She's mine.
Berani nyentuh dia? Kematian lo udah di depan mata.- Rim
****
Nayla mengerjapkan matanya, dirinya terbangun karna rasa lapar yang membuat cacing diperut nya berteriak-teriak. Ia membalikan tubuhnya dengan tangan Rimba yang masih melilit di pinggang, tangannya meraba meja di sebelah untuk mencari ponselnya.
Ternyata udah sore. Gumamnya.
Entah mengapa gadis itu lebih memilih melihat jam di ponselnya ketimbang jam dinding besar yang menggantung di kamarnya. Dasar Nay.
Nayla segera melepaskan pelukan Rimba perlahan dan menyelimuti kembali suaminya itu. Ia berjalan kearah lemari dan mengambil salah satu celana training. Sedikit tak nyaman sebenarnya hanya menggunakan celana pendek seperti ini. Jadi sekarang ia hanya menggunakan tengtop hitam dan trainingnya untuk segera menuju dapur dan membuat masakan.
Setelah sampai di dapur, dirinya mulai untuk menggeluti alat alat dapur yang beberapa masih terlihat asing dimatanya. Namun akhirnya Nayla tetap berusaha menyelesaikan masakannya.
Nayla terpekik saat tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Bagaimana dirinya tak terkejut bila Rimba datang tanpa suara saat dirinya sedang fokus memotong bahan bahan masakan.
"Im! Ngagetin tau! Gimana kalo Nay kepotong nih jarinya." ucapnya kesal dan melanjutkan pekerjaannya.
Rimba menumpukan dagunya di bahu Nayla dan memegang tangan gadis itu yang sedang memotong-motong sayuran.
"Kamu yakin gak mau cari pembantu?"
Nayla menghentikan gerakan memotongnya, ia membalikan tubuh dan menuntun Rimba untuk duduk di kursi.
Ia mengelus rambut lelaki itu saat dirinya dipeluk dan Rimba yang sudah mendusel di dadanya."Nay mau berdua aja"
Rimba mendongak, menatap Nayla yang sedang tersenyum.
"Tapi aku gak suka liat kamu di dapur." lalu dirinya kembali mendusel. Kali ini mulai nakal dengan menekan payudara Nayla dengan kepalanya membuat si empu menjitak pelan dahi nya.
"Nay gak akan kenapa-kenapa kok, percaya deh. Sekarang, im duduk aja disini tungguin Nay masak, gak boleh ganggu. Atau im pake baju dulu sana masa mau makan kaya gini."
Ya, sedari tadi Rimba memang masih menggunakan setelan tidur siangnya yang hanya menggunakan boxer itu. Dan itu sangat tidak sehat untuk jantung Nayla. Gadis itu pun segera pergi menuju dapurnya kembali dan menekuni masakannya.
Rimba berdiri di depan pintu dapur,
"Sebentar lagi Adit sama Yoga kesini, boleh kan?" tanyanya sebelum menaiki tangga.
"Ya masa gak boleh." jawab Nayla yang masih sibuk memasak. Setelah itu Rimba menaiki tangga menuju kamarnya untuk melaksanakan perintah ibu negara. Dengan tambahan ia akan mandi dengan air dingin. Akibat ulahnya sendiri tadi pada Nayla dan karna pakaian Nayla tadi yang membuat si kecil bangun.
****
Tepat saat Rimba turun, Nayla baru saja menyelesaikan tataan masakannya. Gadis itu tersenyum melihat Rimba yang berjalan mendekat. Seakan-akan slowmo, Rimba terlihat tampan-seksi-cute dalam satu waktu. Lagi lagi Nayla dibuat jatuh cinta oleh lelaki ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessif Ice Boy
RomanceMenikah muda? not bad Bukan cerita tentang perjodohan dengan alasan bisnis atau persahabatan orang tua. ------------ "Nay, bibir ini milik siapa?" tanya Rimba dengan suara seraknya. "Milik imba!" jawab Nayla dengan nada imutnya. Dan Rimba tidak per...