Happy reading...
"Enggh... Dimana aku?" gumam Sakura pelan, berusaha mendudukkan dirinya diatas ranjang ruang kesehatan. Matanya menelusuri ruangan yang bernuansa serba putih itu.
"Kau sudah bangun?" tanya seseorang membuat Sakura mengalihkan pandangannya kearah seseorang yang baru saja masuk.
"Ya. Kenapa aku ada disini, Sasuke-kun?" tanya Sakura sambil mencoba mengingat apa yang telah terjadi.
"Kau pingsan" jawab Sasuke singkat penuh penekanan, tatapan matanya mulai menajam menatap gadis musim semi itu sambil mendudukkan dirinya dibangku yang berada disamping ranjang.
"Kau bodoh atau apa, huh?!" sentak Sasuke agak keras, membuat Sakura tersentak kaget mendengar Sasuke yang tampak marah dengan pandangan yang masih menatap tajam kearah dirinya.
"Pagi tadi kau bilang baik baik saja! Sekarang apa? Kau malah terbaring disini? Ini yang kau bilang baik baik saja, hah?!" desis tajam Sasuke sambil menahan amarahnya, Sasuke hanya khawatir dengan Sakura tapi dia tak bisa menunjukkannya dengan lembut, rasa khawatir yang ia rasakan membuatnya tak bisa berpikir jernih.
Karena pada dasarnya Sasuke bukanlah orang yang menunjukkan perhatian nya dengan kata kata lembut, kecuali kepada Sakura. Ya walau ia sering bicara lembut kepada Sakura, tapi jika ia sudah khawatir, Sasuke seolah lupa bagaimana cara bicara lembut.
Sakura yang melihat Sasuke menahan amarahnya menunduk 'kan kepalanya, ia mulai merasa takut melihat tatapan mata Sasuke yang menajam menatap dirinya. Ingin rasanya menangis, tapi Sakura mencoba menahan nya.
"Jangan membuatku khawatir, Cherry. Kalau kau sedang ada masalah bicara padaku, jangan menyimpannya sendiri. Kau anggap aku apa?" lirih Sasuke pelan sambil menatap Sakura sendu. Sasuke merasa begitu tak berguna karena tak bisa menjaga gadis musim seminya dengan benar dan membuat Sakura jatuh sakit.
"Kau membuatku merasa tak berguna sebagai sahabat mu. Kau sudah tak mau lagi berbagi denganku." ucap Sasuke semakin sendu dan sedikit meringis pelan saat mengatakan 'sahabat' karena jujur Sasuke ingin mempunyai hubungan yang lebih dari itu. Sakura yang sedari tadi diam segera mendongakkan kepalanya menatap wajah tampan sahabatnya itu dengan kaget. Kenapa Sasuke bisa berpikir seperti itu? Batin Sakura. Menggeleng pelan Sakura memberanikan diri untuk bicara.
"Kenapa kau berpikir seperti itu, Sasuke-kun? Aku hanya... Tak ingin membuatmu khawatir dengan ku. Aku hanya takut membuatmu terbebani. Hanya itu"
"Tapi kau malah membuat khawatir dan merasa terbebani jika kau hanya diam, Sakura!" bentak Sasuke lagi, hilang sudah kontrol dirinya.
"Kenapa kau marah?!" bentak balik Sakura tak terima, sungguh Sakura tak mengerti kenapa Sasuke marah-marah kepadanya. Sakura pikir jika ia tak memberitahu Sasuke tentang masalahnya dengan Gaara semua akan baik-baik saja, tapi malah justru sebaliknya. Sasuke malah marah ketika ia tak menceritakan masalah nya.
Sasuke yang mendengar bentakan Sakura menegang ditempat duduknya, Sasuke baru menyadari kesalahan yang telah ia perbuat. Ia membentak Sakura yang sedang sakit dan malah memarahinya. Sasuke menatap wajah Sakura yang sedang menatap dirinya dengan marah, tangannya terulur untuk memegang tangan Sakura yang berada dipangkuan gadis itu, menggenggamnya lembut.
"Maafkan aku. Aku hanya terlalu khawatir denganmu, Cherry. Aku hanya merasa sedih ketika kau tak mau berbagi cerita denganku" lirih Sasuke menyesali perbuatannya yang telah membentak Sakura tadi. "Kau tau sendirikan bagaimana sikapku? Aku bukanlah orang yang pandai berkata kata, jadi aku mohon maafkan aku" ucap Sasuke masih mengenggam erat namun lembut tangan Sakura. Sedangkan Sakura yang mendengar permohonan Sasuke mulai melunak. Tatapannya kembali seperti semula dan memandang Sasuke sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [End]
Teen FictionBagaimana ketika kau tak pernah berpikir sedikitpun akan berpacaran dengan sahabatmu tapi malah menjadi jodohmu Penasaran? silahkan baca..