Hot Chocolate and You

750 73 1
                                    

Taehyung POV

Aku memandang diriku dipantulan cermin. Memandang lekat lekat bayangan ku disana.

ps : anggep aja si Tae lagi Mandang dirinya di kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ps : anggep aja si Tae lagi Mandang dirinya di kaca. Intinya, penampilan si Tae kea gt.

" Oke, sudah tampan, " Ujarku. " Aku jadi penasaran bagaimana reaksi Jennie saat aku tiba di lokasinya tanpa memberi tahunya, "
Aku keluar kamarku dan mendapati keenam member lain tengah berkumpul di ruang tengah. Atensi mereka semua seketika teralihkan padaku.
" Mau menemani Jennie? " Tanya Jimin.
" Tentu, " Jawabku setelah menutup pintu kamar ku.
" Ku pikir kau tidak jadi melakukan saran dariku, " Ujar Jimin.
" Mana mungkin aku tidak jadi melakukannya. Aku merindukan Jennieku, Jim. " Ujarku antusias dengan senyum kotak menghiasi wajahku.
" Kau sudah mengabarinya jika kau akan menemaninya? " Tanya Namjoon.
" Tidak Hyung. Aku berpikir akan memberi sedikit kejutan, " Ujarku.
" Kau tidak membawa apapun untuknya? " Tanya Jimin.
" Oh, astaga ! Aku lupa mempersiapkannya. Bagaimana ini Jim? Argh, " Ujarku frustasi.
" Aku tahu akan seperti ini. Itu sebabnya, aku sudah mempersiapkan sesuatu untuk kau berikan pada Jennie. Ini, " Ujar Jimin menyodorkan paper bag kecil padaku. Senyum ku mengembang lagi. Kali ini lebih lebar.
" Gomawo Jim, kau memang yang terbaik! " Ujarku senang sambil memeluk Jimin. " Tapi, apa isinya? " Tanyaku.
" Itu parfum keluaran terbaru dari Chanel, " Jawab Jimin. Aku terkejut mendengarnya. Serius? Jimin mempersiapkan ini? Ah ya, aku lupa dia juga sangat suka dengan Chanel.
" Gomawo Jim. Aku akan mengganti uangmu nanti, " Ujarku memeluk Jimin lagi.
" Ne, sudahlah berangkat sana! Jennie menunggumu, " Ujar Jimin melepas pelukanku darinya.
" Baiklah, aku berangkat. Dadah semua! " Pamitku lalu berlalu pergi meninggalkan para member dan dorm ku.
.
.
.
.
.
.
Aku mengendarai mobilku menuju lokasi syuting mv solo Jennie. Jangan tanya darimana aku tahu mengenai lokasi syutingnya. Ucapkan terimakasih sekali lagi pada Jimin. Dia sudah bertanya pada kekasihnya, Rose dimana lokasi syuting Jennie. Aku meminta Jimin untuk bertanya. Sejujurnya, Jennie sama sekali tidak memberitahuku dimana saja dia melakukan syutingnya. Menelpon ku saja tidak. Oh, jangankan menelepon memberi pesan singkat saja tidak. Kemarin juga pertama kalinya kita melakukan panggilan telepon setelah hampir dari satu bulan. Itupun aku yang memulainya. Ah sudahlah mungkin Jennie sibuk.
Aku kembali memfokuskan diriku untuk menyetir mobil. Senyum senantiasa terukir di bibirku kala membayangkan wajah cantik orang yang aku cintai. Jennie pasti terkejut sekaligus senang aku datang ke sana untuk menemaninya. Membayangkan dia tersenyum menampakkan gummy smilenya saja sudah membuat hatiku berdesir hangat.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku sampai di lokasi. Mataku berkeliaran dengan tajam mencari sosok yang aku rindukan. Sekali lagi kedua sudut bibirku terangkat, pandangan ku melembut kala melihat sosok yang kucari tengah duduk sembari memegang ponselnya dengan gelisah. Entah apa yang sedang dia pikirkan. Tanpa membuang buang waktu, aku melangkah menghampiri gadis bermata kucing itu.

" Menunggu telepon dariku? " Tanyaku sesaat sesudah aku berdiri disampingnya. Dia menoleh, tampak terkejut dengan keberadaanku. Matanya membulat dengan sempurna--- pandangannya tampak berbinar. Kedua sudut bibirnya tampak berkedut seperti berusaha----menahan senyum?
Entah ada apa dengannya. Sepersekian detik ekspresinya berubah menjadi datar. Mata kucingnya menatapku datar. Kelewat datar, sampai sampai aku jadi gugup dibuatnya.

Stuck With Fake ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang