Mulmed: Ayoona Reeya🌷
~~•~~
Rayn tersenyum. Memang ini yang diinginkannya. Ia memencet tombol stop di kamera handphonenya. Ia berhasil merekam rekaman suara Clarissa yang menyatakan bahwa Ghenky adalah pacar Arletta.
"Bisa aku tau dimana Arletta tinggal sekarang?" Tanya Rayn lagi. Clarissa memangku wajah.
Clarissa tak kunjung menjawab. Dia hanya diam sambil tersenyum menatap mata cokelat Rayn. Pupilnya melebar, tampak semakin besar seperti melihat sesuatu yang diidamkan. Clarissa tak bisa mengelak, pria yang ditemuinya di depannya ini cukup tampan. Bahkan sangat tampan jika ia mau menata rambutnya di barber shop. Rayn yang semula tersenyum, menjadi bingung dengan perilaku Clarissa. Cewek ini cantik, namun ketika melihat cowok ganteng sedikit saja, dia langsung berubah keganjenan.
Merasa pertanyaannya tak kunjung dijawab, Rayn berdehem untuk membuyarkan lamunan Clarissa. Sebagai cowok, ia risih dengan tatapan seperti itu.
"Ehem!"
Clarissa tersentak. Ia tertawa kecil sambil menutup mulutnya yang mungil itu.
"Ehehe, sori. Kan udah gue bilang, Arletta udah punya pacar. Jadi percuma lo ngejar ngejar dia." Ucap Clarissa santai.
"Fanboy bebas ngelakuin apa aja. Minta nomor hapenya."
Clarissa cemberut. Jujur ia mengagumi ketampanan seorang Arrayn Bramantio, tapi sepertinya sang pemilik nama tidak peduli dengan kecantikannya. Justru mencari tahu tentang gadis lain.
"Ye. Gue dekte." Clarissa mengeluarkan hp dengan wajah yang tetap sama, manyun.
Rayn yang merasa bahwa Clarissa bertingkah aneh dan marah karena ia mencari tau tentang Arletta, menjadi ge-er. Ia menyangka Clarissa menyukai dirinya.
"08××××××××××" Ucap Clarissa. Ia masih cemberut.
"Oke, thank you." Ucap Rayn dengan senyum yang dimanis manis kan. Berharap Clarissa semakin klepek klepek dengan ketampanannya. GR.
"Simi simi." Jawab Clarissa singkat.
Rayn segera keluar dari ruangan itu dan segera menuruni tangga menuju pintu keluar. Kelasnya sudah bubar, seperti seharusnya. Ia melangkahkan kaki menuruni anak tangga depan universitas dan berjalan menuju motor barunya.
Dibalik kaca jendela ruangan kedokteran yang lumayan luas itu, sesosok wajah wanita memandangi laju sepeda motor Rayn yang semakin cepat keluar dari area Universitas. Ekspresinya memberikan kesan tidak suka, dan kemudian melengkungkan senyuman liciknya.
**;**
Rayn tersenyum ketika mengendarai motornya. Wajahnya bahagia, entah karena alasan apa. Entah karena Ayoona berpeluang untuk membatalkan pernikahannya, atau gara gara Clarissa tadi. Wajah seorang Clarissa Laurent selalu terbayang bayang di wajahnya.
Rayn mengakui, wajah Clarissa memang sangat cantik. Putih bersih, tidak ada bekas jerawat, bibir tipis, hidung mancung, dan rambut panjangnya yang terlihat halus.
Lama kelamaan Rayn membandingkan antara kecantikan Clarissa dan Ayoona. Ia berpikir, masih cantikan Ayoona. Karena cewek itu berkelakuan baik. Berbanding terbalik dengan sikap Clarissa yang membuat Rayn Il-feel.
Motor Rayn semakin melaju dengan cepat. Tenaga mesin itu sangat kuat. Menembus angin yang menghalang dan mempercepat waktu agar tak terkena sinar matahari terlalu lama. Motor baru itu, yang dibelikan Ayoona.
Rayn memarkirkan motor nya didepan pagar. Satu jam ia berbenah diri untuk menemui Ayoona sesuai janji, di taman kota.
Kemeja biru kotak kotak dan celana jeans warna biru tua membuatnya berpenampilan gagah kali ini.
Rayn memarkirkan motornya di parkiran taman. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari Ayoona.
Pandangan matanya tertuju ke arah seorang gadis yang sedang mengenakan dress berwarna peach dengan hijab warna hitamnya. Tanpa sengaja senyum terukir di bibirnya, ada rasa bahagia ketika melihat sesosok gadis cantik yang satu ini.
Rayn berjalan di belakang Ayoona yang sedang duduk di sebuah bangku taman. Entah berapa lama dia menunggu disana. Yang pasti, tidak terlalu lama karena Rayn datang tepat pada waktunya.
Suasana taman cukup sepi. Hanya ada beberapa orang yang lalu lalang untuk sekedar menghirup udara segar sore hari atau untuk menghampiri penjual es krim.
Pandangan cowok berumur 21 tahun ini melihat lurus ke arah tempat kosong di samping kanan Ayoona. Diarahkannya kakinya ke sana dan duduk disamping Ayoona. Ayoona yang mengetahui hal itu tersenyum, lalu bergeser sedikit ke arah kiri.
"Hai." Sapa Rayn duluan.
"Waalaikumsalam." Jawab Ayoona yang membuat Rayn tergelak. Tangan kanannya menutup mulutnya yang mengeluarkan kecil.
"Ups. Assalamualaikum Ayoona. Gue berhasil dapetin nomor telepon Arletta nih!" Ucap Rayn bersemangat. Dikeluarkannya handphone hitam dari saku celananya dan mulai mencari nama di kontak teleponnya.
"Makasih loh, Rayn. Ngga nyangka kalo pertemuan kita waktu dulu itu bakal berguna." Ayoona tersenyum manis. Manis sekali. Rayn yang semula fokus pada angka di handphone nya, berpaling ke arah wajah cantik Ayoona. Sungguh rahmat tuhan, bidadari dunia.
"Hehe, sama sama. Mungkin takdir menyatukan kita ea. Canda. Nih nomor hapenya Arletta." Rayn menyodorkan handphone nya ke arah Ayoona. Dengan sigap Ayoona melambaikan tangan, menolak handphone tersebut.
"Eja aja, aku nggak suka megang privasi orang." Ayoona mengeluarkan hp nya dari tas yang dibawanya. Rayn hanya ber 'oh' ria.
Setelah selesai membacakan angka angka yang tertera di layar hpnya, Rayn memasukkan benda canggih tersebut ke dalam sakunya lagi. Begitu juga dengan Ayoona.
"Jadi, abis ini apa?" Tanya Rayn memecah keheningan yang semula ada diantara mereka.
"Ya mungkin kamu gatau, Arletta juga seorang selebgram loh. Minggu depan ada fashion show dari outfit terbaru keluaran rekan kerjaku." Kata Ayoona bangga.
"Jadi? Apa hubungannya Arletta sama Fashion show?" Tanya Rayn lagi. Dahinya berkerut.
"Tentunya Arletta akan diundang ke acara itu sama seperti tahun lalu. Aku yang akan bikin janji temu sama dia lewat whatsapp buat ketemu sehabis acara. Setelah itu, tuntas deh." Jelas Ayoona.
Rayn menganggukkan kepalanya. Dia mengerti jalan pikiran gadis di depannya ini yang bisa mengatur semuanya dengan mudah.
"Gue harus ngapain lagi nih?" Tanya Rayn.
"Yaudah lah sampai sini dulu. Sekali lagi makasih. Oh iya, ini nggak gratis haha." Ayoona membuka tasnya dan menyodorkan sebuah kotak lalu memberikannya pada Rayn.
Rayn menerima kotak itu. Permukaannya halus, seperti tutur kata Ayoona. Senyumnya mengembang lebar sekali. Ia sangat bahagia layaknya anak kecil yang baru saja diberi balon.
"Boleh dibuka nggak nih?" Rayn meringis ke arah Ayoona. Gadis itu mengangguk.
Dengan hati hati Rayn membuka kotak itu. Sepertinya barang yang dipegangnya kali ini mewah dan mahal, tampak dari wadahnya yang kelihatan mahal. Sebuah jam tangan keluaran terbaru yang selama ini diidamkannya.
Ayoona berpamitan pulang. Rayn mengiyakan.
Rayn tak tahu, kenapa jantungnya bisa berdebar seperti ini. Senyum selalu mengembang di bibirnya. Ia merasakan sesuatu di lubuk hatinya. Semua karena seorang gadis yang membuatnya kagum. Dan kini, ia mulai merasa.
Ia jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebgram vs Nolep man
RomantizmAyoona yang merupakan seorang selebgram, terpaksa harus mengenal Rayn, si Nolep nyebelin tingkat dewa karena tak sengaja merusakkan motor milik Rayn. Sebenarnya Ayoona hanya teman dengan Rayn, tapi kenapa ia selalu membutuhkan kan Rayn di kala sedi...