Prolog

2.1K 203 34
                                    

Seorang pria tampak berjalan dengan langkah sedikit tergesa-gesa di bawah rintik hujan yang membasahi kota Seoul. Wajah tampannya terlihat sangat lelah dengan pakaian yang setengah basah. Di tangannya ia menenteng sebuah tas hitam yang selalu ia bawa ketika bekerja.

Sepanjang langkah kakinya, pria itu kerap kali menoleh ke belakang dengan tatapan waspada. Hari sudah larut jalanan pun sudah mulai sepi di tambah lagi hujan turun semakin deras membuat suasana semakin dingin. Saat ini ia tengah berjalan pulang menuju apartemen tempat ia tinggal.

Tap tap tap!

Derap langkah kaki misterius mengiringi langkah kaki pria itu. Sedari tadi ia sadar bahwa ada orang lain yang mengikutinya. Semakin cepat ia berjalan maka semakin cepat pula sosok misterius itu mendekatinya. Tak terhitung berapa kali ia mengumpati penguntit tersebut.

Setelah 15 menit berjalan, akhirnya ia sampai di loby apartemennya. Pria itu berdiri di depan lift yang akan mengantarkannya menuju tempat tinggalnya.

Ting!

Pintu lift akhirnya terbuka, saat pria itu hendak memasuki lift tiba-tiba ada seseorang menahan lengannya.

"Yak!!! Berhenti mengikutiku!" Kesabaran pria itu mulai habis, ia menoleh menatap makhluk yang sedari tadi menguntitnya.

Tatapan kesal, jengkel, marah bercampur menjadi satu manakala retina matanya menghunus sebuah objek yang akhir-akhir ini selalu menganggunya.

Pria itu mengenalinya!

Seorang gadis menjadi objek pandangannya saat ini. Ia tersenyum polos dengan hoodie merah muda yang terlihat basah akibat rintikan hujan di luar sana.

"Professor Cho, selamat hari Valentine!" Gadis itu memberikan sebuah kotak berwarna senada dengan hoodie nya, dilengkapi pita berwarna gold di atasnya. Tubuhnya terlihat menggigil, hal tersebut bisa dilihat dari tangannya saat memberikan kado. Entah karena kedinginan atau karena gugup?

"Sudah aku katakan berhenti mengikutiku!" Pria yang dipanggil Professor itu menatap si gadis dengan begitu tajam. Ia tidak peduli dengan hadiah yang gadis itu berikan. Mungkin orang lain akan takut melihat tatapan pria itu. Namun berbeda dengan gadis di depannya, justru ia menunjukkan cengiran polosnya tanpa ada rasa takut sedikitpun. Gadis itu sepertinya lupa bahwa  pria yang di hadapannya adalah Dosennya yang memiliki nama Cho Kyuhyun. Dosen muda dan tampan yang banyak digilai wanita.

"Apa kau tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain menguntitku hah?"

"Aku tidak menguntit, aku hanya ingin memberikan ini untuk Professor"

Pria itu menatap si gadis dengan jengah, ia segera merebut hadiah itu dari tangannya. Berharap gadis itu enyah dari hadapannya. Sungguh ia sudah sangat lelah dengan pekerjaan, dia ia sudah tidak bertenaga meladeni  penggemar gilanya itu.

"Aku sudah menerimanya, sekarang pulang!"

Pria itu bisa melihat senyuman merekah dari mahasiswinya tersebut. Tanpa repot-repot mengucapkan terimakasih, Kyuhyun langsung masuk ke dalam lift meninggalkan si gadis sendiri.

"Professor Cho Saranghae!"

Kyuhyun menghela nafasnya, gadis itu masih sempat-sempatnya memberikan love sign dengan tangan sebelum pintu lift benar-benar tertutup. Perlu di catat gadis itu adalah mahasiswinya dan ia seorang dosen. Apakah pantas seorang mahasiswi melakukan hal semacam itu pada Dosennya sendiri, seharusnya ia disegani dan dihormati bukan?

Kyuhyun menatap hadiah yang diberikan gadis itu, pria itu berdesis melihat isi kotak tersebut. Ada sebuah cokelat dan juga surat kecil yang tentu saja berisikan kalimat-kalimat puitis yang ditujukan padanya. Tanpa repot-repot membacanya, Kyuhyun langsung menutup kembali kotak tersebut tanpa minat.

"Arrgghh aku bisa gila jika bertemu gadis itu setiap hari!!!"




.

.

.

See you 💙

Professor You're Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang