Setelah masa SMA berlalu, gue pun memasuki level kehidupan yang sebenarnya. Berat bagi gue dan anggapan yang gue buat bahwa dengan lulus, gue bebas itu salah. Gak ditarik sepenuhnya sih, tapi apa yang gue rasakan itu memang bukan dari teman-teman sekolah gue lagi. Eh btw, nggak hanya teman sekelas gue aja yang begitu sama gue. Tapi, rasanya 1 sekolah tahu masalah gue dengan para anak laki-laki di kelas gue.
Ditambah, saat lulus pun banyak orang-orang di sekitar gue termasuk yang gue nggak kenal juga ikut-ikutan membully walau berupa sindiran sih, tapi rasanya kalau setiap kali gue keluar harus begitu rasanya nggak nyaman.Bahkan di rumah aja, gue juga merasakan hal yang sama. Aneh kan, gimana orang-orang mengetahui gue?
Di lingkungan gereja mama aja, nggak semuanya sih... tapi mayoritas disana atau bisa dibilang hampir semuanya mengetahui gue dan masalah gue. Apakah mungkin mereka jengkel karena kebohongan gue saat SMA?
Kalau dari gue sih, sampai segitunya perasaan. Padahal kan gue melakukan hal itu juga nggak merepotkan semua orang. Heran, ya pasti heran.
Pernah juga gue menguping, katanya sih ada situs yang namanya Telkom viral dan mungkin dari situ orang-orang tahu gue dan masalah gue. Sakit nggak? Sakit lah, tapi karena gue udah sering memendam jadi gue hanya mendumal ya bisa dibilang?
Pas gue cari situs itu, gue tidak menemukannya sama sekali. Bahkan lagi-lagi, gue lagi nginap di hotel aja rasanya tetangga sebelah kanan dan kiri menganggu gue. Lagi-lagi pun gue juga merasa terganggu oleh tetangga sebelah rumah gue, dan bahkan gue juga merasa terganggu di lingkungan rumah kakak gue.Singkat cerita setelah lulus SMA, karena situasi kondisi yang tidak memungkinkan untuk masuk universitas negeri di Korea, akhirnya gue memutuskan untuk bekerja. Gue bekerja di perusahaan distribusi makanan milik eonni, ya masih CV sih tapi gue yakin pasti perusahaan eonni bisa berkembang. Jabatan yang eonni berikan adalah sebagai admin umum dan sekretarisnya. 2? Emang bisa?
Sehari-harinya kan sama gue, apa-apa juga pasti nyuruh gue, otomatis gue jadi sekretarisnya dong?Kalau untuk kuliah pasti dan akan, tapi memang nggak pada saat tahun 2018 kemarin. Jadi selama 2019, gue menghabiskan waktu gue hanya untuk bekerja dan menabung. Iya menabung, tapi karena tidak tahan godaan tabungan untuk kuliah habis tak tersisakan.
Selama bekerja gue mendapatkan pengalaman dan wawasan baru. Karena bergerak dalam bidang makanan, gue jadi mengerti kue-kue tradisional di Korea termasuk Indonesia sendiri. Kalau soal meneliti makanan, itu jagonya gue! Karena ada rambut atau bulu gue bisa tahu dan kelihatan beda aja.
Ada juga 1 pengalaman yang gue rindukan hingga saat ini, yaitu dimarahin eonni gue. Ya mending ya 1 kali atau 2 kali, ini tiap hari dengan kesalahan yang sama.
Tiap gue input data pemasukan dan buat bon pembelian, salah. Ya ada kalanya gue benar, tapi seringkali gue salah. Misalnya, gue buat bon nih terus bisa ganti 1 atau 2 kali kertas bon. Bikin boros kertas dan tinta pulpen dong? Udah gitu kan gue juga ada saatnya nanti harus mandiri, kerja sendiri diluar. Jadi gue dilatih di usahanya eonni. Niatnya baik, dan gue merasakan sedikit perubahan pola pikir. Tapi kalau untuk kebiasaan buruk, belum sedikitpun berubah.Sebenarnya gue ingin berubah, namun karena perlakuan orang-orang di sekitar ya jadi hanya niat aja istilahnya. Actionnya nggak ada, kalau dirumuskan jadi:
Teori = 100 ; Action = 0
Jadi kalo dibilang gue omdo, ya omdo sama diri sendiri termasuk keluarga gue. Mereka selalu bilang dan mengingatkan, cuma emang guenya aja yang keras kepala terlebih karena perlakuan orang-orang di sekitar gue.Waktu demi waktu berlalu, umur 17 tahun telah tergantikan menjadi umur 18 tahun. Masih sama dan gue kira ada yang berbeda dan berubah jadi lebih baik. Ternyata, tetap sama dan nggak berubah. Berkali-kali gue berpikir untuk ingin pindah ke tempat lain, tapi nggak bisa karena rumah gue disana. Waktu gue juga hanya dihabiskan untuk kpop dan oppa, hanya itu. Dalam 1 hari, kalau bisa 24 jam gue lakukan untuk streaming demi oppa-oppa. Bahkan sampai-sampai secara nggak sadar gue menomorduakan Tuhan. Baca Alkitab, berdoa di kesekiankalikan. Ya begitulah hidup gue, disindir, dicemooh, dan sebagainya. Makanya gue hidup dengan agak tersembunyi. Dan fyi, dengan kelakukan gue yang seharian streaming kpop itu adalah pelampiasan gue dan menurut gue, gue bisa ketawa-ketiwi dengan melihat mereka. Padahal setelah gue sadari, nggak juga.
Nggak lupa di umur 17 tahun kemarin, ulang tahun gue dirayakan. Walau memang hanya sedikit orang saja gue undang, tapi tetap bahagia. Ada masalah sih, namun gue merasa yasudahlah. Tapi karena dari eonni udah menggebu-gebu ini dan itu, gue jadi ikutan kebawa emosi.
Tapi saat perayaan sweetseventeen ada rahasia gue terungkap. Ya, rahasia perasaan gue kepada Hajin terungkap gara-gara Hyunmun-_-
Kalo mama cuma bilang, "ya jodoh nggak kemana ya!"
Menyenangkan kok menjadi 17 tahun!🤗Back to 2018, tahun itu gue lewati dengan baik. Ada banyak hal yang gue lewati nggak semuanya buruk sih, tapi lebih banyak buruk. Selain orang-orang disekitar gue, eonni juga menjadi permasalahan.
Kenapa? Iya baik sih, tapi eonni banyak mengatur sesuai dengan keinginannya. Mending kalau gue suka, kalau nggak?
Ya kalo untuk hal lain masih diwajarkanlah sama gue, lah sampai ke gereja aja masih diatur. Gue dipaksa sama eonni untuk tetap gereja di tempat mama dan eonni, padahal hati gue nggak kesana. Dan ya, gue benar-benar marah. Akhirnya gue hidup semena-mena dan semau gue.
Ah dan nggak lupa, gue juga ikut audisi SM Entertaiment! Siapa disini yang ikutan juga?
Gue mengambil kategori vokal dan banyak hal yang gue ambil. Gue banyak mendapatkan teman baru dan baru kali ini melihat wajah hyungnim dan hyungnam.
Ada
Darisitu tingkat kepercayaan diri gue kembali walau masih dengan perasaan trauma.Di tahun 2019, rutinitas yang gue jalani sama. Bekerja, streaming, dimarahi. Hanya 3 hal itu, dan hanya 1 yang berfaedah dibandingkan yang lain. (Jangan ditiru ya, chingu!)
Masih dengan diri gue yang sama, gue menjalani hari-hari gue dengan sindiran dan omelan. Lelah, tapi bagaimana?
Bahkan tetangga gue yang tadinya baik, jadi rese bisa dibilang. Mereka agak berisik dan ya wajar gue tegur. Tapi emang salah, malah malam-malam.
Tiap mengemas kue untuk pengiriman aja, orang-orang ditempat itu rasanya juga begitu.
Sampai di penghujung tahun 2019, yang gue dapat dari orang-orang di sekitar gue hanya "Pembohong."
Sakit? Tambah sakit, tapi gue masih belum menyadari.
Sempat ada sidang besar saat renungan tahun baru bersama keluarga besar mama, namun di awal tahun gue masih dengan pada kebiasaan yang sama. Streaming kpop 1 harian penuh.Karena gue yang keras kepala, aturan gue untuk streaming di batasi. Hanya dari jam 21.00 - 22.00 saja untuk gue streaming. Tapi, tetap nggak cukup bagi gue. Dan dengan nekat, gue benar-benar bergadang sampai pagi untuk streaming. Yang tadinya dikamar, karena merasa semakin terganggu gue pindah ke ruang tamu. Kebiasaan itu sudah berjalan 3 bulan, dan akhirnya gue merasa ada kejadian yang aneh. Agak panjang sih, gue akan ceritakan dengan singkat tapi detail. Kebetulan itu juga terjadi tepat di tahun ini (2020).
"Joon, gimana sih kerja yang bener dong!"
"Sana kerja diluar aja, cape tau mama liat joon dimarahin terus!"
"Pembohong."
"Ih bohong tuh, gak boleh."
Hanya kata itu yang gue dengar selama tahun 2019 kemarin. Bosan? Iya tapi yang pastinya, gue melewati semuanya dengan memendam dan tegar.
.
.
.
.Bagaimana cara bersikap kita kepada seseorang, itulah yang akan menjadi penyebab perubahan kepada seseorang itu. Jadi, berhati-hatilah.
-J-Peace of Saranghae♡
Gbu🙌
YOU ARE READING
Park Woo Joon
Non-FictionCerita nyata yang dihalukan. Gue menulis cerita ini berdasarkan pengalaman nyata yang gue alami semasa gue hidup. Ada saat dimana gue merasakan disayangi oleh orang-orang, ada saat dimana gue merasakan dijauhi oleh orang-orang. Ada saat dimana gue n...