Happy reading...
Sudah berjam-jam Sakura menunggu operasi Sasuke didalam sana. Setelah mobil ambulance yang membawa mereka kerumah sakit, Sasuke segera dibawa ke UGD umum untuk diperiksa. Dan ucapan dokter membuat Sakura semakin dilingkupi rasa bersalah karena Sasuke harus dioperasi karena kecelakaan yang Sasuke alami, pemuda itu terluka parah dan beberapa tulangnya patah.
Sedetik setelah Sasuke masuk kedalam ruang operasi Sakura menghubungi keluarga Sasuke dan keluarganya, tak berselang lama kedua keluarga besar itu telah sampai dirumah sakit dengan nafas terengah-engah karena berlari untuk sampai dimana Sasuke sedang menjalani operasi.
Sakura yang melihat ibunya datang langsung memeluk ibunya erat dan terisak, menangis karena merasa kalau semua yang menimpa Sasuke adalah karena dirinya. Sakura merutuki perbuatannya yang membuat Sasuke harus masuk rumah sakit, menangis tersedu-sedu didalam pelukan sang ibu.
Mebuki dan Mikoto yang melihat Sakura menangis pilu seperti itu ikut merasa sedih, keduanya memeluk Sakura dengan erat mencoba menyalurkan kekuatan agar Sakura tetap kuat dan tak bersedih. Namun kedua ibu itu juga berusaha mati matian untuk tak ikut menangis.
"Sayang, jangan menyalahkan dirimu seperti itu. Mungkin ini sudah takdir Sasuke-kun yang harus dia jalani" ucap Mikoto menenangkan, ia juga sedih melihat putra bungsunya terbaring lemah diranjang rumah sakit. Ingin menangis tapi nanti malah memperkeruh keadaan.
"Tapi baa-san hiks, Sasuke-kun seperti itu karena aku hiks. Aku yang membuat Sasuke-kun masuk rumah sakit hiks, ini semua salah hiks kuu.. Andai tadi aku tak berlari menyebrang jalan raya hiks Sasuke-kun tidak akan mengalami ini semua hiks" lirih Sakura masih berurai air mata, pandangan nya menatap Mikoto dan Fugaku meminta maaf. Namun hanya senyum kecil yang ditampilkan ayah dua anak itu, sedangkan Mikoto kembali mencoba menengkan Sakura yang masih berada dalam pelukan Mebuki.
"Tidak, Saki. Jangan meminta maaf, kau tak bersalah. Ini memang sudah takdir yang harus Sasuke-kun alami, jadi kau jangan menyalahkan dirimu sendiri. Kita berdoa saja agar Sasuke-kun baik baik saja" ucapan Mikoto membuat Sakura merasa sedikit tenang, kemudian mereka semua duduk dibangku yang sudah disiapkan didepan ruang operasi.
Sakura hanya bisa merapalkan doa semoga operasi Sasuke segera selesai dan Sasuke selamat. Mencoba menenangkan pikirannya yang kalut, Sakura terus merapalkan doa.
'Tuhan, aku memang tak pernah dekat denganmu. Aku juga tak pernah berdoa kepadamu, tapi untuk kali ini saja. Sembuhkan Sasuke untukku tuhan, buat dia tetap bersamaku agar aku bisa menebus semua kesalahanku padanya, biarkan aku membalas kembali untuk apa yang telah ia lakukan padaku. Aku mohon Tuhan' doa Sakura sambil memejamkan mata, tangannya terkatup didepan dada memohon kepada Tuhan.
Tak berselang lama dokter yang menangani Sasuke keluar dengan raut letih, namun dokter itu berusaha tersenyum agar keluarga pasiennya tak berpikir yang aneh-aneh. Menatap satu persatu beberapa pasang mata didepannya Tsunade-nama dokter itu- menghela nafas pelan.
Helaan nafas dokter itu membuat beberapa pasang mata didepannya semakin bingung karena dokter itu tak kunjung mengucapkan sesuatu.
"Maafkan saya-" ucapan dokter itu terpotong karena Sakura segera menyela ucapan sang dokter membuat dokter itu merasa sedikit kesal karena ucapannya terpotong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [End]
Teen FictionBagaimana ketika kau tak pernah berpikir sedikitpun akan berpacaran dengan sahabatmu tapi malah menjadi jodohmu Penasaran? silahkan baca..