PIB - Ketua Osis Galak

94K 5.1K 219
                                    

Selama ada aku, bisa dipastiin kamu gak akan lecet sedikit pun.

-Rim

***

"10 detik, waktu untuk tiap kelas merapikan barisan"

Kalimat yang terdengar sangat tajam itu membuat semua siswa buru-buru merapikan barisan mereka. Ia tahu, jika sang ketua osis memberi perintah semuanya harus menuruti. Mereka tak ingin mencari mati.

Nayla dan Nathan yang baru memasuki gerbang, memandang bingung saat murid murid yang lain berlarian terburu buru dan mencari barisan. Lalu ada siswi yang menarik Nayla juga Nathan untuk ikut memasuki barisan.

Nathan menatap tajam siswi disebelahnya, ia memandang Nayla sebentar memastikan bahwa kembarannya itu tak apa-apa. Bisa dibunuh oleh Rimba dirinya jika Naylanya kenapa-napa.

"Woy! Jangan tarik-tarik dia, bisa?!" Bentaknya pada gadis di depan Nayla yang diam menatap kedepan, mengabaikan bentakan Nathan.

"Lo, gak tuli kan?"

Siswi itu berdecak, dan memandang kearah Nathan dengan tatapan tajamnya. Jujur, ia sempat terpana sebentar dengan wajah bule siswa disebelahnya. Namun ia urungkan fikiran itu dengan cepat.

"Bisa diem dulu gak lo?nanti si Ri--

"DIAM!"

Semuanya hening, saat mendengar teriakan didepan. Nayla dan Nathan sangat kenal dengan suara ini. Begitu juga murid HH. Bentakan sang ketua osis membuat nyali semua orang ciut.

Nayla mengelus dadanya dalam diam, baru kali ini ia mendengar bentakan Rimba. Walau itu bukan untuk dirinya, namun ia sedikit gemetar ketakutan.

Dan upacara pun di mulai dengan tertib.

***

"Rim, lo di panggil Bu Yanti ke ruang osis. Katanya mau ngomongin tentang pemilihan ketua osis yang baru." Rimba mengangguk dan segera meninggalkan lapangan.

Upacara baru saja selesai. Nayla dan Nathan segera memasuki ruangan kepala sekolah -----Rudi Harden, Adik dari Papa Rimba. Rudi menyambut baik Nayla dan Nathan. Ia tentu sudah mengetahui Nayla sudah menikah dengan Rimba keponakannya, dan ia tidak mempermasalahkannya selama Nayla tidak hamil sebelum lulus.

"Daftar nama murid baru dan kelas mana yang ditempati, itu diurusi oleh Bu Yanti. Kalian bisa mendatangi Bu Yanti di ruang osis dan bertanya kelas mana yang kalian tempati."

Nayla dan Nathan mengangguk patuh, "Baik om"

"Nay, kalo Nay sama Nathan berbeda kelas, Nay bisa ngomong sama om dan om akan bilang kepada bu Yanti" ucapnya halus. Ya, Rudi memang baik hati.

"Tidak, om. Nay sama Nathan beda jurusan,kok. Nathan ipa, kalo Nay ips. Jadi, kita pasti bakal beda kelas" Jawab Nay dengan nada lucu nya.

"Ooh, maaf om baru tahu kalo kamu jurusan ips. Yasudah sekarang kalian ke Bu Yanti ya, sebentar lagi jam kbm pertama akan mulai"

"Baik, om"

Nathan dan Nayla keluar ruangan. Dan mereka pun berjalan kearah ruang osis, dan memang karna ruang osis berada diujung, mereka harus berjalan jauh.

"Nay, kalo cape tunggu aja disini."

Nathan mengelap keringat yang bercucuran di dahi Nayla. Ia tahu bahwa kembarannya ini mempunyai kekurangan dalam ketahanan tubuhnya. Nayla ini mudah lelah dan mudah sakit, maka dari itu ia tak ingin Nayla kelelahan.

Posessif Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang