Vote dongg, spam komen juga. Jangan jadi siders, please. Aku rasa kalian tau dan cukup mengerti untuk menghargai karya seseorang. Jadi, di mohon untuk meninggalkan jejak di story. Bukan di story aku aja, tapi di author lain pun.
Oke. Gamau terlalu bachot. Jadi—
• Happy Reading, guys ! •
Jennie berlalu meninggalkan Taehyung yang diam mendengar ucapannya.
" Jadi—cuma karena skandal? " Taehyung tersenyum miris.
" tapi—ucapan Jennie saat di balkon apartemen ku—aku yakin ucapannya itu benar adanya. Tidak tidak. Mungkin tadi dia hanya sedang emosi saat mengatakannya tadi. Aish, aku banyak membuang waktu. Aku harus menyusulnya, " Taehyung hendak membuka pintu mobil sebelum dering dari ponselnya berbunyi. Bang PD meneleponnya." Yeobseyo, "
" Kau dimana?"
" Aku masih di area parkir resto. Baru saja ingin menyusul Jennie, "
" Menyusul Jennie? Memangnya kemana dia? "
" Entah. Dia mungkin sedang sangat marah. Sepertinya belum jauh dia pergi. Aku akan menyusulnya, "
" Eoh, baiklah. Kau susul dia, cobalah beri pengertian padanya. Aku yakin padamu, "
" Ne. Kalau begitu, ku tutup ya. "
" Baiklah, "
Taehyung membuka pintu mobilnya lalu masuk ke dalamnya. Segera saja ia menancapkan gas mobilnya untuk mencari Jennie.
TAEHYUNG POV
" Ku harap dia belum jauh, " ucapku penuh harap. Setalah diriku berucap demikian, netraku menangkap seorang gadis tengah duduk di halte. Aku dapat bernapas lega setelah melihatnya. Aku baru lima menit mencarinya, untunglah ia sudah kutemukan.
Tapi—dahiku mengernyit melihat sebuah mobil terparkir di depan halte sana. Sepertinya tidak asing tapi aku lupa siapa empunya.
Aku mengendarai mobilku hingga tepat terparkir di depan halte." Aish, ternyata mobil si curut itu. Seharusnya aku bisa menebaknya, "
Kesal rasanya setelah mengetahui siapa pemilik mobil itu. Iya, itu si curut. Kai namanya. Terlihat si curut dan Jennieku yang tengah menatap keberadaan mobilku.
Aku turun dari mobil dengan gaya eleganku—berusaha menunjukkan bahwa aku lebih tampan darinya.
Aku dapat melihat si curut memandangku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Entahlah, mungkin ia sedang mengagumi ku dalam diam. Ku alihkan pandanganku pada si wanita yang menatapku dengan mata sembab dan hidung memerahnya.
Dia habis menangis! Aku merutuki diriku melihatnya. Dia pasti menangis gara - gara aku. Aku menyesal sempat termenung tadi. Seharusnya aku langsung mengejarnya! Seharusnya aku yang memenangkannya saat menangis, bukan si curut itu. Aku berjalan mendekati Jennie.
" Jen,kau habis menangis? Kenapa menangis? Karena aku atau—" Aku bertanya sembari melirik Kai.
" Apa lirik - lirik? Kau ingin menuduhku? Aku tidak melakukan apa - apa pada Jennie. Kebetulan aku sedang lewat halte tadi dan melihat Jennie tengah menangis sendiri di sini. Sebelum kau menuduhku, kau seharusnya sadar akan dirimu sendiri. Bagaimana kau bisa membiarkan Jennie menangis sendirian seperti ini? " ujar si curut itu.Ck, siapa yang menuduhnya! Aku hanya melirik dia sekilas. Memang ada daritadi aku bilang bahwa aku menuduhnya? Si curut ini sewot sekali ckckck.
" Aku tidak bilang aku menuduhmu, " aku berujar dengan santai. Sebenarnya, malas sekali berbicara santai dengan si curut ini. Rasanya ingin berbicara pakai urat saja dengannya. Kalau tidak ada Jennie, sudah dipastikan wajahnya akan basah saat aku berteriak di depan wajah sedikit tampannya itu.
" Kau memang tidak mengatakannya tapi kau melirikku tadi, seakan - akan aku penjahatnya di sini, "
" Kau ini—" Ku hentikan ucapanku kala suara Jennie menginterupsi.
" Bisakah kalian tidak bertengkar? Aku ingin pulang, " ujarnya.
" Kau ingin segera pulang? Baiklah, ayo! " Dengan seenaknya, si curut ini meraih pergelangan tangan Jennie dan hendak membawanya pergi. Tentu saja tidak ku biarkan!
" Eh eh, apa - apaan?! Tidak, Jennie akan pulang bersamaku, " ujarku memegang pergelangan tangan Jennie yang satunya.
" Dia sudah bilang akan pulang bersamaku sebelumnya ! " ujarnya tak terima.
" Tapi aku adalah kekasihnya! " Balasku. Ya walaupun kekasih pura - pura sih, tapi kan dia tidak tahu kalau ini hanya pura - pura. Jadi tak apalah ini ku jadikan alasan. Lagipula, tidak mungkin juga Jennie memilihnya dan tidak memilih kekasihnya ini. Kai kan tahunya kita pacaran. Kalau Jennie memilihnya, ia pasti curiga nanti. Selain itu, siapa sih yang akan memilih pulang bersama si curut daripada si pangeran? Aku percaya bahwa aku lebih tampan dan mempesona daripada Kai.
Apa kalian berpikiran sama sepertiku?
" Baiklah, biarkan Jennie sendiri yang memilih dia akan pulang dengan siapa, " ujarku. " Kau—ingin pulang bersama siapa, chagi? " tanyaku dengan lembut sembari mengusap punggung tangannya lembut. Dapat kulihat dari ekor mataku bahwa Kai tengah berdecih pelan. Aku tahu dia sedang dilanda kecemburuan. Haha, rasakan itu!
Jennie menatap ku dan Kai bergantian.
Setelahnya, ia menatapku lama.
Aku sudah mencium aroma aku akan dipilih. Itu sebabnya, saat ini aku tengah memamerkan senyum lembutku.
" Aku—" Ia mengalihkan pandangannya. Huh, sepertinya ia tidak tahan melihat ku tersenyum manis seperti itu. Makanya ia langsung alihkan pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Fake Scandal
RomanceMenceritakan tentang dua orang idol yang terjebak skandal palsu dari agensi mereka. Sebut saja Jennie BLACKPINK dan V BTS. Mereka adalah dua idol terkenal yang terpaksa menjalani skandal palsu demi kepentingan agensi mereka. Namun siapa sangka jika...