Flashback
"Hyewon mana?" tanya Jihyo, mama Hyewon pada Wonyoung yang baru saja menuruni tangga.
"Baru aja mandi" Wonyoung membantu mengeringkan piring yang dicuci Jihyo.
"Anak itu, harusnya dia yang jemput kamu. Bukannya kamu yang kesini sendiri. Ini jam segini malah masih molor" gerutu Jihyo.
Wonyoung tergelak. "Ya nggak papa ma. Mas Hyewon pasti capek semalam habis lembur."
"Aduuh mama terharu. Mama punya calon mantu yang rajin dan perhatian banget, eh anak mama malesnya kebangetan."
"Ah mama bisa aja" Wonyoung tersipu malu. "Ngomong-ngomong, kak bebek mana ma?"
"Lagi berenang tuh, itupun dibangunin paksa sama Yuri tadi. Bener-bener deh anak mama."
"Bebek memang habitatnya di air ma" gurau Wonyoung.
"Hahaha, ada-ada aja deh kamu. Eh tapi bener juga sih." Jihyo melepas sarung tangan cuci piring, kemudian mengambil gelas untuk menyeduh teh.
"Agenda kamu sama Hyewon hari ini apa?"
Wonyoung mengambil secangkir teh yang disodorkan Jihyo. "Hmm, mas Hyewon bilang fitting gaun pengantin sama cetak undangan."
Jihyo terdiam, tak jadi menyeruput tehnya. "Kita duduk di pendopo yuk. Ada yang mau mama ceritain."
"Iya eh bentar, Wony bikin teh buat mbak Yuri dulu."
"Asyik banget sih. Ngeghibahin apa hayo" kata Yuri yang menghampiri Jihyo dan Wonyoung di pendopo.
"Kamu tuh ya, bebek kalau udah main di air biarin aja" canda Jihyo. "Ntar manjanya menjadi-jadi, kamu juga yang repot."
"Iiiih mama gimana sih, mbak Yurinya juga sering manja kok sama kak bebek. Sama-sama bucin" Wonyoung yang menjawab.
Yuri mendelik pada Wonyoung. " Kayak kamu enggak aja."
"Hehehe."
Yuri mendengus, lalu meminum teh yang disodorkan Wonyoung.
"Oh iya, tadi katanya mama mau cerita. Cerita tentang apa sih? Jadi kepo" kata Wonyoung.
Jihyo melirik Yena yang masih asik berenang, helaan napas terdengar dari ibu dua anak itu.
"Sebenarnya mama nggak mau nyeritain ini sama siapapun. Cukup jadi rahasia keluarga Kang aja. Tapi kalian berdua bakal jadi bagian keluarga Kang juga, mau nggak mau mama harus kasih tau. Terutama Wony."
"Kayaknya berat banget ya mama buat cerita. Kalau nggak sanggup, nggak perlu sekarang kok ma" tawar Wonyoung.
Jihyo menggeleng. "Nggak sayang, ini tentang masa lalu Hyewon. Jadi kamu harus tau."
"Memangnya ada apa sama mas Hyewon?"
"Sejak kecil Hyewon udah sering keluar masuk rumah sakit. Awalnya mama ngira karena daya imunnya lemah. Tapi karena dia sering ngeluh sakit kepala, kami coba periksa ke dokter. Dan dokter ngevonis kanker otak."
"Saat itu mama ngerasa dunia mama runtuh seketika. Putra semata wayang mama harus mendapat cobaan seperti itu. Ditambah Hyewon bersikeras nggak mau berobat, mama makin putus asa."
"Beberapa hari kemudian, Hyewon pulang bawa temennya. Katanya orangtua temennya baru meninggal. Saat itu mama sadar cobaan yang mama hadapi belum seberapa dibanding anak itu. Makanya tanpa ragu mama mau ngerawat anak itu. Juga sebagai teman buat Hyewon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fact or Fake
General FictionSuamiku Kang Hyewon, pria lugu dan polos yang terkadang masih tak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan. Meski begitu, ragaku, hatiku dan seluruh hidupku mencintainya.