Bagian 4

18.2K 870 28
                                    

Cs ny Aira Bareng Dita. Yg didepan Aira ya😉. Enjoy for reading.
_
_
_
_

Aira duduk kembali di ranjangnya. Pikirannya masih buntu untuk mengingat siapa dirinya dulu, semakin ia mencoba mengingat semakin sakit pula kepalanya.

Baginya mencari sedikit kilasan masalalu itu adalah hal yang penting. Dulu dia hidup dengan normal tak ada perasaan seperti ini yang dulu ia rasakan. Aira kembali menghela nafas ntah ini ke berapa kalinya. Jam dinding sudah menunjukkan jam setengah satu pagi, tapi mata Aira tak kunjung terpejam. Jujur, ia gundah dengan perasaannya, seakan ada sesuatu yang ingin keluar dari isi kepalanya ini.

Aira merasa haus akan kilasan masalalu itu, ia ingin memintanya kembali. Ia ingin melihat seperti apa dulu hidupnya, apa penyebab kecelakaan itu dan apa yang terjadi dulu. Tapi melihat jam dinding menunjukkan hari sudah larut Aira kembali berbaring di ranjangnya.

~🌶️🌶️🌶️~

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Aira tersentak, ini rekor bangun paling lamanya semenjak ia mulai bekerja banting tulang. Dulu dikampung ia biasa bangun jam 4 subuh, pergi ke tetangga samping rumah untuk membantu membuat kue  basah yang akan di titip kan di warung warung terdekat. Lalu setelah membantu tetangganya membuat kue dan mendapatkan upah, lalu pulang dan menyuci bajunya dan nek Asih. selepas itu baru dia berangkat sekolah untuk menuntut ilmu.

Kini Aira telah menunaikan kewajibannya yaitu solat subuh, walau terkesan terlambat tapi tak apalah daripada tidak mengerjakan.

Aira membuka pintu kamarnya, ia bingung ingin melakukan apa.
Tapi kakinya mengayun ke arah dapur disana terdengar suara bik Sumi dan Mamanya yang sedang memasak. Aira diam berdiri, sedang kan Bu Suryani yang mengetahui kehadiran Aira menyuruhnya untuk mendekat, mendaratkan kecupan di kening Aira lalu tersenyum lembut.
Ah, jujur Aira suka dengan sikap manis Bu suryani.

"Gimana kepalanya masih sakit?" Bu suryani bertanya tentang kepalanya yang sakit akibat kejadian ingat mengingat dirinya yang dulu.

"Udah nggak kok Bu." masih Bu panggilan Aira untuk Bu suryani.

"Kok masih Bu Mama dong sayang." Suryani mengusap lembut rambut Aira, tapi kemudian tersadar dia tidak boleh membuat anaknya merasa tak nyaman. Semua butuh proses bukan?

"Eh tapi kalo kamu gak ma--" Aira memotong ucapan suryani

"Ma-ma" ucap Aira yang mendapat pelukan dari suryani. Buk sumi yang melihat itu melebarkan senyumnya, ah dia juga rindu momen momen seperti ini.

"Ma." Dita yang baru datang langsung memanggil Suryani. Mulutnya mengerucut ia tampakkan pagi ini, tak ada yang lebih menyebalkan baginya ketika melihat orang baru bermanja dengan Mamanya.

"Ah iya, kamu mau sarapan apa?" Suryani yang memang tidak menyadari kecemburuan anaknya itu lalu menanyakan ingin makan apa.

"Terserah, asal jangan ada aja brokolinya kek semalam." Mata Dita memandang ke arah Aira dengan tajam, lalu pergi ke arah meja makan.

Aira tau itu sindiran untuknya, tapi kini Aira tidak mengambil pusing dengan itu karena jawaban bagaimana dirinya telah ia ketahui.
Masih ingat dengan Aira yang menemukan buku diary dya tadi malam. Disana ia menemukan jawabannya.

Di buku diary itu dia adalah kakak yang sangat dekat dengan adiknya, Dita. Kini yang menjadi pertanyaan kenapa kehadirannya membuat Dita tak senang. Bukankah dulu mereka dekat?

AIRA. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang