Tahun ini ada banyak hal yang gue alami. Mulai dari rasa kecewa, prustasi, penyakit mental mungkin (?), dan banyak hal yang gue alami. Rasanya ingin gue mati dan udah selesai gitu, tapi apa daya gue kan manusia hidup. Dan lagi dosa.
Kenapa bisa gitu deh?
Here's the story!😊Jadi gini, 3 bulan setelah memulai kebiasaan baru untuk bergadang gue mulai merasakan ada hal yang aneh. Bergadangnya sendiri karena pembatasan jam untuk streaming. Latar belakangnya sendiri, karena masalah gue dengan tetangga sebelah kiri gue. Entah kenapa, mereka sering berisik dan yang namanya ngegebug tembok itu udah biasa bagi gue. Tapi, gue jengkel kalau tiap hari merasakan hal yang sama tiap malam.
"Bug.. bug... bug..." (Bunyi suara tembok yang digebuk.)
Pernah 1 kali suaranya terdengar keras dan akhirnya gue membalasnya dengan memukul pakai kunci alat berat yang ukurannya besar.
"Bug..." (Balas gue dengan kencang.)
Beberapa kali gue menghampiri mereka tiap malam, sampai akhirnya gue ditegur mama karena sikap gue yang kekanak-kanakkan. 1 kali eonni juga ikut menegur mereka, dan kalau nggak salah memang sempat berhenti tapi lanjut lagi.
Saat bergadang pun gue mendengar banyak hal, dari mulai suara tokek yang katanya menandakan ada hantu. Mereka berniat untuk ngerjain gue, tapi nggak berefek ke gue. Gue tetap mengambil kesimpulan, mereka ngerjain gue.
Mama juga ikut menegur, tapi jawaban terakhir mereka katanya memang rumah itu aneh dan janggal. Horor aja gitu dan mereka intinya mengaku bukan mereka yang melakukannya.
Respon gue, tetap tidak percaya kalau hantu yang melakukan. Apalagi tiap malam, memutar musik keras-keras. Gimana nggak menganggu?Di bulan Maret tepatnya ada akar masalah yang muncul lagi. Ini agak horor, jadi ya percaya nggak percaya gitu deh!
Karena gue terbiasa bergadang, gue mulai terbiasa dengan suasana malam dan tengah hari. Ada rasa takut, tapi gue acuhkan. Sampai akhirnya, detik-detik terakhir bergadang itu saat mama menegur 2 kali. Teguran di hari pertama itu karena gue disuruh masuk kamar. Kalau mau bergadang juga nggak apa-apa, yang penting di kamar. Sebelum itu, gue merasakan ada hal yang janggal. Sebelum 2 kali teguran itu, gue melihat ada sosok manusia yang melongok ke arah gue. Gue abis gosok gigi, dan sosok itu melongok ke arah gue.
Yang kedua, masih di ruang tamu dan di hari kedua setelah itu gue melihat bayangan besar lewat dari cermin televisi.
Respon gue? Masih sama, "Ah paling halusinasi kali!"Teguran kedua mama, mama bilang jangan bergadang. Karena sekali bergadang, gue bisa bangun di jam 9 siang. Gue juga punya tanggung jawab, dan mama paling nggak suka kalau udah kelamaan.
Dari eonni sendiri, beliau sudah memperingatkan jangan bergadang. Batasnya hanya 1 jam untuk streaming.
Oh iya, kesalahan gue yang lainnya adalah karena hutang online. Jadi karena ketidaksabaran gue, gue membeli lightstick EXO Versi 3. Harganya cukup mahal, hingga gue nggak punya ongkos di bulan Maret. Karena kalang kabut, gue mencoba berbagai aplikasi kredit online. Nggak sengaja ke approve, munculah pinjaman sebesar 2.750.000. Sementara yang gue harus bayarkan adalah 3.250.000.
WOW! Dan itu nggak niat. Tadinya mau cari pinjaman dibawah satu juta, namun gue main klik dan terjadilah seperti itu. Nasi sudah menjadi bubur, mau diapakan lagi kan?Tidak lama kejadian setelah itu, terakhir kali gue mendengar suara seorang laki-laki. Dia mengatakan, "Liat, nanti gue kasih sesuatu dia. Gue udah bilang sama temen gue."
Awalnya, yaudahlah netizen udah biasa. Bahkan gue namain Wetizen sangking niatnya. Keesokan setelah kejadian-kejadian horor itu, gue mendengar suara yang mengatakan "pembohong."
Awalnya gue merasa suara itu annoying. Bahkan nggak hanya itu, di malam harinya karena gue sudah merasa muak dan kesal, gue mengajak berbicara hal yang menyebalkan itu lewat batin. Inti dari yang gue sampaikan, "Kamu mau ngapain? Saya nggak pernah macam-macam sama kamu.", dan ia hanya menjawab "Kamu pembohong."
Semakin lama gue semakin prustasi dengan suara-suara itu. Bahkan kayaknya rambut gue kayak ada yang niup dari belakang dan berbagai kejadian lainnya yang terjadi.
YOU ARE READING
Park Woo Joon
Non-FictionCerita nyata yang dihalukan. Gue menulis cerita ini berdasarkan pengalaman nyata yang gue alami semasa gue hidup. Ada saat dimana gue merasakan disayangi oleh orang-orang, ada saat dimana gue merasakan dijauhi oleh orang-orang. Ada saat dimana gue n...