🌜: Malam yang Rumit

35 7 6
                                    

Happy Reading!




××××××


Minggu;
Rombongan para pengunjung berhamburan keluar dari pintu besar nan mewah itu. Pertunjukan teater yang dibawakan oleh siswa siswi SMA Nusa Bangsa ( Teater Sabang ) baru saja berakhir beberapa menit yang lalu.

Senyum merekah sama sekali tidak luntur dari wajah Vera, sebab Plan nonton teater yang sungguh mengaduk perut hari ini berhasil ia lalui bersama Wira. Mereka benar-benar berangkat nonton bareng saat Wira berkata bahwa ia sudah meminta ijin pada Fey.

"Gimana? Seru ya?"

"Seruuuu banget! Anak teater sekolah kita emang jago banget, eskpresinya gak nanggung nanggung gitu loh. Gue suka banget sama koreo dance mereka. Gila asli, pokoknya gue harus ketemu sama yang bikin. " Cerca Vera dengan antusias.

Wira hanya tersenyum menanggapi antusiasme Vera. Lalu matanya tak sengaja melihat stand makanan dan minuman yang ramai kunjungan.

"Ra, haus gak lo?" Vera mengangguk dengan wajah yang gemas.

Membuat Wira tiba-tiba gak tahan untuk tidak mengacak rambut cewek itu dengan gemas tepat di pucuk kepalanya.

"Yaudah, gue mau beli minum dulu. Lo diem disini, jangan hilang kemana-mana! Ntar repot!"

"Dih?! Lo kata gue anak kecil?! Udah sana beliin minum."

Setelahnya, Wira pergi meninggalkan Vera menuju stand minuman yang disediakan.

Vera diam di tempatnya. Posisinya kini memang seperti cewek linglung yang kehilangan arah karena berdiam di tengah tengah kerumunan. Vera sih cuek, dia lebih milih menikmati suasana ramai malam hari sambil melihat ke sekelilingnya.

Mendadak mata Vera menyipit, matanya menangkap siluet dua orang yang   familiar dalam ingatannya. Namun, Vera sedikit kesulitan mengenali dua wajah orang itu karena posisi mereka yang membelakangi Vera.

"Vero bukan sih? Ah, masa iya? Ngapain dia kesini? Gak, gak mungkin. Vero gak punya cewe setahu gue, ah! Paling mirip doang."

"Liatin siapa?"

Vera berjengit. Hampir terjungkal ke depan karena suara seseorang yang tiba-tiba hadir dalam indra pendengarannya dari arah belakang. Vera menoleh, ternyata Wira dengan senyum rekah nya dengan dua botol minuman dingin.

"Anjir! Lo! Ngagetin tau gak! Usil banget, sih. Kalau gue jatuh tadi gimana?!" Cerca Vera kesal.

"Sorry, sorry deh. Nih, minum lo. Lagian tadi gue liatin lo serius amat. Liatin siapa?"

"Gak ada, cuma salah liat." Jawab Vera. Wira mengangguk lalu dengan tiba-tiba menggenggam tangan Vera ke arah lain. Vera gak bisa nolak selain mengikuti kemanapun Wira ingin membawanya.

"Duduk, sini. Gue tau lo masih mau lama lama sama gue."

Vera memutar bola matanya. Lalu mendudukkan dirinya pada bangku taman yang ada disana. Kebetulan lokasinya berdekatan dengan taman kota. "Modus lo, anjir."

Meet JouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang