Gue, Je Sup, dan Ae menjadi teman dekat. Gue sudah mentasfir, pasti ada perasaan terhadap Je Sup. Tapi di saat itu gue juga mempunyai perasaan suka terhadapnya. Berawal dari saat kami saling berbicara satu sama lain, lama-lama ada sesuatu yang membuat gue tertarik darinya.
"Ae kan dewasa ya, hahaha..." (Puji Je Sup kepadanya.)
"Dewasa apanya..."
"Kamu tuh dewasa tau!" (Menepuk kakinya untuk mengakrabkan pertemanan kami.)
"Ah bisa aja nih, Eunjoon nuna!"(Sambil menepuk bagian kaki gue, tanda mengakrabkan diri sebagai teman yang asik.)
"Nggak usah pake Nuna, panggil aja Eunjoon." (Pinta gue.)
Ketika insiden saling menepuk kaki, perasaan gue kepadanya tambah menjadi-jadi. Disitulah gue mulai berusaha mendekatkan diri kepadanya. Bisa dibilang, gue duluan yang deketin dia.
Kenapa cewe duluan?
Karena memang itu gaya gue dari dulu. Saat gue menyukai Han Sang aja gue duluan yang suka, dan yang mulai melirik-lirik itu adalah gue. Jadi ketika gue menyukai seorang laki-laki, harus gue dulu yang intro baru deh pasti si laki-laki ini peka dengan gue.
Ya begitulah hidup:v, Jadi curhat ya wkwkwkKedekatan kami bertambah intens dan perasaan suka gue kepada Ae tambah menjadi-jadi. Ditambah gue sering chatting an di Kakaotalk dan untuk responnya memang lambat. Sempat Ae mengungkapkan perasaannya kepada Je Sup. Namun, Je Sup hanya merespon dengan tanda hanya ingin bersahabat saja. Tidak lama setelah itu, terdengar kabar bahwa Ae sudah berkencan dengan Haiko. Haiko adalah wanita yang memang saat itu dekat juga dengan gue. Ada cerita dibalik kedekatan kami sebagai teman dan kakak, adik kelas.
Karena rasa ingin tahu gue, gue memulai chat dengannya. Gue minta informasi kontaknya dari Je Sup, namun ia masih belum tahu dengan niat gue yang ingin mencari tahu. Kami mulai dengan percakapan perkenalan hingga akhirnya gue langsung bertanya apakah memang dia atau bukan.
Haiko
--->"Halo"
"Halo, ini siapa ya?"
"Ini aku temannya Ae. Kamu Haiko kan?"
"Ohhh... Kok bisa kenal sama aku?"
"Iya tau dari kak Je Sup dan Ae, makanya aku tahu kamu."
"Ohh gitu, kak."
"Oh ya, aku Woojoon."
"Iya, kak Woojoon."
"kakak siapanya Ae?"
"Tenang aku sahabatan sama Ae kok."
"Hehehe iya, kak."
"Btw, kamu pacarnya Ae ya?"
"Iya kak, emangnya kenapa?:v"
"Gapapa kok, hahaha"
"Ohh ternyata emang bener dia ya. Langgeng ya." Gumam gue seketika.
Agak nyesek sih, but that's a reality.Hubungan pertemanan kami semakin dekat, dan Haiko pun juga selalu titip Ae dengan gue. Gue pun dengan senang hati menjawab iya, namun ada sisi cemburu pada Ae."Kak, Ae tuh gimana kalo di sekolah?", "Kak tolong liatin, aku curiga sesuatu sama dia.", "Kak si Ae kok gitu sih...", hal itu terus ada setiap saat. Kalau dia curhat tentang Ae, ya itulah dia. Jujur gue merasa cemburu, namanya juga suka wajar kalau cemburu. Seiring berjalannya waktu, yang bisa gue lakukan hanyalah chat an, memulai percakapan sebagai seorang sahabat. Hubungan mereka bertahan kurang lebih 1 tahun, dan posisi gue disitu bukan menjadi pihak ketiga tetapi pihak pendukung mereka.
Eh jangan salah loh, SMP-SMP gini gue bisa merasakan namanya galau.
YOU ARE READING
Park Woo Joon
Non-FictionCerita nyata yang dihalukan. Gue menulis cerita ini berdasarkan pengalaman nyata yang gue alami semasa gue hidup. Ada saat dimana gue merasakan disayangi oleh orang-orang, ada saat dimana gue merasakan dijauhi oleh orang-orang. Ada saat dimana gue n...