BAGIAN 3.1 : Rey Memang Makhluk Yang Cabul

17 2 0
                                    

  Ketika kubuka pintu rumahku ternyata Sakura sudah tiba di rumah duluan, baru saja bertemu entah bagaimana caranya mereka berdua bisa akrab.

"Ohh.. Selamat Datang, Rey, maaf aku langsung masuk ke rumah."

"Dari mana saja kau ? pacar dan adikmu yang imut ini sedang mununggu kau pulang tapi kau malah terlambat !"

"Aaa.. tadi aku ada urusan sebentar. Sepertinya baunya enak, kalian sedang masak apa ?"

"Kami sedang masak kari ayam untuk makan malam, kau tunggu saja dulu."

"Memang kau calon istri idaman."

"Lebih baik kau mandi dulu dari pada ngegombal terus."

  Setelah itu aku langsung mandi, hari ini sangat panas sampai-sampai aku mandi 3x sehari. Saat aku masuk kamar tiba-tiba ada tas Sakura, mungkin dia mau menginap.Seseorang membuaka pintu kamarku padahal aku belum ganti pakaian.

"Rey, makanannya su-. KYAA !!"

"WOAA!! Kenapa kau masuk tiba-tiba."

  Dia langsung menutup pintu saat itu juga. Aku tergaket saat itu, itu juga salah dia karena tidak mengetuk pintu lebih dulu. Parahnya lagi dia sudah melihat pedangku. Aku keluar menuju ruang makan dan duduk mengambil makanan, tapi mukanya memerah karena kejadian barusan.

  Setelah makan aku kembali ke kamarku dan langsung berbaring di kasur, dan sekali lagi dia masuk kamarku.

"TOK TOK"

"Rey, apa aku boleh masuk ?"

  Aku perlahan membuka pintu dan menyuruhnya masuk. Andai saja dari tadi dia ketuk pintu terlebih dahulu, maka kejadian seperti tadi tidak terjadi.

"Ada apa kemari ?"

"Eh ? Aku mau tidur di sini."

"Kenapa kau tidak tidur dengan Rin saja ?"

"Tidak, tadi dia bilang ingin belajar dulu untuk ujian, maka dari itu dia ingin sendiri dulu."

  Kenapa adikku malah sengaja membuat keadaanku seperti ini, bukannya aku tidak senang sih malah sebaliknya. Mau bagaimana lagi kalau sudah seperti ini, mungkin aku harus berterima kasih kepada Rin.

  Kami tidur saling berhadapan satu sama lain, hal itu membuatku sedikit malu apalagi dia melihatku sambil tersenyum manis.

  Kami tidur saling berhadapan satu sama lain, hal itu membuatku sedikit malu apalagi dia melihatku sambil tersenyum manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rey, apa kau malu ? Mungkin malahan kau lebih senang kan bisa tidur bersamaku lagi."

"Iyaa, itu membuat fantasi pikiranku meningkat"

"Dasar mesum kau !"

  Jujur saja kasurku ini hanya cukup untuk satu orang maka dari itu jarak kami sangat dekat sekali hampir tidak ada celah.

"Rey, apa kau mau melakukannya ?"

  Aku kaget dia bisa mengatakan itu, saat ini juga aku punya kesempatan yang besar. Tapi, apakah itu sudah benar ? Lalu aku menjawabnya dengan serius.

"Maaf, aku tidak bisa melakukan itu sekarang, suatu saat aku ingin bangga mengatakan kepada dunia bahwa aku punya pacar yang terbaik. Jika aku melakukannya sekarang aku tidak tahu bagaimana nanti aku menghadap ke orang tuamu dan juga orang tuaku, jadi untuk saat ini kita tidak perlu terlalu jauh tentang hal itu."

"Iya.. tidak apa-apa, itu artinya kau benar-benar serius denganku." Dia menjawab dengan ekspresi malu-malu.

  Untung saja aku bisa menahan semua itu jika tidak, aku tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya. Bukanya aku tidak mau, tapi kami sudah berjanji untuk masuk di Universitas yang sama terlebih dahulu dan setelah itu mungkin aku akan melanjutkan hununganku lebih serius dengannya.

  Besoknya kami berangkat sekolah seperti biasa karena sebentar lagi ada festival budaya, mungkin sekolah akan mengadakan rapat jadi mungkin nanti akan ada jam kosong.

  Wali kelasku Bu Haruno akan menunjuk perwakilan dua orang untuk menjadi anggota panitia festival budaya nanti. Bagian parahnya, kenapa aku yang dipilih jadi perwakilan dan juga kenapa aku yang harus cari satu orang lagi.

"Kalau begitu Rey, mohon bantuannya ya !"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau begitu Rey, mohon bantuannya ya !"

"Eh ? tapi Bu bagaima-."

"Ahh kalau itu aku serahkan padamu !"

  Mungkin mau tidak mau aku harus melakukannya demi diriku sendiri, aku tidak mau nanti Bu Haruno ngomel kepadaku. Jujur saja sekali dia ngomel 15 menit waktu terbuang untukku, untuk masalah festival aku serahkan saja untuk diriku yang mendatang lebih baik aku jalani dulu kehidupanku seperti biasa.

Masa Muda Yang SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang