebalkan, rutuk Sakura dalam hati.
"Tidak, Paman. Saya tidak merasa direpotkan dengan Sakura, dan jangan sungkan karena saya yang menawarkan ingin mengantar jemput Sakura" balas Sasuke sedikit tersenyum. Matanya melirik kearah jam tangan mahalnya dan berdecak pelan
"Baiklah Paman Bibi. Sudah hampir malam, saya pamit pulang dulu. Selamat malam" pamit Sasuke kepada Kizashi dan Mebuki.
"Aku pulang, Sakura" pamit Sasuke kepada Sakura sambil mengacak pelan rambut merah muda milik Sakura dan bergegas pulang kerumah.
.
.
.
.
.
"Saki?" panggil pria berambut merah itu. Namun nampaknya yang dipanggil tak mendengarkan panggilannya dan asik dengan dunianya sendiri."Kau melamun?" tanya Gaara mendekatkan wajahnya kearah Sakura, membuat Sakura tersentak dari lamunannya.
"Tidak, hanya saja aku banyak pikiran akhir akhir ini" jelas Sakura berbohong dan Gaara tau itu.
"Kapan kau akan berani kerumah, Saki?" tanya Gaara mengalihkan pembicaraan, karena jujur Sakura selalu menolak jika ingin ia kenalkan kepada kedua orang tuanya, dengan dalih belum siap.
Mereka sudah berpacaran hampir 3 tahun, tapi Sakura tak kunjung berani ia ajak untuk bertemu dengan orang tuanya. Itu membuat Gaara berpikir jika Sakura tak ingin meneruskan ke jenjang yang serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [End]
Teen FictionBagaimana ketika kau tak pernah berpikir sedikitpun akan berpacaran dengan sahabatmu tapi malah menjadi jodohmu Penasaran? silahkan baca..