" Pada pertemuan, ku harap tidak berujung menyalahkan keadaan" -Kyla, 2020
Jam menunjukkan pukul 12.00, kamipun segera bergegas pada tempat LDKS. Salah satu villa di puncak, bogor.
Bus menurunkan kami di depan gang, karena jalan yang cukup sempit, kami pun harus berjalan sekitar 3KM ke area LDKS.
Aku pun mencoba berjalan, sambil mencari-cari siapa yang aku kenal.
'Ntep mana sih?' Batinku.Ku tengok ke kanan kiri tak ku temui yang ku kenal, sampai akhirnya aku memilih berjalan sendiri.
10 menit berjalan, aku pun sampai pada area LDKS. Takjub. Areanya cukup luas. Dan sejuk sekali disini.
Kami pun berkumpul dan bersiap-siap untuk memasuki kamar masing-masing.
Sesuai dengan kelompok kemarin, aku, sarah, dea, dan ntep 1 kamar. Kami pun menuju kamar yang ditunjukan panitia.
"gue tidur disini ya" kata ntep sambil menujuk kasur sebelah kanan
" gue disini ya, kasur bawah ntep" kata dea
" yaudah gue disini, sarah mau dikasur atas apa bawah?" Tanyaku.
" aku bawah"
Setelah itu, kamipun beristirahat sebentar.
10 menit kemudian, kami bergegas mandi bergantian dan bergegas shalat ashar berjamaah.Setelah selesai, kami menuju tempat makan yang telah disediakan. Para senior sudah menunggu kami disana.
"Antri yang rapih, gak boleh grasak-grusuk. Oia ini siapa yang mau jadi time keeper? Siapa yang mimpin doa? Siapa ketua yang bantu atur temen-temennya?" Tanya kak nadine
Melihat kami yang saling melirik, kak nadine pun melanjutkan ucapannya, " gak usah tunjuk-tunjukkan, yang mau langsung sini maju ke depan."
Dea pun maju untuk menjadi time keeper
Sarah maju untuk memimpin doa
Dan natha maju untuk menjadi ketuaSalut rasanya, karena mereka semua orang yang ku kenal.
"Oke 15 menit ya makannya, cukup?" Tawar kak pradip.
"Cukup kak" kata kami mencoba yakin.
Setelah semua berada pada meja dan makanannya masing-masing, sarah memimpin doa, dan sebelum di mulai makan kak pradip mengingatkan, " inget jangan sampe ada yang jatoh satu nasi pun, jangan ada suara berisik, inget sendok yang nyamperin mulut, makan yang tegak jangan bungkuk. Paham?"
Aku bergidik ngeri mendengar intonasinya, kenapa suara harus dikeras-kerasin si? Ga capek tu dari tadi senior ngomel mulu?
Aku pun mencoba makan se rapi dan secepat mungkin, menyebalkan memang.
" 2 menit lagi, ayok yang belom abis cepetan, inget jangan ada yang ke buang" tegas kak nadine
" ini kamu kenapa nasinya masih banyak? Ga denger ya tadi? Makanya ngambil tuh secukupnya!" Ujar kak tasya kepada salah satu kandidat osis.
" ini lagi bukannya makan malah ngeliatin temennya, jelalatan banget." Sindir kak via kepada salah satu peserta perempuan.
" oke udah ya, silahkan rapihkan makannya. Yang belum habis acung tangan!" Tegas kak pradip.
" oke tasya tolong catat, dan kalian yg makannya ga habis temui saya setelah ini. Yang lain silahkan bereskan dan siap-siap materi."
Aku memutar bola mata malas sebelum mendengar suara seseorang, " assalamu'alaikum temen-temen" sapa natha.
" seperti yang sudah disampaikan kak pradip, dimohon untuk kita semua mematuhi sebaik mungkin, kegiatan ini kegiatan kita bersama, hargai yang membuat kegiatan, dan jalani sebaik mungkin. Baik, jangan lupa cuci tangan dan segera siap-siap ke tempat materi ya." Kata natha mencoba menenangkan situasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketidakmungkinan
Teen FictionVitakyla namanya. Gadis yang menuju dewasa, dengan segala kelabilan masa remaja, ia pun memiliki prinsip. Namun, akankah ia dapat mempertahankan prinsipnya tersebut? "din, sorry" "Kenapa sih gak ada yang bisa ngertiin gue?" "Stop banding-bandingin" ...