bonchap

282 32 4
                                    

Daun-daun berguguran didepan teras rumah adalah bukan hal yang baik, karena untuk membersihkan itu semua perlu tenaga ekstra, belum lagi kalau diterbangkan oleh angin.

Sinar matahari tampak cerah kala itu, seorang perempuan sedang menyapu dedaunan dihalaman rumahnya.

"Bunaaaaaa!!"

Yujin tersentak kaget, lalu segera menoleh kebelakang mendapati anak kecil perempuan berusia 3 tahun sedang berlari kearahnya masih dengan memakai piama merah mudanya.

"Kenapa ca?" Tanya Yujin sambil meletakkan sapu lidinya kembali.

Anak kecil itu hanya sebatas lutut Yujin, selain karena masih kecil, juga karena tinggi Yujin yang menjulang.

"Buna, yayah bitin nangidh adek." (Bunda, ayah bikin nangis adek.)

Yujin menghela nafas, lalu menggending anak perempuan didepannya dan berlalu dari sana.

Menaiki tangga dengan malas-malasan, Yujin akhirnya sampai dikamar si bungsu. Dilihatnya Minhee dengan   rambut acak-acakan sedang berusaha meredakan tangisan si bungsu.

Yujin menurunkan anak dalam gendongannya lalu menarik kerah baju Minhee dari belakang, setelah itu ia  berkacak pinggang.

"Kamu apain sih Min?" Tanya Yujin gemas.

Minhee gelabakan, "nggak ku apa-apa in Bun, suer. Tadi Ela nangis, terus aku datengin, eh malah tambah nangis." Kata Minhee.

Yujin memicingkan matanya kearah  Minhee lalu beralih ke anak bungsu nya yang masih menangis diatas ranjang. Perlahan Yujin menggendong anak bungsunya, Quella yang biasa dipanggil Ela.

Sedangkan anak keduanya bernama Rebecca, yang biasa dipanggil Eca. Anak itu kini berjalan kearah Yujin lalu menarik-narik celana Yujin.

"Kenapa Eca? Laper?" Tanya Yujin sambil melihat kebawah.

"Buna, etha mau ndong."  (Bunda, Eca mau gendong) kata anak itu sambil mendongak.

"Bunda nggak bisa gendong Eca juga, sama Ayah ya." Kata Yujin lembut sambil tersenyum.

Eca mengalihkan pandangan kearah Ayahnya, Minhee. Minhee berlutut lalu merentangkan tangan sembari tersenyum lebar. Eca langsung menghambur kepelukan Ayahnya. Minhee berdiri sambil menggendong Eca.

"Kalau laper udah Bunda masakin, ada dimeja." Kata Yujin sambil menatap Minhee.

Pria itu langsung tersenyum lalu mendekati istrinya.

Cup.

Yujin melotot, "kamu belum mandi tau." Pekiknya tertahan setelah Minhee mencium pipinya didepan dua anak perempuannya.

Minhee semakin tersenyum lebar, "mandi nggak mandi, Ayah tetep ganteng dan lucu. Ya nggak ca?" Tanya Minhee kepada Eca yang ada digendongannya.

Anak itu hanya mengangguk sambil menyenderkan kepalanya dibahu Minhee.

"Aku kebawah ya." Kata Minhee yang mendapati anggukan dari Yujin.

Bruk!

"Eh buset apaan tuh? Oh anak gue." Kata Minhee yang baru saja bertabrakan dengan anak pertamanya.

Anak pertama mereka laki-laki, Ravka namanya, berumur 9 tahun.

"Ngapain lari-lari, Ka?" Tanya Minhee sambil melihat anak laki-lakinya yang hanya lebih tinggi sedikit dari lututnya.

Jangan  lupa, kaki Minhee sangat panjang.


"Laper, yah. Bunda mana?" Tanya anak itu.

[✔]angels look like a demon - Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang