PIB - She's my wife

144K 6.5K 254
                                    

Kata-kata manis gak bisa sepenuhnya mewakili rasa cinta ini.

-Rim

****

Nayla mengerjapkan matanya perlahan saat merasakan dingin di pipinya. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah bibir merah muda Rimba. Melihat itu, pipinya tiba-tiba memerah mengingat kejadian semalam saat Rimba mencuri ciuman pertamanya. Ya, hanya sebatas ciuman dan lumatan. Rimba masih bisa berfikir jernih, dan sadar jika Nayla masih membutuhkan untuk melanjutkan pendidikannya, tidak mungkin ia menyimpan benihnya sekarang.

"Kakak mau kemana?"

Ia melihat penampilan Rimba yang sudah rapi. Menggunakan kemeja navy dan jas senada dengan celananya. Membuat ketampanannya meningkat beberapa kali lipat. Dan soal panggilannya itu, Nayla memang terkadang akan memanggil Rimba dengan sebutan itu, memang panggilannya sejak masa kecil mereka.

"Kantor papa" Jawabnya sambil menutup mulut Nayla yang menguap dengan jarinya.

Nayla menautkan alisnya sebentar, setelah itu ia mengangguk paham. Rimba pernah bercerita bahwa setelah dirinya menikah, ia akan diberi tugas perusahan sedikit membantu Papa nya. Walaupun sebenarnya Rimba sudah mempunyai penghasilan dari cafe nya yang lumayan terkenal akhir akhir ini.

"Nay boleh ikut?" gadis itu memasang puppy eyes nya. Salah satu kelemahan Rimba. Tentu saja Rimba tidak akan menolak melihat Nayla bertingkah menggemaskan seperti ini.

"Siap-siap"

Nay bersorak dan memeluk Rimba. Setelah itu ia mengecup sekilas pipinya dan berlari menuju kamar mandi. Rimba hanya tersenyum tipis dan segera beranjak keluar kamar.

Terlihat keluarga Pratama yang telah berkumpul di meja makan. Disana ada Ridho Pratama sang kepala keluarga, Nissa Pratama ibunda Nayla, dan Nathan Halari Pratama kakak kembar Nayla. Mereka tampak berbincang dan sesekali tertawa. Rimba iri dengan pemandangan itu. Ia memang memiliki segalanya, namun ia tak memiliki keluarga yang lengkap seperti ini. Karena papa nya yang selalu sibuk dan jarang berkumpul dirumah. Ditambah ia adalah anak tunggal yang kesepian.

"Pagi" sapanya saat sudah berada didekat keluarga Pratama itu.

Mereka sontak berbalik dan tersenyum kearah Rimba yang sudah mengambil tempat duduk disebelah Nathan.

"Nayla pasti belum bangun ya?" Tanya Nissa yang diangguki oleh Rimba. Keluarga Pratama memang sudah tak aneh dengan sikap dingin Rimba.

Natha mendengus, "Emang kebo banget anak itu"

"Besok besok kasih tau aja, Rim. Suruh bangun pagi, masa udah jadi istri masih gabisa bangun pagi." ujar Ridho.

Tak lama kemudian teriakan nyaring dari atas terdengar, dimana Nayla yang setengah melompat menuruni tangga dengan sling bag yang ia putar-putar kan. Membuat semua yang di meja makan menggelengkan kepalanya, kecuali Rimba.

"Morning! Mom, dad, Imbaa!!"

Nayla segera mengambil tempat duduk disebelah Rimba dan tersenyum manis kearah semuanya, membuat Rimba mengelus kepalanya sayang.

Berbeda dengan Nathan yang mendelik kearahnya, "Laknat banget kembarannya gak di sapa"

"Bodo" jawabnya

Posessif Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang