12 - Luka

879 88 8
                                    

"Kamu keliatan aneh?" tanya Taehyung saat mengantarkan makan siang di Ruangan Jungkook yang sedang membaca laporan, tapi tidak berhenti mencoba menghubungi seseorang yang Tae tidak tahu.
"Aneh bagaimana?" tanya Jungkook memasukkan ponselnya ke saku.
Taehyung menyerahkan kotak makan.
"Dua hari ini kau kelihatan seperti sedang ada masalah berat." komentar Taehyung.
"Aku hanya sedang mager." anak ini berkilah.

"Kalau lagi ada masalah, bilang saja padaku." kata Taehyung.
"Iya, kak, bunda ada dimana?" saat aku pulang kemarin Bunda dan kak Namjoon tak ada?" tanya Jungkook yang sudah sangat penasaran dengan kekasihnya yang tidak bisa dihubungi.
"Ahhh mereka ke luar kota, ada acara pernikahan anaknya temen Bunda." jelas Taehyung yang ditanggapi senyum oleh Jungkook.

Dia pun merasa lega.
Kenapa nggak dari kemarin dia nanya ke Taehyung? Atau Goeun.

"Kata bunda sih, disana ada kak Seokjin juga, kebetulan teman Jenny yang menikah." kata Taehyung yang membuat Jungkook jadi diam.
Ia merasa terkejut sekaligus sedih.

Hanya perihal kenapa Namjoon  susah dihubungi,  terlebih ada Seokjin disana.

"Aku pergi dulu." kata Tae lalu meninggalkan Jungkook.

Jungkook segera menghubungi Namjoon, tapi tidak tersambung

Lagi-lagi ia merasa Namjoon menghindarinya, Jungkook sadar ini mengejutkan, Jungkook juga berpikir Namjoon mungkin terpaksa menerimanya, tapi Jungkook bukan lelaki baik yang sok rela lagi melihat orang yang dicintainya pergi.
Selama terus mencintai diam-diam, ia kali ini ingin memiliki kisah yang ada Namjoon disisinya.

Jadi tak bolehkah ia terus egois hanya untuk Kim Namjoon.

...

"Namjoon mengobrollah dulu bersama Seokjin, meski kalian kini sudah putus, kamu sadar kan kalau dia yang kamu tinggalkan." Yoona sangat bijak, ia melihat Seokjin pun seperti anaknya sendiri, dan berharap Alpha itu akan menjaga Namjoon seterusnya, namun takdir tidak menghendakinya.
Meski Yoona belum tahu siapa Alpha lain yang membuat Namjoon begini, ia hanya ingin sabar menanti Namjoon bercerita.

"Ah Bunda, aku merasa sangat bersalah, tapi aku takut menghadapinya." jujur saja, perasaan Namjoon begitu buruk akan rasa bersalah, dan ia takut Alpha itu akan mengamuk, Yoona hanya tersenyum lalu mengeluk kepala Namjoon.
"Meski rasa bersalahmu besar, tidak maukah kamu melihat lukanya? bunda tidak mau hubungan kalian lebih buruk, bagaimanapun juga kalian itu kan teman, dan sudah seperti saudara. Sana." Bunda benar-benar ingin Namjoon memahami arti meminta maaf jika memang merasa sangat bersalah.

.

"Kak Seokjin." Namjoon duduk sebelah Seokjin yang sedang memejamkan mata, ia memilih duduk di taman dekat hotel, ingin sendirian.
"Hemb." gumam Seokjin, ia tidak membuka mata, tapi ia juga ingin mendengarkan Namjoon.
"Aku tahu meminta maaf tidak ada gunanya, karena itu tetap menyakitkan bagimu, tapi aku dengan tulus ingin kamu tahu rasa bersalahku." kata Namjoon menunduk, dan baru sadar perban baru di telapak tangan Seokjin.

Ia menyentuh lembut tangan itu, dan Seokjin membuka matanya, melihat raut sedih diwajah Namjoon saat mengelus tangan lukanya.
Perasaannya campur aduk.

Tangan Seokjin yang lain mengenggam tangan Namjoon, lalu keduanya saling bertatapan.

"Kamu melukainya karenaku?" tanya Namjoon sedih.
Seokjin tersenyum.

Pada hati Seokjin yang terdalam, ia menginginkan Namjoon sejak dulu, namun mereka yang dulu masih sama remaja, membuat Seokjin tidak menyadarinya, lalu ia terpikat oleh Lisa yang cantik dan anggun.

Saat perasaannya pada Lisa mulai terus tumbuh, pada Namjoon lah ia bercerita, entah bagaimana memang Lisa dan Namjoon memiliki satu keunikan yakni berpheromone sama.

Karena Seokjin lelaki, maka memang seharusnya ia bersama Lisa, namun nyatanya Lisa lebih tertarik pada Jungkook, yah nyatanya percintaannya jadi drama dan begitu rumit.

Tumbuh bersama Namjoon, akhirnya ia menyadari Namjoon menaruh hati padanya, entah seberapa besar kadarnya, Namjoon merasa Seokjin begitu melindunginya. Terjadi begitu saja, mereka jadi berpacaran. Meski hati Seokjin bercabang, ia tetap menyukai Namjoon, si manis berdimple.

Dan sekarang lucunya, sosok yang dicintainya malah bersama Jungkook, sungguh lucu takdir antara Jungkook dan dirinya, dua alpha yang menyukai dua omega yang sama, dan memperebutkan dua omega itu, dulu Lisa, dan sekarang Namjoon.

"Aku harus apa tanpa kamu?" tanya Seokjin dengan nada yang begitu sakit.
Perasaannya benar-benar sakit sekali, omega ini tidak bisa ia miliki.
Namjoon hanya diam saja.

"Selama sama kamu, aku nggak pernah merasakan perasaan sakit, rasanya cukup sama kamu, aku nggak pernah merasa buruk, kamu yang dari awal jadi orang yang paling kubutuhkan, aku emang Alpha yang tidak romantis, bahkan terkesan dingin, tapi perasaanku tulus sama kamu, sangat tulus, hingga aku sadar Lisa sudah lama pergi dari pikiranku dan terganti kamu." untuk pertama kalinya Seokjin menampakkan sisi lemahnya, sisi yang penuh ketakutan, sisi terpuruk, sisi yang penuh luka, dan itu kali ini karena Kim Namjoon.

Namjoon tahu, keduanya tidak lagi mungkin bersama.

Jikapun otaknya penuh Seokjin, kini hatinya perlahan sepenuhnya hanya ada Kim Jungkook.

Seokjin terisak, sesak dalam dadanya menjelma jadi air mata.
Namjoon memeluk Seokjin, hanya dalam batas teman.
Hubungan romansa keduanya benar-benar berakhir seperti garis takdir yang sudah seharusnya.

Di kejauhan, Jenny menyaksikan dua insan yang sama sakitnya.
Matanya berkaca-kaca, dadanya terasa begitu  nyeri, mengingat kembali rasa yang juga sama, melepas seorang yang dicinta menikah dengan omega lain.

Jenny juga pernah jatuh cinta dan patah hati.
Cinta diam-diam pada Min Yoongi, suami Taehyung.

Dulu.

Dan itu masih menyakitkan kala memori itu kembali dengan kurang ajarnya.

"Sumpah sih, aku tuh gak paham kenapa Jungkook gak suka sama aku." curhat Lisa pada Jenny dan Rose.

"Mungkin kamu bukan tipe idealnya." ledek Rose.
"Yah mulutnya jahat sekali." gumam Lisa kesal.

"Rose, abang bawain martabak, turun lah." teriak Yoongi dari bawah.

Akhirnya Jenny dan Rose turun untuk mengambil martabak, sedang Jenny ingin membuat coklat panas.

Dibawah, ada Taehyung.
"Loh kok ada Taehyung?" tanya Jenny heran, ini pertama kalinya lihat Taehyung main ke rumah Rose.
"Iya aku datang sama Bang Yoongi." kata Taehyung, keduanya bertemu di dapur.
"Ahhh gitu, kamu lagi buat apa?" tanya Jenny.
"Coklat panas, kamu mau  juga?" tanya Tae ramah.
"Kebetulan aku juga ingin buat." kata Jen sambil tersenyum.
Akhirnya Taehyung membuatkan Jen sekalian.

"Apa karna pheromone mu coklat jadinya kamu suka coklat juga?" tanya  Jenny pada Taehyung
"Iya, kamu juga sama kan yah." kata Taehyung senang.
Sejak awal memang lucunya Taehyung dan Jen memiliki banyak kesamaan.

"Sayang udah tah bikin coklatnya?" tanya Yoongi masuk dapur.
Jenny tertegun.
"Hey sudah kok, ini abis ngobrol sama Jenny." jawab Taehyung.

"Hay Jen." sapa Yoongi.
"Hay juga bang." balas Jenny.

Setelah keduanya pergi, Jenny menatap cangkir coklatnya.

'Sejak kapan dia bersama Taehyung? sejak kapan aku kehilangan Yoongi yang bukan siapa-siapaku?' tanya Jen dengan hati yang hancur, cintanya kandas sebelum ia memulainya.

Air mata Jenny terus  mengalir, sama halnya dengan air mata Seokjin dalam pelukan Namjoon.

...

Sepenggal kisah tentang bagaimana akhirnya seorang Jenny jadi pendiam dan susah dipahami.

...

TBC

The Secret (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang