CERITA GA JELAS, GA SUKA? GA USAH BACABaru di revisi tanggal 18, semoga suka yaaa
REV 2 [9/9/24]
Love ya <3
------
06.33
"Ra? Kamu di dalem kan Ra?"
Kali ke tujuh Raizha, atau seorang yang kerap disapa Azha itu berteriak memanggil Rain sembari menggedor pintu agar adiknya bisa mendengar.
Sedangkan Rain sendiri yang ada di dalam, masih tertidur pulas dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Entah jam berapa ia semalam tidur, tetapi yang jelas ia baru kembali ke rumah sekitar pukul 2 pagi.
"Rain!" karena terus tak mendapat jawaban, serta khawatir Rain tak pulang, Azha bergegas menuju lemari kayu yang berada tak jauh dari sana untuk mengambil kunci kamar cadangan.
Mendapat benda pembuka pintu dengan gantungan kelinci, Azha segera menerobos masuk kemudian menyibakkan selimut ketika melihat lekukan tubuh gadis itu.
"Setengah tujuh Rain!"
Azha mengguncang tubuh adiknya dengan keras. Namun, gadis itu masih terlelap dengan wajah pulas dan napas teratur. Tak salah jika ia dijuluki sebagai mayat ketika tidur oleh teman serta keluarganya.
"RAIN ANNATASHA, SETENGAH TUJUH! KAMU SEKOLAH, SENIN HARI INI!"
Azha memilih untuk menarik rambut Rain, karena tahu bahwa adiknya tak akan pernah bangun jika hanya di guncang. Dan terbukti, perlakuan itu membuat seorang yang di tarik bergerak seraya membuka sedikit mata.
"Apa sih ah! Ganggu tau nggak!" tangan gadis itu memilih untuk menarik kembali selimut kemudian mencari posisi yang nyaman.
"SETENGAH TUJUH SEKARANG!"
Baru saja hendak melanjutkan mimpi, Rain berbalik, "Demi apa setengah tujuh?" matanya menoleh pada jam weker yang berada di atas nakas.
Panik? Tentu saja. Meskipun Rain susah di atur dan nakal, ia tak pernah sama sekali meninggalkan atau bolos sekolah. Jika terlambat, Rain selalu mencari cara agar ia bisa masuk, tak jarang juga menyogok pak satpam agar bisa membukakan gerbang untuknya.
Gadis itu turun dari tempat tidur tanpa melakukan pengumpulan nyawa terlebih dahulu. Tak peduli juga pada Azha yang memandangnya dengan intens.
"Rain! Semalam pulang jam berapa kamu?" Azha menarik pergelangan tangan adiknya ketika anak itu hendak masuk ke kamar mandi.
"Liat aja CCTV."
Pertanyaan dengan jawaban sama selama bertahun-tahun.
Azha hanya bisa menggelengkan kepala. Apa yang ada dalam pikirannya Rain? Dan waktu ibunya hamil, dia mengidam apa? Sampai sampai anaknya seperti ini.
-🦖-
Tentu tanpa bersiram. Ia hanya mencuci wajah, menggosok gigi, serta memakai wewangian dengan riasan tipis. Kini, Rain sudah siap untuk pergi ke sekolah. Seragam putih abu, cardigan coklat, tas gendong hitam, dan sepatu pewter grey telah ia kenakan.
Sebetulnya, peraturan di sekolah tak boleh ada seorang pun siswa yang memakai sepatu selain hitam. Namun masalahnya, Rain sama sekali punya. Jika tak punya, harus bagaimana? Meminjam ke tetangga? Itu memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NICHOL [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! Memilih untuk menerima perjodohan yang Eyang nya lakukan, Rain pikir semua akan kembali normal dan masalahnya dapat teratasi. Rain tak pernah tau, tindakan yang ia ambil akan berakhir menyedihkan. Rain memutuskan untuk meni...