" Dalam satu hari, biasanya ada satu rasa, bahagia atau sedih. Tapi kali ini? Semua rasa dalam satu hari. Dari bahagia tiba-tiba sedih, dari sedih tiba-tiba bahagia? Apa kalian pernah mengalaminya?" -Kyla
Kicauan burung pak mamat(satpam sekolah) menyapa murid-murid dengan antusias pagi ini. Tepat pukul 07.30 aku sampai disekolah. Teman-teman tidak jadi menjemput karena mobil reira mogok ditengah jalan.
Aku sempat panik, kalau harus mengemudi masih belum boleh, sedangkan dirumah sudah tidak ada orang.
Tak lama, seseorang memakai helm full face menyapaku. Natha. Ia membuka helmnya, dan menanyakan ku.
"Woi lu beloman berangkat tumben?"
aku mengerucutkan bibir, " mobil reira bocor"
Natha sempat melihat ke kanan dan kiri tampak mencari sesuatu. " Waduh, gue cuma bawa helm 1, lagian takut lu masih lemes tiba-tiba gelinding kan lucu"
aku mencubitnya, "rese lu."
kamipun mencoba mencari solusi, dan sebuah motor tiba-tiba berhenti disamping motor Natha.
"Kyla lo udah mulai sekolah? kok belom berangkat?"
aku sedikit kesulitan mengenalinya, akhirnya ia melepas masker. "oh kak leo, hai kak, aku ada problem, tapi udah mau masuk aku gak ada helm, Natha gak ada helm 2"
Kak Leo dengan sigap memberikan ku helm, "Buru pake"
aku menatap Natha sekilas dan Natha mengangguk sinis.
Akhirnya aku bersama kak Leo sampai depan pagar, dan sesampainya disekolah ku langsung menyamperi Natha. "Nathh!!"
Natha tampak berjalan acuh, aku pun menarik tasnya. " Nath ih apaan sih lo, kenapa? gak lucu dipendem, lo kepikiran sendirian."
Natha menatapku, dan ku balas dengan memalingkan wajah." Loh ko elo yang jadi ngambek?"
Aku tertawa di dalam hati 'bentar deh akting dulu'
Lalu Natha terlihat berjalan mendekat ke arahku, dan berjalan melewatiku begitu saja.
Aku mendengus, kemudian berjalan ke arah kelas.
Dikelas ku menemui Alimers, Tanpa basa-basi ku sapa mereka semua. " Hallo girlsssss, iam backk" dengan menampilkan senyum kudaku.
Mereka diam seribu bahasa, aku pun menatap mereka satu persatu.
"Aku kok di diemin?" Tanyaku pada mereka
lea menatapku sinis, pimcha pun asik dengan gadgetnya, dan veya pun memilih menelungkupkan wajah. Akhirnya hanya terlihat wajah pasrah reira.
Aku mencoba menghampiri reira. " Ra, aku percaya banget kamu selalu jadi penengah kalo ada masalah. Apa masalahnya? aku salah apa?"
Reira menunduk, aku mencoba memegang tangannya, berharap ia yakin untuk memberitahu semuanya.
Belum sempat reira berucap, pimcha berceletuk, " Belajar peka sama sekitar ya"
"aku salah dimana? gak peka gimana?" ujarku bingung.
Veya bangkit dari kursi, " MANJA! Kalau semuanya langsung dikasih tau, lo cuma bisa minta maaf kan?! Belajar dari kesalahan dong!"
Aku kaget dengan sikapnya, " Maksudnya apa ve? gue bener-bener gak ngerti. Tadi pagi? kenapa? Gue nunggu kalian dan kalian bilang ban bocor oke gue ngerti, tapi apa kalian tau gue bingung harus naik apa? gue bisa ke sekolah pun karena ga sengaja kak Leo lewat. Walaupun gue gak enak sama Natha, karena gue harus sama kak Leo. Natha juga gak bawa helm 2. Terus apa salah gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketidakmungkinan
Teen FictionVitakyla namanya. Gadis yang menuju dewasa, dengan segala kelabilan masa remaja, ia pun memiliki prinsip. Namun, akankah ia dapat mempertahankan prinsipnya tersebut? "din, sorry" "Kenapa sih gak ada yang bisa ngertiin gue?" "Stop banding-bandingin" ...