E I G H T

52 3 0
                                    

Ayoona memandang Rayn dengan perasaan bersalah. Ia tak menyangka bahwa mulutnya dengan spontan mengatakan itu. Ia berniat mengejar Rayn yang sudah masuk duluan ke dalam kampus, tapi David mencegahnya.

"Biarin aja dia." Kata David. Ia memegang tangan kanan Ayoona. Ayoona mengelak.

"Ini semua gara gara kamu ya! Kenapa sih lo tuh suka banget ganggu aku? Emang aku punya salah?! Bilang dong gausah main ganggu an kaya gini!" Ucap Ayoona dengan nada tinggi. Sepertinya dia benar benar marah.

"Kamu pengen tau kenapa aku suka ngikutin kamu?" Tanya David.

David menoleh ke arah teman temannya. Ia mengerlingkan mata kanannya ke arah mereka. Ayoona tak melihat itu. Ia sama sekali tak mengetahui niat cowok cowok itu.

"Karena aku suka kamu." Ucap David dengan nada yang di seriuskan, berusaha membuat Ayoona luluh dan mempercayainya.

"Bullshit!" Ayoona meninggalkan David dan teman temannya. Sedangkan David hanya diam dan tak lama kemudian tertawa terbahak bahak.

"Cih, susah juga dapetin tuh cewek." Kata David sambil menatap tajam ke arah Ayoona yang mulai menaiki tangga kampus.

"Gue yakin, salah satu dari kita pasti ada yang bisa dapetin Yoona." Ucap Nicco.

Mahasiswa lain yang sedari tadi melihat percakapan David dan Ayoona di parkiran, mulai masuk ke kampus masing".

Materi kuliah selesai pukul 15:00. Ayoona tidak terlalu memahami materi kuliah hari ini karena memikirkan kata kata nya kepada Rayn tadi pagi. Ini memang terlalu berlebihan.

Matahari mulai tenggelam di bagian barat. Ayoona segera memasuki mobil dan memacu kendaraannya dengan cepat. Ia berniat meminta maaf kepada Rayn atas segala kata katanya tadi pagi.

Disisi lain, sebuah bayangan hitam mengendap endap di balik semak semak taman Universitas.

"Ayoona Reeya, tidak lama lagi reputasimu akan jatuh!"

Ucapnya sambil memotret mobil Ayoona.

Ayoona berhenti di depan kos Rayn. Ia melihat gerbangnya terbuka sedikit. Mungkin Rayn sudah pulang. Ia masuk dan memastikan Rayn sudah ada disana.

"Assalamualaikum, permisi." Tidak ada sahutan. Ayoona mengulangi salamnya hingga 5 kali tapi tetap tidak ada jawaban.

Kebetulan seorang pejalan kaki lewat tepat di belakang Ayoona yang tampaknya sedang kebingungan.

"Nyari siapa mbak?" Tanya orang itu yang ternyata seorang ibu ibu. Ia membawa banyak barang belanjaan di tasnya.

"Saya nyari Arrayn bu, gerbangnya terbuka tapi kok sama sekali nggak ada orangnya ya?" Tanya Ayoona.

"Oh, nak Rayn. Dia belum pulang sejak berangkat kuliah tadi."

"Oh gitu makasih bu."

"Sama sama nak. Saya tinggal dulu." Ucap ibu itu sambil berjalan meninggalkan Ayoona yang sedang bingung.

Ayoona teringat bahwa malam nanti keluarga Ghenky akan datang ke rumahnya. Dan sekarang ia ingin menunggu kepulangan Rayn yang entah darimana. Ayoona melihat sebuah warung kecil di samping kost Rayn. Ia pun datang kesana. Seorang ibu muda (bukan mama muda ya) sedang duduk sambil menonton televisi.

Ayoona tidak berniat membeli apa apa. Ia hanya numpang duduk saja di kursi depan toko itu. Berharap Rayn cepat pulang dan memaafkannya. Namun yang diharapkan tak kunjung datang. Sudah setengah jam Ayoona menunggu Rayn. Namun hasilnya nihil. Ia telepon berulang kali namun tetap tak bisa. Akhirnya ia menyerah dan pulang ke rumah.

Ayoona masuk kembali ke dalam mobil dan melajukan mobil ke arah perumahan Griya Indah.

Pukul 16:30. Ayoona telah sampai di rumah. Seperti biasa, mengucapkan salam lalu segera menuju kamar. Ia segera mandi karena gerah yang tak tertahankan. Setelah semuanya beres, ia merebahkan diri di kasur empuknya.

Ayoona meraih handphone, ia membuka Instagram dan melihat followers akun pribadinya. Banyak sekali. Namun, ada yang aneh.

Arrayn, meng unfollow Instagramnya.

Ayoona hanya diam. Segitunya kah Rayn marah padanya? Bahkan sampai tidak pulang ke kost hingga hampir malam hari?

"Semua ini terasa begitu cepat dengan kecerobohanmu, Ayoona." Kata Ayoona menasihati dirinya sendiri.

Ia turun ke dapur dan melihat Mama dan Papa sedang duduk di meja makan.

"Kebetulan kamu kesini, padahal mama mau manggil kamu." Ucap mama.

"Sebenernya Na kesini buat ambil yoghurt ma." Kata Ayoona menuju kulkas. Ia mengambil yoghurt strawberry kesukaannya dan berjalan pelan menuju kamar.

"Tunggu, Na." Ucap papa memanggil Ayoona. Ayoona membalikkan badan.

"Duduk disini dulu. Papa sama mama mau bicara hal yang penting banget." Kata papa.

"Ada apa?" Tanya Ayoona.

"Begini, rencana pernikahan kalian kan masih 2 bulan lagi juga menunggu kamu dan Ghenky lulus kuliah. Kalian tunangan minggu depan. Apa kamu mau, setelah nikah sama Ghenky, kalian tinggal di Aussie?" Tanya papa. Ayoona tersentak. Jelas saja ia tidak mau.

"Nggak pa. Na pengen tinggal di Indo. Na gamau pergi kemana pun." Ucap Ayoona tegas.

"Tapi disana Ghenky akan memberikan kamu segalanya Na." Kata mama.

"Pokoknya Na gamau. Di Indo, tetap di Indo." Ucap Ayoona sambil berdiri dari kursi dan berjalan menuju kamarnya di lantai atas. Papa dan mama hanya memandangnya.

"Sudah kubilang dia tak akan mau." Ucap Arlenda (Mama Ayoona).

"Dia harus mau. Karena aku mempunyai rekan bisnis disana dan dia membutuhkan Ayoona." Kata Nichole (papa Ayoona) dengan tegas dan berjalan menuju kamar.

Di dalam kamar, Ayoona tak kuat menahan air mata. Saat ini ia akan dinikahkan dengan pria yang tidak disukainya. Dan suatu saat nanti, ia akan dibawa pria itu hidup bersama di negri yang jauh dari orang tuanya. Ia tak menyangka bahwa ia akan seperti ini.

Ayoona mengambil handphone. Membuka Whatsapp, dan menelepon Rayn. Online. Berdering..

Telepon itu dijawab oleh Rayn.

"Assalamualaikum Rayn " ucap Ayoona lemah.

"Waalaikumsalam."

"Kamu sibuk?"

"Nggak."

"Apa kamu masih marah soal tadi pagi?"

"Nggak."

"Beneran? Kenapa kamu tadi sore belum pulang? Aku nungguin dari sepulang kuliah"

"Oh, aku lagi ke perpustakaan kota."

"Aku minta maaf atas kata ku tadi pagi. Aku nggak suka banget kalo ada David tadi pagi. Dan aku kebawa emosi."

"Iya nggak papa."

"Satu hal lagi. Aku tuh nggak mau kamu kenapa napa."

"Maksudmu?"

"Kalo kamu bilang kamu pacar aku, pasti banyak cowok lain yang ga suka. Kamu pasti jadi incaran kebencian mereka."

"Oh, haha aku emang lancang. Maap ya aku mau ke kedai bentar."

"Kedai? Kamu punya kedai?"

"Yap."

"Kedai mana?"

"Kedai kopi Serat rasa."

"Aku kesana boleh?"

"Katanya Ghenky mau dateng."

"Oiya sih. Gausah deh."

"Yaudah Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Rayn menutup telepon. Ayoona sedikit senang karena Rayn masih bisa dihubungi.

Ayoona menghabiskan waktu dengan instagram. Sampai pukul 7 malam, setelah solat asar dan maghrib, keluarga Ferdian datang ke kediaman Keluarga Adijaya.

Selebgram vs Nolep man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang