"Waaahhhhh indahnya..........!" Sumire memekik dengan antusiasnya. Matanya berbinar ketika melihat luasnya padang rumput dan sapi sapi yang bertengger dengan indahnya. Mungkin untuk anak seusianya, pemandangan di depannya terlalu indah bahkan jika di bandingkan ribuan mainan boneka di rumahnya. Itu hanya berlaku pada Sumire. Ia terbiasa hidup di pemandangan kota yang jarang menampilkan kesunyian bahkan pepohonan hanya ada di beberapa tempat tidak seluas dengan apa yang di lihatnya sekarang. Begitu pun dengan beberapa hewan yang ia lihat hanya ada di kebun binatang, dimana binatang itu hanya bisa di lihat dari jauh bahkan dengan kondisi yang terikat. Sangat berbeda jauh dengan hewan yang sekarang ia lihat. Meski dengan hanya beberapa jenis namun bisa melihat secara langsung dan dalam kondisi bebas mampu membuatnya takjub.
"Tousan! Kasan! Lihat ada burung bangau terbang!" Ia pun menunjuk langit yang di penuhi beberapa burung berterbangan.
Sementara Izumi tersenyum melihat wajah sang putri yang sangat cerah. "Ne..... sepertinya kamu menyukai tempat seperti ini, Mire!"
"Ah tentu Kasan!" Ia pun memandang sang ayah yang mengemudi kendaraanya. "Kapan kita sampai Tousan!"
"Sebentar lagi sayang......" ia memandang sang putri dengan senyumannya. Dan matanya beralih menatap sang isteri. "Hime tolong jaga Sumire ya..... aku harus kembali ke kantor memastikan Sasuke tidak mengetahui pertemuan ini!"
"Aku mengerti Anata...... lagi pula aku penasaran dengan wajah ibu kandungnya!" Bisiknya.
"Kalau kamu bertemu dengannya pasti kamu langsung menyukainya!"
"Benarkah...."
"Hn! Dia adalah gadis yang lembut. Dan Sasuke merusaknya!" Desisnya.
Izumi mengerti wajah kecewa sang suami. Ia pun mengusap pundak sang suami dengan pelan. "Kita harus merahasiakannya!"
"Hn!".
.
.
.
.
.
.
.
.Gaara berjalan pelan menuju ruang makan. Hingga sampai dan meneliti wajah yang hadir di sana . Hingga dahinya berdenyut ketika gadis yang ia cari tidak ada di ruangan.
"Ada apa Gaara?" Tanya Naruto.
"Dimana Hime.....?"
"Sepertinya masih tidur!" Sergah Shikamaru. "Aku sudah mengeceknya tadi. Padahal siang ini dia ada rapat di kantor tapi jam segini masih belum bangun!"
"Apa kamu sering melakukan itu Shika?" Tanya Naruto. Telinganya sedikit terganggu ketika sang sahabat membangunkan seorang wanita yang jelas hal yang paling di bencinya.
"Tidak juga. Hanya ada disini dia bisa tidur selelap itu!"
"Jadi tugasmu sekarang sudah berganti?" Tanya Gaara. Ia mulai duduk di hadapan Naruto.
"Maksudnya?"
"Ya itu sih! Kamu mengetahui jadwal tidur Hinata. Apa tugasmu hanya memperhatikannya tidur. Apakah hal itu lebih penting dari tugas lainnya. Bukannya itu sama saja dengan penguntit!" Cercah Gaara. Ia mengunyah rotinya dengan kasar. Bahkan sorot matanya menjadi dingin pada Shikamaru. Hatinya berdenyut tak suka mendengar lontaran sang makhluk koala yang berbicara pola tidur sang kekasih dengan santainya. 'Ck! Aku benar benar tidak menyukainya!'.
Shika meneguk rotinya dengan paksa. Ia mengetahui mata cemburu dari Gaara. Dan ia menyadari kesalahan lidahnya yang suka berbicara enteng. Padahal orang di depannya lebih berbahaya dari ancaman Sasuke.
"Ck! Jangan berlebihan Gaara! Shika melakukan itu karena itu juga menjadi tugasnya! Harusnya kamu bersyukur masih ada orang lain yang bisa menjaga kekasihmu dengan baik!" Ucap pelan Naruto dengan santai. Ia meneguk susu. "Ahh segarnya......".
KAMU SEDANG MEMBACA
CDH Season 2
RomanceTerimakasih atas segala rasa yang telah kau beri. Karena rasa ini membuatku mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Seperti sebuah lirik lagu yang selalu kudengar. Jika kau ingin cinta, kau harus lalui rasa sakit. Jika kau ingin cinta, kau harus bela...