1. Nama : Yo Dae Hwi
Panggilan : Dae Hwi
Umur : 19 tahun.
.
.
.
"Ganteng juga sih." gumam gue terpesona.
Selama masa MOS SMA gue memakai hal yang aneh sesuai dengan arahan kakak OSIS kelompok gue. Saat itu juga perjalanan cinta monyet ala anak SMA dimulai.
Seperti yang gue ceritakan di part 003'2, gue menyukai ketua kelompok pada saat itu. Nama kelompoknya, kelompok tentara sesuai dengan arahan sang ketua. Nama ketuanya... Penasaran? Ea ea ea🤣Yo Daeh Hwi, panggilannya Dae Hwi. Anak yang tampan, tapi lebih ke arah manis, kalem, dinging, humble kalau sama teman-teman yang ia kenal. Oh iya, anak yang aktif kalau masalah berorganisasi #saat itu. Orang-orang melihatnya sebagai seseorang yang sulit didapat, termasuk dengan pandangan gue. Oh iya, saat itu pun gue masih dekat dengan Ae sebagai sahabat.
Selama masa MOS, gue selalu memperhatikannya. Sampai-sampai gue kepergok oleh beberapa teman gue, hahahaha....
Dari nama panjangnya, hobinya, media sosialnya, kesukaannya, dan apa yang ada di dirinya gue mengetahui semuanya. Kalau harus membedakan di puluhan anak, gue pasti bisa menemukannya "Oh... tuh dia."
Waktu ulang tahunnya gue pernah memberikan coklat kepadanya, wah! Biasanya kan yang melancarkan aksi laki-laki, nah kalau ini gue duluan sebagai perempuan. Agak mainstream sih kalau orang bilang, cuma memang begitu..
.
Tidak terasa masa MOS telah berakhir. Hari itu adalah hari penutupan MOS dan secara resmi gue menjadi murid SMA Cheongsim. Ada rasa kebanggaan dalam diri kami, walaupun sebenarnya hanya upacara biasa. Jadi kangen kan
Setelah upacara selesai, sekolah mengumukan pembagian kelas resmi kami. Karena gue masuk jurusan IPS, gue ditempatkan di IPS 1 selama gue di sekolah itu. Rasanya agak kikuk, maklum kelas baru juga kan?
Bagaimana dengan Daehwi? sayangnya ia ditempatkan di kelas yang berbeda dari gue. Ia ditempatkan di kelas Social 3, kalau untuk penyebutannya bisa IPS dan social ya! Social itu penyebutan Bahasa inggrisnya.Pertama kali gue masuk, gue duduk Bersama Li, teman baru gue. Saat masuk kelas, tempat duduk kosong yang tersisa hanyalah sebelah Li jadi gue duduk disana. Gue nggak mengenal siapa-siapa disana, yang gue kenal hanya beberapa anak alumni SMP Yongsan dan beberapa anak kelompok saat MOS. Kalau nggak salah, gue duduk dibangku ke-4 Bersama Li. Awal ceritanya gue bisa mengenal Li itu saat gue menjadi 1 teman sebangku dengannya. Li itu anak yang baik, pendiam, dan kagetan. Selain itu, tubuhnya juga lemah dan mudah sakit-sakitan. Jadi kalau misalnya ia tidak upacara bendera gue sangat memakluminya, karena memang secara fisik dia lemah.
"Hai! Kosong ya? Aku duduk sini ya!"
"Iya, kosong kok!"
"Nama kamu siapa?"
YOU ARE READING
Park Woo Joon
Non-FictionCerita nyata yang dihalukan. Gue menulis cerita ini berdasarkan pengalaman nyata yang gue alami semasa gue hidup. Ada saat dimana gue merasakan disayangi oleh orang-orang, ada saat dimana gue merasakan dijauhi oleh orang-orang. Ada saat dimana gue n...