Revan menghampiriku saat ini seperti terasa hanya aku dan dia disini karena Elma dan Gerry yang berdiri di jarak yang jauh dariku dan Revan berdiri saat ini. aku hanya memandangi rintikan hujan yang semakin deras tanpa memperdulikan Revan yang berada di sebelahku.
"cardigan lo basah nih"ucap Revan dengan menyentuh cardiganku dibagian lengan sedangkan aku hanya menoleh dan menjawabnya singkat "iya tau" ucapku seadanya.
"Lo tau gak ini ujan pertama kita Fin" ucapnya yang menjulurkan tangannya mendekat dengan air yang terjatuh setelah melewati atap.
"maksudnya?" tanyaku yang menoleh padanya.
"Em... Iya pertama kali gue keujanan sama lo gitu hehe" ucapnya yang tidak menoleh sedikitpun padaku.
Aku terdiam, ikut pula menjulurkan tangan untuk merasakan air hujan yang terjatuh perlahan.
"gue suka sama hujan" ucapku.
"kenapa?" tanyanya.
"suka aja gitu, abis kalo lagi hujan suasana jadi adem. Dan enak banget buat ngehayal sesuatu, pas beresnya muncul deh pelangi" jelasku.
"iyasih, adem dan enaknya buat tidur atau gak makan indomie ya? Haha" balasnya yang masih memainkan rintikan air dengan membuka dan menggenggam telapak tangannya.
Seketika itu ia menoleh padaku, menatapku dengan iringan suara rintik hujan yang menderas. Aku tidak merasakan keberadaan kedua temanku kali ini hanya ada tatapannya yang menemaniku sore ini bersama hujan.
Ia menatapku dalam dan semakin kuat seolah ingin menghanyutkanku. Dalam tatapannya dan tetesan air dari atas helm yang tidak ia lepas itu ia tersenyum, jujur aku merasakan debaran yang seperti orang katakan jika berada di posisi ini. Apa iya ini debaran yang seperti mereka katakan? Dimana jantung berdebar semakin cepat ketika ada seseorang yang berhasil menghanyutkan dirimu dengan sebuah pandangan?
Aku tersenyum dan begitupun dengannya, lalu.....
"Haaaaa Prank!!" ucapnya yang mengarahkan tangannya penuh air dalam genggaman tangan kanannya itu tepat mengenai wajahku.
"WOIII!!" Aku mengelap wajahku, basah dan semakin dingin rasanya.
Sampai akhirnya ia memberikan sapu tangan dari tas merahnya, "nih jangan pake tangan percuma tangan lo dingin malah makin dingin wajah lo" ia mengelus pipiku dengan sapu tangannya.
Aku terdiam, entah mengapa aku merasa beda pada diriku, yang biasanya aku bisa reflek memarahinya tapi kali ini berbeda.
"maaf ya, gue mau ngetes aja hehe takutnya lo ngantuk kan tuh udaranya enak soalnya buat tidur" jelasnya.
"iye, sebel tengil banget lo" gerutuku dan ia pun segera mengelus rambutku yang cukup lepek walau aku tadi memakai helm dan helm itu memang kulepas saat kami awal datang di toko untuk berteduh karena aku tidak ingin rambutku semakin lembab.
"maafin gue ya Finaaaa" ucapnya yang tersenyum.
Aku hanya mengangguk.
Ya entah, aku seperti terhipnotis tadi.
*ON POV REVAN
Pertama kalinya gue kehujanan bareng Fina, iya ini kesempatan yang entah bakal buat gue seneng atau enggak tapi jelas sih gue seneng bisa bareng dia enggak bahagianya itu gue khawatir dia sakit.
Dia lucu dan gue juga heran dia kenapa gak sebawel biasanya, yang biasanya sering banget nyalahin atau marahin gue tapi sekarang dia gak begitu banyak omong.
*ON POV REFINA
"eh baju lo basah tuh kuyup gitu" ucapku yang memperhatikan kaos putihnya yang terlihat menerawang karena kuyup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Angan [END]
Romance[Complete] Pernahkah kalian merasakan getaran? Getaran dalam diri yang memacu detak jantung lebih cepat dari biasanya atau merasakan adanya kupu - kupu terbang keluar dari perut kalian. Perumpamaan itu yang bisa kukatakan. Mengetahui apa yang terja...