S

1.9K 77 10
                                    

Selamat datang di CDH Season 2. Sebuah kisah Cinta rumit yang berlanjut hingga menemukan arti Cinta yang sesungguhnya.




London, Inggris

Cuaca yang terang dengan awan yang sedikit menggumpal dan hamparan langit yang biru. Kepakan burung pun yang berterbangan indah bersama kawanan serta alunan musik klasik menambah nilai yang lebih menenangkan. Sesekali suara merdu mengiringi irama lagu yang sangat indah untuk di dengar. Namun sayang keindahan alam tidak sesuai dengan hati seorang wanita yang duduk bersandar di kursi taman.

Ia melihat pemandang dua sejoli yang di mabuk asmara. Dengan tawa canda yang menghiasinya. Sementara hatinya merasa tergores. Mengingat bagaimana ia pernah mengalaminya dahulu. Memgalami hal yang membuatnya jantungnya berdetak kencang. Mengingat tawa yang meneduhkan hati. Dan senyum yang tak bisa ia lupakan.

Ia menelan ludahnya dengan pelan dan menutup matanya. Merasakan semilir angin dan menikmatinya. Berusaha melupakan peristiwa yang membuatnya terguncang. Tangan mungilnya mencengkeram erat sebuah liontin yang tak pernah ia berikan pada orang yang seharusnya. Liontin dengan bentuk huruf 'S'.

"Maafkan kasan!" Bisiknya pelan.


Flashback On

Seorang gadis mungil dengan perut yang sedikit buncit tengah asik memilih liontin. Matanya berbinar melihat berbagai pernak pernik yang begitu indah. Puluhan ukiran liontin memanjakan matanya. Hingga pada sebuah liontin yang berhuruf 'S' matanya fokus. Ia pun tersenyum.

Ia menyuruh sang penjaga mengambil liontin pilihannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menyuruh sang penjaga mengambil liontin pilihannya. Hingga sang liontin berada di tangannya. Sementara tangan satunya memegang perutnya "liontin ini sama dengan huruf depan namamu kelak, nak". Gumamnya pelan. 'Aku akan memberimu nama Sumire' fikir sang gadis sambil mengusap pelan perutnya.

Ia pun mengatakan kepada sang penjaga untuk membelinya. Hingga transaksinya selesei. Ia pun berjalan menuju mobilnya.

"Kita pulang, Shika-kun....". Ucapnya pelan.

Sementara sang pengemudi mulai menyalakan mesinnya dan mengemudinya dengan hati hati.

"Kenapa kau mempertahankannya, Hinata..." ucapnya pelan sambil melirik sang gadis yang sesekali menatap kondisi jalan yang mulai ramai.

Sang gadis hanya menghela nafas panjang. "Anak ini tidak salah......" ucapnya halus.

"Tapi yang di katakan paman Hiashi ada benarnya juga. Jika kau terus mempertahankannya untuk selanjutnya tidak akan baik.". Ia menghela nafas pelan. "Bagaimana pun fikirkan keluargamu..... termasuk ibu mu. Beliau pasti bersedih melihat kondisi anaknya seperti ini". Jelas Shikamaru.

CDH Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang