🌜: Cewek Galak

62 9 3
                                    

Happy reading!

×××××

"Aku mau nonton film yang baru rilis kemarin, wir. Plis dong yayaya?"

Wira mencubit pipi gadisnya. Sedari tadi pacarnya ini menarik tangannya menuju bioskop untuk mengisi kegiatan wakuncar mereka di malam minggu ini.

Melihat sang pacar hanya tersenyum gemas sambil mencubit pipi nya. Fey memanyunkan bibirnya. Ceritanya ia sedang kesal. "Iyaa sayang, yaudah kita nonton itu sekarang ya."

Baiklah, sekarang kita bisa mengetahui sisi bucin seorang Wira Raharja.

"Yey! Makasih ya sayang." Ucap Fey dengan wajah sumringah nya dan jangan lupa tanganya yang bergelayut manja pada lengan kekar Wira.

Mereka berjalan bak sepasang anak muda yang tengah di candu asmara pada umumnya. Berjalan menuju bioskop terdekat dan mengantri seperti pasangan lainnya. Ingat sekarang malam minggu. Tentunya bukan hanya Wira dan Fey yang ingin menghabiskan waktu bersama di bioskop.

"Yang, aku mau beli popcornnya ya, kamu yang antri tiketnya aja. Kamu mau aku bawain minum apa?" Tanya Fey saat matanya tanpa sengaja melirik stand makanan di dekat sana.

"Yaudah, aku mau cola aja."

"Okey!"

Fey berjalan menuju stand disana dan sekarang tinggal Wira yang mengantri di antrian seorang diri. Wah, Wira melihat antrian yang lumayan panjang. Sepertinya ia salah waktu. Padahal ingin menonton cepat.

Lama menunggu, Tiba-tiba ada sebuah tangan dari antrian belakangnya yang tengah mencolek perempuan yang mengantri di depan Wira. Wira awalnya bingung, ngapain coba mbak-mbak dibelakangnya ini. Pas dia noleh, eh! Mbak mbak nya malah naruh satu jari depan mulut seolah berisyarat menyuruhnya diam.

Cewek yang didepannya ke notice. Tetapi pelakunya malah bersembunyi di balik punggung Wira. Kesalahpahaman pun terjadi. Cewek itu menatap Wira yang tengah membuang pandangan ke arah lain. Sampai akhirnya Wira sadar, bahwa cewek di depannya tengah memandangnya intens.

"Kenapa, mbak?" Tanya Wira.

"Mas gak punya sopan santun ya? Gak bisa ngehargai cewek? Ini tempat umum loh!" Sosot cewek itu.

Waduh, Wira gelagapan dong. Dia dikira lagi berbuat mesum di tempat umum. "Aduh, mbak bukan saya----

"Terus siapa?! Kan dibelakang saya cuma ada mas aja. Pake ngeles segala!"

Wah, gak nyante nih orang.

"Awas ya, lagi sekali nyolek saya. Saya gebukin beneran!" Ancam cewek itu.

Apaansih.

Wira mendengus kesal. Sedangkan pelakunya tengah terkikik tanpa dosa dibalik punggung Wira. Sekali lagi, ia menyolek bahu cewek itu sedangkan Wira yang melihatnya sedang memasang antisipasi.

Cewek itu berbalik lagi.

"Mas! Budeg ya! Saya bilang----

Belum selesai cewek itu mengeluarkan amarahnya, dia melihat Wira menggeser tubuhnya dan memperlihatkan pelaku kesalah pahaman itu. " Nih! Ini pelakunya! Bukan saya! Nuduh terus!"

Cewek tadi bungkam. Melihat itu, dalam hatinya Wira terus mengumpat untuk cewek yang memarahinya sedari tadi, mampus lo malu.

"Aduh, Vera jangan dimarahin mas mas nya. Bukan dia yang salah, hihihii!" Ucap pelakunya. Dia perempuan. Kalau Wira lihat mungkin saja teman cewek galak yang tadi memarahinya dengan suara kencang.

Meet JouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang