🌜: Kekepoan Seorang Vera

44 9 7
                                    

Happy Reading!



××××××

"Saya minta tolong, pak. Rahasiain identiras saya." Pinta Vera pada kepala sekolahnya.

Hari ini adalah hari pertama Vera pindah ke sekolah milik papanya. Entah hasutan darimana, ayahnya yang semula tidak pernah peduli dengan kehidupannya tiba-tiba memintanya pindah ke sekolah milik mereka dengan alasan agar lebih mudah mengawasi dirinya.

Pak kepala sekolah diam. Masih merenung beribu macam alasan tentang mengapa Vera ingin semua orang tidak mengetahui jati dirinya? Padahal itu akan mempermudah semuanya.

Tapi karena ini adalah permintaan anak pemilik yayasan, kepala sekolah tidak bisa menolak. "Baiklah, kami akan rahasiakan ini seperti permintaan kamu."

Vera tersenyum. "Terimakasih banyak, pak."

"Baiklah Vera, kamu bisa mengikuti bu Eni. Dia wali kelas kamu yang baru. Selamat ya, semoga hari hari kamu disekolah menyenangkan." Ujar pak kepala sekolah seraya mengulur tangan ke arah Vera.

"Ah iya makasih banyak pak atas bantuanya." Balas Vera seraya membalas salaman itu.

Setelah itu, Vera pamit kepada kepala sekolah dan mengikuti bu Eni menuju ruang kelas barunya. Satu hal yang harus ia syukuri adalah, ia akhirnya tidak satu kelas dengan saudara kembarnya setelah memohon kepada ayahnya yang sebelumnya berniat menyatukan mereka berdua dalam satu ruangan kelas yang sama.

"Nah, Vera ini kelasnya. Yuk masuk!"

Vera tersenyum. Lalu menyusul Bu Eni yang sudah mendahului masuk ke dalam kelas. Seketika kelas hening sejenak. Baru setelah Vera terlihat di tengah-tengah mereka barulah beberapa anak laki-laki berbisik dan bahkan ada yang melontarkan senyum aneh yang membuat Vera merasa risih sebentar.

"Anak-anak perkenalkan ini ada siswa baru pindahan dari Jogja, hari ini dia akan melakukan hari pertamanya. Jadi, ibu minta kalian bisa berteman baik dengan Vera ya.."

"BAIK, BU!!"

Bu Eni menoleh sebentar ke arah Vera lalu tersenyum ramah. "Vera, ayo perkenalkan diri kamu."

Vera mengangguk. Lalu berjalan selangkah ke depan agar terlihat lebih menonjol. "Perkenalkan nama saya Savera Galuh. panggil aja Vera. Salam kenal semua."

Tidak dipungkiri oleh semua, bahwa Vera merupakan siswi yang cantik bahkan kulitnya yang putih seakan memancarkan sinar mentari. Penampilannya hangat, tapi tak ada yang tahu kepribadiannya tengah membeku.

"Vera kamu bisa duduk di------

Bu Eni menggeledah pandangannya. Mencari tempat duduk untuk Vera namun menemukan dua bangku kosong dibelakang. " Anak anak itu bangku belakang kenapa kosong keduanya ya?"

"Yaelah bu, kayak gak tau Wira aja. Lagi dihukum tuh buk, gara-gara main tojos sama Vero." Celetuk salah satu siswa laki-laki.

Vero. Hah, Vera menghembuskan nafasnya pelan.

"Dia duduk sendirian?"

"IYA BU."

"Yaudah, Vera kamu duduk disana ya sama Wira."

Meet JouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang