Bagian 8

141 8 0
                                    

Mina pun baru pulang dari bidan untuk pemeriksaan rutin dan langsung berbelanja keperluan untuk memasak di kos.

Suasana pedesaan dan udara yang sejuk membuat suasana hatinya lebih membaik. Selama dua minggu ini dirinya bekerja di Puncak Kebon Teh, Kebumen.

Sesampainya di kos dirinya memasak pergedel jagung, sayur tumis buncis dan ayam jahe kecap. Selesai memasak Mina pun makan. Setetes air matanya jatuh. Mina menangis lagi. Entah bawaan bayi atau bagaimana perasaanya yang begitu sensitif, anaknya pasti ingin bertemu dengan papanya.

Mina menghapus air matanya, dirinya sudah ikhlas menjalani ini walaupun tanpa suami nantinya, "Sabar ya sayang. Kita harus kuat. Jangan sedih lagi ya", kata Mina sambil mengusap perutnya yang mulai kelihatan buncit.

Selesai makan Mina pun menuju kamar mandi.

Tik.. Tik... Tik...

Suara detik jam dinding terdengar karena sepi. Mina tidak bisa tidur. Dicobanya segala posisi agar nyaman tetapi tidak bisa. Mina menatap langit-langit kamar kos. Pikirannya melayang sambil mengelus perutnya.

Tok.. Tok.. Tok..

Keningnya mengerut, Kok suara detik jam dindingnya berubah?, pikirnya.

Tok.. Tok.. Tok..

Akhirnya Mina sadar, itu suara ketokan pintu.

Mina pun membangunkan badannya berlahan menuju pintu kamar.

Cklek

"Si.. siapa?"

Mina terkejut. Seseorang dihadapannya berdiri dengan sosok yang lemas, rambutnya yang agak panjang terlihat acak-acakan.

Mina pun menangis melihat sosok itu tampak menatapnya dengan tatapan sendu bukan tatapan tajamnya.

"Az... ka", bisiknya lirih.

Azka tersenyum lemah, "You're mine must be mine", ucapnya.

Mina yang mendengarkan itu pun tak kalah kaget, Azka sudah mengingat kejadian di hotel?, batinnya.

Azka melangkah mendekati Mina lalu memeluknya erat dihirupnya aroma tubuh Mina, "I really miss you", bisiknya.

Mina mengangguk dengan isakan tangisnya.

Azka melepas pelukannya, ditatapnya wajah Mina yang sembab.

Azka menangkup wajah Mina didekatkannya wajahnya hingga kening mereka saling mengadu, "Maaf... maaf... maaf... maafkan aku... ", bisiknya lirih.

Mina mengangguk lemah. Mina tidak tega melihat penampilan Azka yang terlihat lelah dan acak-acakan.

"Masuklah, ini sudah malam", kata Mina.

Mina pun mengajak Azka masuk, "Maaf kamarnya sempit", imbuh Mina.

Azka merasakan hatinya sakit melihat Mina tinggal di kos-kosan sempit seperti ini.

Tidak bisa dia bayangkan jika istri dan anaknya tumbuh di lingkungan seperti ini jika saja dirinya tidak mengetahui dimana Mina berada.

"Bagaimana kamu tau aku disini?", tanya Mina.

"Aku mencarimu selama dua minggu. Aku bersyukur kamu disini. Aku berterima kasih jika sudah diberikan kesempatan oleh kedua orang tuamu di Purworejo", sahut Azka dengan senyuman.

Mina kembali menangis, "Kamu.. ke makam mereka?", isaknya.

Azka mengangguk.

"Dari mana kau tau?"

Marry You #3 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang