"Bukan aku yang pemilih dalam berteman, tapi takdir yang memilihku untuk berteman denganmu" -Ketidakmungkinan (Kyla, 2020)
Malam pun semakin larut tetapi keadaan perkemahan masih ramai, karena kebetulan kegiatan hanya berlangsung sampai besok. Setelah serangkaian kegiatan yang kujalani dari pagi tadi, akhirnya tiba dipuncak acara. Makrab katanya(malam akrab)
Malam akrab dibagi menjadi 3 sesi, yang pertama dengan teman setenda(5 orang). Yang kedua dengan teman sekelas(25 orang). Yang ketiga dengan teman satu angkatan beserta kakak mpk/osis dan guru.
Sesi pertama berhasil membuatku mempunyai teman baru, dan kami berlima sepakat untuk menjadikan hari ini sebagai tanggal persahabatan kami. Terlalu cepat memang tapi sebenarnya berniat iseng juga pulang dari ldks pengen pasang status tanggal sama emot love.
Sesi kedua aku jalani dengan suka cita,ada games-games ringan tapi bikin deg-degan. Truth or dare. Biasanya, bagi siswa baru hal ini seperti mimpi buruk. Pertanyaannya tak jauh dari 'udah punya pacar belum?' ketika giliranku aku pun menjawab 'punya,tapi beda kelas.' Sontak mereka semua penasaran, yang hanya bisa kujawab dengan senyuman.
Sesi tiga pun dimulai. Kali ini dibuka dengan bincang ringan bersama MPK/OSIS. Dari semua penjelasan dapat kusimpulkan setelah kegiatan ini akan ada seleksi MPK/OSIS yang mungkin akan kucoba ikuti. Tak lama kemudian dibuka sesi menampilkan bakat perkelas, kelasku memilih untuk menampilkan nyanyian.
'mungkinkah kita kan selalu bersama walau terbentang jarak antara kita.'
Sepenggal lirik yang akan jadi sejarah perkenalan kami, dan masuk kedalam buku diaryku.
''hoaaammmm, ngantuk lagi gue.'' Ujar veya sambil membuka tenda.
''sama. Tapi asik banget yaa tadi.'' Balas teman-teman baruku, ada reira,pimcha,lea.
''tidur kaya ga tidur, Cuma 2 jam doang.'' Ketus pimcha yang disetujui kami semua.
1 jam kemudian
satu persatu dari kamipun terbangun. Aku yang paling akhir. Aku pikir sudah waktunya untuk jerit malam,ternyata tidak. Mereka terbangun hanya untuk makan.
''aku gabisa tidur.'' Keluh reira.
''sama.'' Ujar yang lain secara bersamaan.
''tidak.''ujarku.
Lea menatapku sejenak, ''enak yaa.''
Aku segera bangkit dan meraih snack yang lea pegang.''lebih enak ini,''ku julurkan lidahku terhadapnya.
''tidur juga merupakan nikmat allah, harusnya lo bersyukur.'' Kata veya menatapku dalam.
''alhamdulillah, iya veya terimakasih,''sahutku. ''tegang gini sih, santai dong muka lo pada. Nih gue bawa makanan yang lebih banyak.''
Suasana pun kembali cair, kami mengobrol ringan terkadang tertawa tetapi tetap diperkecil. Dan setiap ada senter kearah tenda kami, kamipun menunduk dan diam sementara.
''siapa sih yang nyalain senter ke arah tenda kita terus, gue keluar bentar ya buat ngecek.'' Sebelum aku bergerak dari tempatku, terdengar suara orang melangkahkan kaki kearah tenda kami. Sungguh, kali ini kami merebahkan diri dan saling memeluk satu sama lain.
'siapa itu ya,orang apa bukan ya yaampun kenapa seram seperti ini sih.'
''kalian, tolong bantu gue baca ayat kursi.'' Bisikku.
Langkah kakinya semakin dekat,tetapi tidak bersuara seperti apapun. Kalau guru atau kakak pebimbing kenapa diam?!
-----------------------------------------------------
Nahloh? ada apa tuh?
penasaran?
sama nih, aku juga. Penasaran kenapa kalian belum pencet vote? klik votenya gaes-kyla
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketidakmungkinan
Teen FictionVitakyla namanya. Gadis yang menuju dewasa, dengan segala kelabilan masa remaja, ia pun memiliki prinsip. Namun, akankah ia dapat mempertahankan prinsipnya tersebut? "din, sorry" "Kenapa sih gak ada yang bisa ngertiin gue?" "Stop banding-bandingin" ...