8. Jin

232 56 82
                                    

Pagi yang cerah tidaklah menjadi alasan seorang lelaki berpakaian santai tersenyum ceria. Saat ini ia mengenakan kaos hitam body fit dan celana khaki. Tidak seharusnya lelaki yang bekerja kantoran memakai pakaian santai di hari kerja. Walau begitu, tujuannya di pagi hari ini tetap sama, yaitu mengunjungi bosnya.

Senyuman masih tersungging di wajah rupawan itu saat ia telah sampai di mansion milik Namjoon. Lelaki itu tidak lain dan tidak bukan adalah Jin, miliarder terkenal asal Korea Selatan yang bekerja sebagai sekretaris.

Tidak ada yang menyambutnya di pintu utama. Jin melanjutkan langkahnya ke kamar yang berada di lantai dua terletak di paling kiri. Tujuannya adalah kamar Namjoon. Jangan berpikir lelaki itu akan membangunkan bosnya agar tidak terlambat bekerja. Jin tidak peduli dengan itu. Kini yang menjadi prioritasnya adalah wanita yang telah dipinjam oleh bosnya semalaman.

"Bos! Buka pintunya! Aku ingin mengambil milikku!" teriak Jin sambil menggedor pintu kamar.

Beberapa saat kemudian, pintu itu terbuka dan menampilkan lelaki paruh baya dengan lingkaran hitam di bawah garis matanya. Sudah pasti Namjoon menghabiskan waktunya bukan dengan tidur.

"Astaga! Kau perlu operasi plastik untuk menghilangkan warna gelap di matamu, Joon," ujar Jin sambil menggelengkan kepalanya. "Oh iya, di mana wanitaku? Aku akan menemanimu operasi plastik setelah membawanya pulang." Jin langsung saja masuk ke kamar yang tidak jauh berbeda dengan kamar Jungkook. Hanya saja ruangan itu tersusun rapi dan bersih serta dilengkapi fasilitas yang berguna untuk bekerja.

"Di mana wanitaku? Hey, 10 miliar, di mana kau?" Jin terus berteriak mencari Stella sampai Namjoon risi dan melempari anak buahnya dengan sandal yang dikenakannya.

"Kenapa kau melempariku? Aku sedang sibuk mencari 10 miliarku." Jin memegang bokongnya yang terasa sedikit ngilu.

"Dia di kamar Jungkook."

"APA? Kenapa 10 miliarku ada di kamar bocah itu? Astaga! Kalian berdua menikmatinya tanpaku." Jin bergegas keluar dan kembali menggedor kamar Jungkook. "Bocah, buka pintunya! Kembalikan 10 miliarku!"

Dua pasang mata terbuka mendengar gedoran pintu berpadu teriakan Jin dari luar kamar. Sejurus kemudian, teriakan seorang wanita dari dalam kamar mengejutkan semua orang.

"Apa? Kenapa? Ada apa?" tanya Jungkook dengan panik. Bahkan posisinya berganti dari terbaring langsung terduduk.

"A-aku ketiduran!" jawab Stella yang sama paniknya dengan Jungkook.

Jungkook menghela napasnya. "Kau membuatku terkejut, Noona." Lelaki yang masih bertelanjang dada itu mendekat dan memberikan kecupan hangat di pipi kanan Stella. "Selamat pagi, Noona. Ah tidak, mungkin aku akan memanggilmu ... Mom."

"Ja-jangan lakukan itu, Kook. Sekarang aku harus per-"

"Jungkook! Kau apakan wanitaku?" Ternyata pintu kamar telah terbuka dengan Jin dan Namjoon berada di ambang pintu.

"Paman? Apa kabar? Tidak biasanya kau mau menemuiku, tapi ... apa maksudmu dengan wanitamu?" Tampak sekali wajah penuh lebam itu menyiratkan kebingungan.

"Anak kecil tidak perlu tahu. Kenapa dengan wajahmu? Apa sekarang aku harus membawa kalian berdua ke rumah sakit untuk operasi plastik? Tolong jaga wajah tampan kalian. Aku kehilangan selera makan jika melihat wajah-wajah tidak jelas ini. Satu hal lagi, jangan panggil aku paman, Bocah! Umur kita hanya terpaut tiga tahun. Ingat itu!"

Jungkook mengambil kaos hitam dari lemarinya. "Kau tidak mau dipanggil paman, tapi kau selalu menyebutku bocah," gerutu Jungkook tetapi masih terdengar oleh yang lain.

He is Dangerous ||KTH||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang