Di kelas x Ipa A~
Tak lama kemudian Ahya masuk bersama Ita dan Juga Ken. Seluruh pandangan mata Yang ada di kelas tertuju pada Ahya dan Juga Ken.
Dan terjadilah bisik-bisikan.
"Eh,itu bukannya anak baru pacarnya Zeze ya?"
"Kok dia jadi perebut pacar orang sih?"
"Omg!zeze. Ahya di anterin sama Kak Ken" bisik Alista.
"Tenang aja gw udah punya Rencana"bsik zeze.
Itulah yang terdengar dari biskan-bisikan para heters yang tidak suka dengan Ahya.
Mereka sellu di hasut oleh zeze,apapun yang zeze katakan mereka mengiyakan seperti di pelet,atau kena santet.
"Ahya,kamu udah baikan?" Tanya Pak Bambang kepda Ahya yang masih ada di depan pintu kelas.
"Alhamdulillah pak sudah baikan" jawab Ahya
"Silahkan duduk"Ujar pak Bambang,dan Ahya segera duduk dan di bantu berjalan oleh Ita menuju bangkunya.
"Hey,kamu!" Ucap Pak Bambang kepada ken yang hendak keluar dari kelas.
Akhirnya ken membalikkan badannya kebelakang dan bertanya "iya Pak ada apa?"
"Kamu bukannya anak baru yang tidak memakai atribut lengkap saat upacara tadi kan?"
Ken tersenyum tipis dan mengangukan kepalanya sekali. Sambil menundukkan kepalanya.
"Silahkan kamu kerjakan hukumanmu! Sekarang!" Perintah pak Bambang dan Ken segera Pergi untuk menjalankan tugasnya.
Ahya pov .
Apa!
dia di hukum? Atas dasar apa? Atribut apa yang tidak ia pakai?apa jangan-jangan Topi! Topi yang tadi pagi ia berikan kepadaku.Ah payah. Apa aku ini kenapa aku memakai topinya,harusnya aku yang di hukum bukan dia.
Aku segera mengambil topi yang ada di dalam laci mejaku. Dan meneliti ada yang aneh dari ini semua.
Bagaimana topiku bisa hilang sedangkan tadi pagi Ita lah yang menjadi saksi bahwa aku memasukkan topiku ke dalam tas.
Namun setelah menjelang upacara topiku tidak ada sama sekali,ini aneh harus ku selidiki nanti.
Jam istirahat~
Kriiing~Bel istirahat berbunyi panjang,semua murid keluar berhamburan dari kelasnya masing-masing namun tidak dengan ku.
Aku menunggu sampai kelas sepi tak ada orang sama sekali.
"IIH,Ahya perut lo nggk laper apa? Cacing-cacing di perut gw udah minta makan nihc. Ke kantin yuk!" Ajak Ita
"Tunggu,aku merasa aneh saja,kenapa topiku pas upacara tadi tidak ada di dalam tasku?"
"OMG! lo masih aja mikirin topi lo syukur-syukur lo itu di pinjemin topi sama abang tampan dan lo nggak dapat hukuman!"
"Kmu ngerep? Klau bicara itu pake tanda titik,sama koma" ucapku terkejut dengan ucapan ngerep dari Ita.
"Iya ahyaqu yang manis yang imut tapi imutan gw!" Ucap Ita.
"Hadeeh,Ahya-Ahya. Untung sahabat gw kalau bukan udah gw jitak palanya" batin Ita. Dan ia langsung pergi meninggalkanku di kelas sendirian.
Aku tak memperdulikannya,aku segera mengecek satu persatu laci dari ujung ke ujung. Namun tidak ada sama sekali.
Aku tak ingin so'uzhon tapi apa salahnya jika aku mengecek laci teman-temanku? Karena tidak ada topiku aku mengecek tas mereka semua satu perasatu.
Aku tahu ini tidak sopan untuk membuka tas teman-temanku.
Sekarang tas terakhir yang akan kuperiksa,yaitu tas milik Zeze belum sempat ku buka resleting tas milik zeze tiba-tiba dari depan pintu kelas ada yang bertetiak.
"OMG! LO NGAPAIN SIH NGECEK-NGECEK TAS GW! LO MAU NYURI YA!" teriak Zeze membuat beberapa Siswa berkumpul dan melihat kejadian barusan.
"Lo ngapain buka-buka tas gw segala? Apa jangan-jangan lo ngcek semua tas murid yang ada di dalam kelas ini dan lo mau nyuri uang jajan mereka!" Tuduh Zeze kepadaku. Aku sama sekali tak mengambil uang mereka.
"Semuanya,ini hanya kesalah pahaman saja,aku nggak ngambil uang kalian,aku cuma mau cek top-"
"Halaaah! Jangan percaya mana ada maling ngaku?! Klian cek aja tas kalian masing-masing uang jajan klian ada nggak di dalam kelas?" Ucap Zeze dan kemudian beberapa murid kelas X Ipa A yang ada di situ mengecek tas mereka masing-masing.
Aku tak tahu bagaimana cara menjelaskannya. Ini semua hanya salah paham,namun mereka sama sekali tidak pernah mendengarkan apa kataku.
"Uang lima puluh ribu gw kok nggak ada?" Ucap salah satu murid yang mengaku bahwa uangnya tidak ada di dalam tas.
"Iya punya gw juga! Eh Ahya lo itu kurang apa sih? Lo kan anak orang Kaya masih aja mencuri. Dan lo sendiri tau kan ini sekolah elite,lo jangan bikin malu sekolah dong!" Ucap salah satu teman yang lain.
Aku merasa tambah aneh dan bingung,kenapa semuanya menjadi salahku?
Dan beberapa uang juga topiku hilang. Dan banyak tuduhan menuju padaku.
Pov and
Tanpa mereka sadari zeze tersenyum licik dan merasa bahagia ketika melihat Ahya di tuduh.
"Bawa aja dia ke ruang Bk biar di hukum sama Ibu Asri!" Sahut Alista
"Iya bener tuh biar dihukum!" Sahut yang lain setuju.
"Tapi ini semua salah paham! Aku nggak nyuri uang kalian! Aku bisa jelasin semuanya!" Ucap Ahya membela dirinya.
"Aduuuhh! Lo ikut aja dulu ke Bk napa sih?!" Ucap Zeze kesal.
"atau nggak gw dengan paksa bawa lo ke ruang Bk!"
Lanjut Zeze.Dengan paksa Zeze mencengkram lengan Ahya dengan sangat keras dan di bantu oleh Intan dan Alista.
Intan menjambak rambut Ahya yang halus. Apa daya Ahya hanya sedikit menjerit dan merasa kesakitan.
"Zeee,hiks kamu jangan gitu.. sakit rambutku,lenganku jngan di cengkram gitu sakit. Lepasin! Lepasin!" Ucap Ahya sambil berusaha melepaskan tangan Zeze yang masih memcengkram lengannya.
"Ini nggak seberapa dengan apa yang dulu lo perbuat ke gw!" Batin Zeze.
Zeze cs segera menarik paksa Ahya keluar dari kelas menuju ruang Bk.
Semua murid menjadi tambah tidak suka dengan Ahya.
Hai semua😄
🌸Yang di atas tidak untuk di tiru! Ini cerita Fiksi berdasarkan imajinasi Author,jangan saling mem-bully teman! Ingat itu tidak boleh!🌸Oke next,gimana ya kelanjutan cerita ini penasaran kan? Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara memberikan vote pada cerita ini.
🌸siapa ya yang mengambil uang siswa kelas X Ipa A?
Dan kenapa Zeze berkata seperti itu?
Apa ya hukuman yang bakalan di terima oleh Ahya?Penasaran yuk baca terus supaya tahu alur ceritanya;)
Tbc________________________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepasang Sepatu[HIATUS]
Romance"Dia adalah pria yang selalu membuatku tetap tegar dan membuatku selalu yakin untuk tersenyum kepada dunia. Dia adalah pria yang sellu membuatku baper,setiap aku melihat wajahnya,terkadang aku seperti bermimpi bagaikan seorang pangeran yang turun da...