🌜: Masih Mencoba Percaya

39 7 3
                                    

Happy Reading!








××××××

Seminggu sudah berlalu. Semenjak pesta ulang tahun Vero usai, banyak hal yang Wira rasakan seakan berubah. Terutama pada momen kebersamaannya dengan Fey.

Cewek itu seakan sedang menjauhinya dengan alasan yang Wira sulit tebak. Memang tidak diutarakan, tetapi terasa dari gelagat dan tingkah cewek itu yang selalu menolak ajakan pulang bersama atau pergi menonton di malam minggu seperti biasa mereka lakukan.

Fey😍

Kantin bareng?

Aku ada kumpul ekstra.

Oke. Jangan lupa makan ya

Ok.

Read.



Hah, Wira menghela nafasnya pelan. Apa hanya perasaannya saja, bahwa hubungannya dengan Fey semakin meregang? Wira menggeleng, berusaha menghilangkan segala macam hipotesis negatif yang mulai muncul dalam benaknya.

"Lak, ngantin bareng, kuy!" Ajak Wira pada sosok perempuan disebelahnya yang sedang serius pada buku catatannya. Padahal ia tidak menganggap panggilan aneh terhadap dirinya.

"Nanti aja lanjutin lagi nyatet nya. Perut lo kenyang dulu, ayok ah! ----ar! Yok bareng ke kantin."

Vera mendengus kesal ketika Wira dengan sengaja mengambil buku catatannya dan kini menarik tangannya menuju keluar kelas. Vera gak membalas. Mungkin saja ia memang hilang tenaga sejak mendengarkan pelajaran fisika yang membuat tenaganya juga ikut terkuras.



××××××




"Fey kemana emangnya? Tumben banget lo gak nge-bucin? " Tanya Vera. Arkan juga ikut menyimak. Seakan pertanyaan yang Vera lontarkan juga menjadi pertanyaan yang sama dalam benaknya.

Wira belum menjawab. Cowok itu masih asik menikmati mie ayam yang menjadi menu makan siang mereka hari ini. Atau mungkin sedang berusaha mengalihkan topik pembicaraan?

"Njir, segitu lapernya lo sampe jadi budeg gak dengerin pertanyaan gue?"

Wira membersihkan mulutnya dengan tisu yang ada diatas meja kantin. "Dia sibuk sama kumpul ekstra. Lagian lo kepo amat, sih. Udah sono lanjut makan lagi! Keburu bel nanti."

Vera mendumal. Ditanya baik baik jawabanya malah gak sebaliknya. Heran Vera tuh, dia kan lagi berusaha care masa gitu aja Wira gak peka? Percuma dong bucin tapi gak peka?

Arkan menyesap es teh manis di hadapannya lalu membenarkan posisi kacamata bundar miliknya. "Emangnya, Fey ekstra apa?"

"PMR." jawab Wira singkat.

Sepertinya Arkan mengerti satu hal. Ada yang janggal disini. Ia tampak berpikir sesuatu sampai raut wajahnya benar-benar berkerut. Vera yang menyadari itu jadi ikutan penasaran melihat ekspresi Arkan. "Kenapa? Lo tahu sesuatu, ar?"

"Iya. Tisa juga anak PMR kan? Tapi tadi waktu kita cari ke kelasnya dia masih ada dikelas ngerjain tugas bahasa? Terus kumpul ekstra apa yang dimaksud Fey, wir?"

Meet JouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang