Our Vitamin

Prince and Princess or Bidadari 2

Hyeongjun termenung dengan tangan memainkan pulpen di tangan nya.

sepertinya dia salah.

Tidak seharusnya dia bicara seperti itu pada Jinwoo.

Seharusnya dia bisa mengerti mengenai Jinwoo yang melampiaskan kekesalan nya padanya.

Hhh~

Lamunan nya terhenti ketika telinganya mendengar lantunan musik yang baru saja Hyung nya ciptakan.

Memang saat ini dia tengah berada di labpyo milik Hyung nya.

"Bagaimana? Bagus tidak?"

Hyeongjun mengangguk "eum"

"Ini salah satu lagu yang akan di jadikan track list di mini album grup debut nanti" ucap Dongpyo

Grup debut?

Benar.

Dia jadi ingat mengenai Dohyun.

"Dohyun lagi-lagi menolak line up debut. Padahal part ini akan sangat cocok jika dia yang menyanyikan" gumam Dongpyo

"Lagi?" tanya Hyeongjun

"Hm? Oh~ baby tidak tau? Dohyun sudah dua kali di tawari debut yang pertama duo grup dan yang kedua saat ini. Tapi anak itu menolak" ucap Dongpyo

Hyeongjun diam

Tapi, kenapa?

Hyeongjun bahkan tau sekali seberapa besar teman nya itu menginginkan debut.

"Junnie"

"Hm?"

"apapun yang kau rasakan, apapun yang kau pikirkan dan apapun yang membebanimu jangan di simpan sendiri ya sayang. Disini ada Hyungnim. Baby punya Iron Man yang siap menjagamu, baby punya orang yang memiliki bisa racun lebih dari seekor ular, dan baby punya 8 Hyung lain yang siap berubah menjadi iblis untuk menghabisi siapapun yang menganggu mu. Hanya percaya bahwa apapun yang terjadi kami ada disini" ucap Dongpyo tersenyum

Dia tau.

Semua tau.

Bahwa sifat Eunsang yang selalu menyimpan kesedihan dan permasalahan nya sendiri sudah menurun pada si bungsu.

sedangkan Hyeongjun terlihat diam di tempatnya setelah mendengar penuturan Dongpyo.

Senyum kecil terukir di wajahnya "iya Hyung yang posesif, menyebalkan dan yang ingin sekali aku lelang" ucap Hyeongjun tertawa

"Junnie~ tega melelang Hyungnim?"

.
.
.

"Eoh ada Hyeongjunie?"

Hyeongjun tertawa pelan "Eommonim. Dohyun sudah bangun belum?"

"Belum sayang. Bangunkan saja Dohyun nya"

"Terimakasih Eommonim" ucap Hyeongjun tersenyum berlari ke arah kamar Dohyun

Sudah lama dia tidak berlari membangunkan teman nya.

Siapa suruh pukul 10 dan dia masih tertidur.

Hyeongjun membuka pelan pintu bercat putih di depannya dan terkekeh senang ketika melihat gundukan selimut yang Hyeongjun tebak teman nya masih bergelung di sana.

Hyeongjun berjalan masuk dengan cara mengendap. Matanya melihat sekitar mencoba mencari barang yang mungkin bisa dia gunakan untuk membangunkan teman nya dan memberengut lucu ketika tidak menemukan apapun.