"Dad, apa boleh dia bersamaku malam ini?"
Sebagai seorang wanita, Stella tentu saja senang diperebutkan oleh dua lelaki tampan. Namun, ada dua hal yang begitu disayangkan. Pertama, dirinya tidak mengenal dua orang itu. Kedua, ia diperebutkan bukan dalam artian baik.
"Kenapa kau ingin bersamanya, Kook?" tanya Namjoon sambil bersedekap.
Jungkook memegang tengkuknya. "Entahlah, aku hanya ingin lebih dekat dengan calon ibuku," jawab Jungkook lalu menunjukkan deretan giginya.
Stella tercengang mendengar kalimat yang dilontarkan seorang lelaki yang tampak lebih muda darinya, namun bertingkah selayaknya anak berumur tiga tahun. Sangat menggemaskan dan ingin rasanya Stella mencubit pipi yang berubah merah itu. Jika diberi pilihan, dirinya lebih memilih untuk bersama Jungkook dengan alasan lelaki itu terlihat baik dan sangat polos. Mungkin saja Stella dapat memanfaatkan Jungkook untuk kabur.
"Tidak ada wanita yang bisa menggantikan ibumu." Suara lembut yang sebelumnya berhasil membuat Jungkook tersenyum, kini begitu menakutkan untuk didengar. Jungkook tahu perkataannya barusan kelewat batas, setidaknya ia ingin memberitahu secara tidak langsung bahwa ia tidak menolak memiliki sosok ibu lagi.
"Kau tidurlah dengannya. Dad pergi ke kamar dulu." Namjoon pergi tanpa mengucapkan apa pun lagi. Tinggallah Jungkook dan Stella yang terdiam seribu bahasa. Hanya dalam sedetik, suasana yang sebelumnya hangat berubah canggung.
"A-aku pulang dulu." Stella tersenyum manis sambil menepuk lembut punggung Jungkook. Seolah-olah dirinya memanglah tamu dari seorang Kim Namjoon.
Jungkook terkesiap. "Kau ingin pulang? Beberapa jam lagi sudah pagi. Lebih baik kau menginap di sini, Noona," ujar Jungkook dengan raut memelas.
Kenapa lelaki semanis dia menjadi anak dari seorang penjahat? Stella mengiba melihatnya. Walau begitu, seharusnya Stella memikirkan diri sendiri. Ini waktu yang tepat untuknya pergi.
"Tidak apa-apa. Besok pagi aku harus pergi bekerja, Kook. Aku pergi dulu." Stella berjalan menjauh dengan langkah pelan dan terlihat santai. Siapa pun tidak akan mengira kalau dalam diri wanita itu penuh keraguan dan ketakutan.
"Apa besok kau akan mampir ke sini lagi?" tanya Jungkook lagi.
"Iya."
"Janji?"
Terselip rasa bersalah di hati Stella mengingat Jungkook yang sepertinya menyukai keberadaannya di rumah itu. Mata itu, mata yang sama dengan mata gadis kecil yang dulunya mengharapkan orang tuanya untuk datang menjemputnya. Seorang ibu kandung berhasil membuang anaknya dengan sepatah kalimat berjanji akan kembali. Stella merasa Jungkook sama seperti dirinya dulu.
Aku terlalu berlebihan. Dia memiliki ayah yang baik padanya dan nasibku lebih buruk darinya. Segera Stella mengenyahkan keprihatinannya melihat Jungkook. "Aku janji, Kook."
"Aku akan menunggumu." Jungkook menunjukkan senyumnya kembali.
Sesak rasanya mengucapkan janji dengan begitu mudahnya. Stella tahu dirinya terlalu berlebihan, lagi pula dirinya tidak mengenal siapa Jungkook. Namun, mata itu sungguh menyihirnya. Ia mulai berpikir bagaimana ibunya dapat meninggalkannya dengan wajah ceria, sebaliknya Stella sangat bersalah meninggalkan lelaki yang tidak dikenalnya.
"Siapa dia?"
Jungkook dan Stella mengarahkan pandangan kepada lelaki berpakaian serba hitam dan terlihat formal. Sesaat, wanita yang berada di depan tangga itu terperangah melihat ketampanan dan suara khas yang terdengar rendah. Tulang pipi yang tinggi, rahang tegas, hidung mancung, dan mata yang menatap tajam. Stella menyimpulkan jika keluarga ini terdiri dari orang-orang rupawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Dangerous ||KTH||
RomanceHarap bijak dalam mencari bacaan! Banyak adegan kekerasan dan kata-kata tidak sopan ⚠️⚠️ Kim Taehyung, lelaki yang menderita penyakit serius hingga menjadikan dirinya mendapat predikat lelaki berbahaya bagi siapa saja. Hidupnya telah hancur karena p...