"Saya terima nikah dan kawinnya, Nayla Halari Pratama binti Ridho Pratama dengan maskawin tersebut , tunai!" Ucapnya dengan satu kali tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi?"
"SAH!"
Semua orang yang berada di dalam gedung tersebut menghela nafas leganya. Dan pastinya lelaki yang telah mengucapkan ijab qabul tersebut tersenyum hangat sambil menunduk. Suatu pemandangan langka bagi keluarganya melihat lelaki tersebut tersenyum. Ibunya tersenyum senang melihat anaknya bisa bahagia.
Tak lama, pintu terbuka dari arah belakang. Membuat semua mata fokus pada satu titik, gadis berkebaya putih yang sangat pas ditubuh mungilnya dengan senyum manis yang membuat semua tamu berdecak kagum melihat kecantikan gadis ini.
Dia Nayla. Gadis yang baru saja sah menjadi istri seseorang yang telah melakukan ijab qabulnya tadi. Nayla yang biasanya terlihat imut dan menggemaskan, sekarang terlihat sangat berbeda. Dengan payudara yang terlihat pas digenggaman pria dan gaun kebaya yang mencetak tubuhnya itu terlihat dirinya sangat sexy dimata kaum adam.
Ia baru menginjak umur 17 tahun minggu lalu dan kini ia duduk dikelas 11, tetapi dirinya telah menikah karna keputusan kekasihnya ini yang beralasan ingin segera menghalalkan hubungan mereka. Nayla dan keluarga nya tidak menolak karna alasan baik nya itu. Dan memang tak bisa menolak.
Ya, siapa yang bisa menolak permintaan Rimba Satria Hander. Anak tunggal yang akan menjadi pewaris harta keluarga Hander. Pengusaha ter-sukses di Asia.
Rimba, sosok lelaki dingin yang telah menjadi suami Nayla. Rimba dan Nayla telah menjalin hubungan sejak mereka masih kecil. Ya, dari cinta monyet nya, kini mereka telah masuk ke pernikahan. Sejak kelas 4 sd, Rimba telah mengklaim Nayla menjadi kekasihnya. Walaupun sempat menjaladi LDR saat Nayla nya itu harus tinggal di Amerika bersama keluarganya. Tetapi pada saat Nayla akan menduduki bangku SMA, ia telah pulang kembali ke Indonesia. Dan Rimba dengan tak sabar nya segera memutuskan untuk menikahkan Nayla karna tak ingin gadis nya itu pergi meninggalkannya lagi.
Nayla tersenyum manis saat sudah duduk disebelah Rimba. Ia segera mencium tangan suaminya itu dan menatap dalam mata Rimba yang sedang menatap nya dengan tatapan dingin, namun setelah itu ia ikut tersenyum. Dan Nayla ingin meleleh rasanya melihat senyuman Rimba.
Mereka pun menyelesaikan tugas mereka untuk menandatangan buku nikah dan menyelesaikan ritual dari keluarga mereka.
--------
Nayla memijat pelan betisnya karna merasa pegal akibat terlalu lama berdiri sejak tadi. Pergerakan istrinya itu tak luput dari penglihatan Rimba. Rimba segera mendudukan tubuh Nayla dan ikut memijit betisnya.
"Mau ganti heels?" tanyanya.
Nayla menggeleng dan tersenyum, lalu ia menyandarkan kepalanya pada bahu Rimba dan menatap para tamu yang sedang asik mendengarkan acara host di pernikahannya.
Walaupun pernikahannya ini tidak di publikasi dan melarang adanya wartawan, tetapi acaranya cukup ramai karna dipenuhi oleh rekan rekan kerja dari keluarga Pratama dan Hander yang sama sama perusahan sukses.
"Nay kira gak akan sebanyak ini tamu nya" keluhnya pada Rimba.
"Ya, jika aku tahu akan sebanyak ini, aku tak akan mengizinkan kamu memakai gaun tadi"
Nayla terkekeh mendengar dengusan Rimba. Suami nya yang posessif! Pipinya memerah mendengar kata suami.
Nayla sudah berganti gaun, setelah acara ijab qabul dan sesi foto selesai, Rimba langsung menyuruh Nayla berganti pakaian. Ia sangat tak suka melihat para tamu menatapnya seperti ingin memakannya. Apalagi para sahabatnya ----Adit dan Yoga takberkedip sama sekali semenjak Nayla datang. Ia tak suka tubuh Nayla dilihat lelaki lain. Nayla dan tubuhnya, hanya milik dirinya seorang!
-------------------
Tuh Nay tuh, gumush! Cantikan mana, Nay atau bunga nya?
----------------
Ini nih, Rimba!!! Ga senyum aja udh wadidaw:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessif Ice Boy
RomansaMenikah muda? not bad Bukan cerita tentang perjodohan dengan alasan bisnis atau persahabatan orang tua. ------------ "Nay, bibir ini milik siapa?" tanya Rimba dengan suara seraknya. "Milik imba!" jawab Nayla dengan nada imutnya. Dan Rimba tidak per...