"Ada saatnya kamu memperjuangkan dan diperjuangkan oleh seseorang. Bersabarlah dan fokuslah untuk memantaskan dirimu. Yakinlah Allah akan hadirkan dan tunjukkan penyempurna agamamu di saat yang tepat"
(Suarambah:2020)❤️
Sebuah mobil berwarna putih terparkir di rumahku. Aku pikir ini adalah orang yang ayah maksud.
"Assalamualaikum" salam ku pada orang yang ada dirumah.Aku berjalan dan mendengar bincangan ayah dengan seseorang. "Nah ini dia"sahut ayah padaku. Sambil menyuruhku menghampiri dan duduk bersamanya.
Saat berbalik tiba-tiba nafasku berhenti sejenak. Apakah aku tidak salah melihat laki-laki yang tak asing lagi dipandanganku. Wajah yang sering menjadi teka-teki dihidupku.
"Mas Azam"begitulah tiba-tiba nama itu terucap dibibirku. Sampai seketika aku sadar kami saling bertatap satu-sama lain dengan penuh ketidakpercayaan.
"Kalian sudah saling kenal rupanya, itu bagus sekali" tutur ayah sambil terheran melihat reaksi kita saling menatap. Setelah tersadar aku langsung menundukan pandangan.
Aku langsung menghampiri kursi dekat samping ayah, percis berhadapan dengan mas Azam.
Sungguh ini kebetulan atau bagaimana aku masih tidak percaya.Kita saling bertanya kenapa ayah bisa mengenal mas Azam, begitu pula dengan mas Azam yang bertanya tentang diriku yang ia tidak percaya bahwa aku anaknya. Suasana semakin ramai dan begitu terasa mudah pertemuan ini.
Sejujurnya ada banyak pertanyaan yang akan aku sampaikan pada mas Azam. Namun tidak mungkin dihadapan ayah, yang bahkan ayah tidak tahu permasalahan kamu berdua.
"Ayah tinggal dulu ya, supaya kalian bisa ngobrol enak, tapi tenang saja Azam. Ayah ada di depan pintu. Gak akan terjadi fitnah kok"tutur ayah terlihat berusaha mendekatkan kami berdua.
"Iya pak Aryo" jawab mas Azam dengan singkat. Kita berdua sungguh canggung. Terlihat beberapa selang menit kami masih belum saling bicara. Entah harus dari mana aku memulainya.
"Mas" "Tal" ungkap kami bersamaan.
"Em mas dulu aja" Suruhku
"Enggak, kamu dulu aja" sahut mas Azam sedikit memaksa.
Aku mulai berani menatapnya.
"Oke saya dulu...Talita apa kabarnya?" Tanya mas Azam ragu"Baik, mas Azam kemana aja" tanyaku kembali.
"Maaf jika tiba-tiba saya menghilang, saya sangat sibuk. Bagaimana kabar Fahri?"
Kenapa mas Azam bertanya tentang orang yang sudah tiada. Seketika tanpa sengaja pipiku basah dengan air mataku
"Talita, maaf jika perkataan ku menyakiti hatimu""Tidak mas, hanya saja orang yang mas Azam maksud sudah meninggal dunia karena kanker paru-paru"
"Innalillahi, maafkan saya Tal. Saya tidak bermaksud"
Aku menggelengkan kepala menyakinkan bahwa aku baik-baik saja dan mencoba menghapus air mata yang mengalir dipipiku.
"Mas saat aku meminta untuk bertemu terakhir kalinya, aku hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan. Terutama tentang....."saat berusaha mengeluarkan buku itu.
Tasya datang"Assalamualaikum" Tasya terkejut melihat kami berdua.
"Waalaikumsalam" jawab kami berdua
"Pak Raden!" Itu panggilan para mahasiswa kepada mas Azam, termasuk Tasya. Mas Azam menjadi dosen di salah satu universitas di Jakarta. Setelah pulang penelitian dari London mas Azam mendapat panggilan untuk mengajar.
![](https://img.wattpad.com/cover/203663138-288-k230282.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TALITA [Lewat Dirimu Aku Menemukan Syurga]✅
Teen Fiction[LENGKAP]Rencana tuhan tak ada yang tahu. begitu pula kisah rumitnya hidupku, seakan buku itu menjadi awal hijrahku dari gelapnya hati dan jiwaku. lalu siapa orang yang Allah libatkan dalam penemuan hidayah untukku. Misterius dan aneh. Aku hanya bis...