Fahri Aku Minta Maaf

43 4 0
                                    

Seseorang mengetuk pintu kamarku.

Ternyata Kazan. Aku mengajaknya untuk makan malam bersama dengan Sora. Ini menjadi malam perkenalan kami juga.

Makan malam semua Sora yang masak. Masakannya sangat enak sekali.
Layaknya makanan restoran yng mahal.

"Talita, i wanna say something" ujar Kazan serius yang secara tiba-tiba bicara padaku. Padahal saat pertama kali datang rasanya dia baik-baik saja. Namun sekarang begitu terlihat mengkhawatirkan untukku

"Yes, what is that?" Aku sangat penasaran apa yang sebenarnya akan Kazan katakan. Dia tak pernah seserius ini padaku.

"About Fahri" tiba-tiba mata Kazan berkaca-kaca. Terlihat seperti ada sesuatu pada Fahri.Kazan mengajakku duduk diruang tamu. Sesuatu yang terlihat sangat serius tampak di wajahnya.

"Talita, sebenarnya aku sudah berjanji padanya untuk tidak menceritakan hal ini kepada siapa-siapa. Tapi aku kasihan padanya.

Fahri memiliki penyakit kanker paru-paru stadium akhir.

Dia berbohong padamu. Di London dia bukan melakukan penelitian tapi berobat.

Dia selalu menyembunyikan sakit nya Talita, dia tak mau kamu menganggapnya lemah.

Disaat dia meminta ingin melamar mu. Sejujurnya harapannya sebelum meninggal Farhan sudah menyempurnakan separuh agamanya, dengan cara menikahi gadis seperti mu.

Saat berpamitan padamu, sebetulnya dia bukan keturki Talita, dia ke Malaysia dan Tak akan kembali kesana. Dia akan melakukan perawatan instensif.

Talita, dia sering menceritakan mu padaku. Dia bilang dia jatuh cinta saat pertama kali melihatmu saat menjaganya di rumah sakit.

Talita aku mohon, terimalah lamarannya. Dia sangat mencintaimu. Bila kau datang melihatnya disana, dia akan mampu menghadapi sakitnya.

Cinta itu obat Talita. Dan obat itu adalah kamu"

Pipiku berlinang air mata, rasanya tak sanggup mendengarnya.

Bodohnya dia, kenapa menyembunyikan semuanya dengan sangat baik.

Pantas saja akhir-akhir ini dia jarang menemui ku. Dia menghindar dari kebohongannya.

Maafkan aku Fahri, bahkan aku tidak mengetahui sakit yang kau derita saat ini. Teman macam apa aku ini.

Aku mencoba menghubungi Fahri, namun telponnya tidak diangkat.

Mungkin dia masih menjalani pemeriksaan, atau perawatan di rumah sakit.

*******

Ya Allah, jika cinta adalah sebuah pengorbanan. Maka ijinkan aku korbankan cinta ini sepenuhnya kepada Fahri.

Mungkin lambat laun cinta akan tumbuh.

Ya Allah jika menikah dengan Fahri adalah takdir untukku. Maka berikan petunjuk Mu. Supaya aku menerimanya dengan kepastian imanku.

Jika aku adalah kekuatan baginya, maka izinkan aku ikhlas untuknya.
Menerimanya sebagai imam terbaikku.

*****

Suasana kafe begitu sepi, aku melihat di ponselku ternyata hari ini hari libur. Ya ampun hari saja aku sampai lupa.

"Assalamualaikum" seseorang yang tak asing mengucapkan salam di belakang kursi restoran yang biasa aku kunjungi

"Waalaikumsalam mas" jawabku dengan tidak terlalu bersemangat. Perasaanku sangat tidak terkendali. Tapi aku harus bisa menyembunyikan semua dari orang-orang di sekitarku atau nanti urusanku tak akan bisa selesai.

"Tumben, kamu meminta kerja di hari libur. Ada apa?" Tanya mas Azam dengan nada yang santai namun terlihat menyimpan rasa penasaran yang tinggi padaku.

"Tidak ada mas, aku hanya ingin segera menyelesaikan tugas ku saja" balasku tanpa melihat mas Azam yang tengah sarapan roti panas. Aku tahu dia selalu tepat waktu dalam sarapan.

"Saya rasa kamu sedang ada masalah? Cerita saja, aku akan menjadi pendengar yang baik" memaksakan memberi perhatian

"Nanti saja, jika pertemuan kali ini hanya membahas masalah ku nanti diskusi kali ini kita tak akan mendapat apa-apa" ucapku dengan nada rendah sambil mengetik hasil analisis tadi malam.

Apa aku harus cerita kepada mas Azam. Tapi sudahlah, aku tak ingin menyangkut pautkan dirinya dalam hidupku. Lagi pula mas Azam hanya sebatas teman kerja. Ya itu saja.

Kelihatannya juga, mas Azam tidak cocok dijadikan teman curhat.

Bagaimana dia mengerti perasaan seseorang, bahkan untuk dirinya sendiri dia terlihat dingin.

Sekali bercanda sangat tidak lucu. Bahkan bicara saja tanpa ekspresi.

"Mas, besok lusa sesudah sidang penelitian. Saya akan langsung pergi ke Malaysia. Jadi mungkin untuk pergi ke Spanyol bersama prof. Tami tidak ikut"

"Tidak masalah, Akan saya bicarakan dengannya" jawab mas Azam.

********

Aku melihat ponselku. Delapan panggilan tak terjawab dari Sora.

Namun ada pesan yang belum ku baca

To: Talita🌸

Talita, aku minta maaf tidak pamit dulu padamu. Aku mendapat kabar dari suamiku, anakku sakit demam. Aku mendapat masalah dari mertua ku, sebab aku meninggalkan anakku.

From: sora

Ya Allah kasian Sora. Mudah-mudahan tidak akan ada apa-apa dengan keluarganya.

Fikiran ku mulai terbagi kemana-mana.

Satu persatu aku selesaikan penelitian yang hampir selesai.

Kemudian mulai menyiapkan keberangkatan ke Malaysia.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Tunggu cerita selanjutnya yah..stay follow me😉🙏











TALITA [Lewat Dirimu Aku Menemukan Syurga]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang