35

90 19 1
                                    

Gue menatap diri sendiri di cermin, menambahkan sedikit polesan bedak dan lip balm. Gue tersenyum, dan menggumamkan semangat ke diri gue sendiri.

Hari ini, hari pertama kembali ke sekolah.

Gue menyambar tas ransel dan turun ke bawah, mendapati mama yang membereskan dapur dan Bang Daniel yang menonton TV.

"Bang, skuy let's go!"

Kemudian gue menghampiri mama untuk pamit.

"Semangat ya Chloe! Have Fun!" Seru Mama ketika gue sibuk mengikat tali sepatu.

"Iya Ma, dadah!"

Bang Daniel mengendarai motor dengan santai, gue menikmati pemandangan pagi Jakarta yang sudah cukup ramai.

"Bye! Jangan bucin mulu!" Seru Bang Daniel dan ia mengendarai motornya menjauhi sekolah.

Gue mendengus, kemudian balik badan dan memasuki gedung SMA Purnama yang mungkin.. hampir dua bulan nggak gue lihat.

Gue berjalan riang di koridor, memperhatikan suasana sekolah yang cukup gue rindukan.

"Selamat pagi! Hari pertama kelas sebelas harus semangat ya!"

Gue mendengus sambil tersenyum kecil, kemudian menoleh dan mengembangkan senyum gue lebih lebar.

"Selamat pagi juga! Udah kelas dua belas nggak usah banyak tingkah ya! Buang yang buruk makin rajin belajar!"

Calum terkekeh sinis.

Percakapan kami malam itu, membuat kami makin mengenal satu sama lain. Mulai dari mereka yang ternyata dapat penghasilan dari kerja sambilan Kak Mali dan upah Calum jika dipanggil membantu Omnya, Calum yang sebagian besar belajar masak lewat Youtube, Calum yang mainin cewek ternyata ada alasannya, salah satu momen terkenang Calum adalah kemah dengan ketiga sahabatnya, dan lain-lain. Calum juga mengetahui beberapa cerita gue.

Malam itu, kami jadi makan jam sembilan malam. Pulang-pulang, Bang Daniel udah nunggu di depan rumah dengan kunci motor di tangannya. Calum dengan pedenya menghampiri Bang Daniel dan menyapa sok akrab.

Karena malam itu, kami semakin dekat.

Menurut gue, panggilan 'bad boy' untuk Calum dari orang-orang agak berlebihan. Maksud gue.. dia emang nakal... tapi dia sendiri, sebenarnya masih punya hati nurani yang ingin mencoba berubah lebih baik. Hatinya nggak segelap itu.

Kalau soal pertanyaan Calum.. kita nggak bahas itu lebih lanjut.

Gue mendelik ketika merasakan lengan Calum melingkari leher gue. Tindakannya itu mengundang perhatian dari siswa-siswi lain, beberapa terlihat berbisik.

Tapi nggak heran sih, momen kayak gini mungkin nggak akan mereka sangka bakal terjadi.

"WOI LUM! ANJ LU UDAH ADA CEWEK AJA!"

"PAGI-PAGI UDAH NEMPEL AJA LO!"

"DUA BULAN GAK ADA BEDANYA LO ANJIR!"

Temen-temen Calum yang berada belasan meter dari kami berdua menyoraki Calum sambil tertawa. Calum tersenyum sinis dan mengacungkan jari tengahnya.

Senior || C.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang