Him

20.1K 833 2
                                    

Hubunganku kian dekat dengannya, siapa lagi kalo bukan Revan Widjaya pratama. kini semua menganggap aku adalah pacarnya terpadahal tidak ada kata pacaran diantara kami dan aku selalu berharap apa yang mereka bilang akan menjadi kenyataan.

"fin..... finaaaaaaa"  panggil amel

"ada apa mel?" tanyaku

"fin, temen gue ada yang nanyain elo nih" ucapnya

"siapa?" tanyaku.

"ada namanya aldi nanti gue kenalin deh yaaaa gue ajak lo ketemuan sama dia. hari ini free gak lo?" tanya amel

"emm.....free sih" balasku

"oke, balik sekolah gue tunggu lo di gerbang sekolah. gue mau ajak lo ketemu sama aldi" balasnya cepat dan berlalu.

jujur aku masih gak ngerti tapi hal yang dibicarakan amel tadi malah membuatku berada disini. berada di tempat ini dan sedang duduk bersama amel dengan menunggu kedatangan aldi yang di bicarakan amel sepanjang perjalanan kita kemari.

"lo yakin mel? kayanya gak harusnya gue disini" ucap gue dengan ragu

"yakin, aldi bilang dia bakal sampe 15 menit lagi." balasnya dengan santai

"udah deh fin, kapan lagi sih bisa kopdar sama cowok ganteng kaya temen gue si aldi itu lo cocok deh sama dia samasama perfect" lanjut amel

"tapi gue...."belum sempat aku menyelesaikan pembicaraanku amel langsung melanjutkan

"apa? lo gak lagi pacaran kan fin? lagi pula gak ada yang marah kan lo gue kenalin sama aldi? emmmm jangan - jangan lo takut ya kalo revan bakalan marah?" ucap amel dengan tampang mencurigaiku

"ah? revan? itu kan sahabat gue kali kenapa jadi dia mel. enggak gituu maksud gue apa gak terlalu cepet lo kasih tau baru tadi pagi eh siangnya gue malah harus ketemuan sama aldi" bantahku langsung.

kenapa ya yang diomongin amel ini bener - bener bikin aku jadi mikirin revan. apa mungkin revan marah ya kalo tau aku deket sama cowok lain selain dia? haha aku rasa gak bakal deh. 

"eh amel, emmmm" ucap seorang lelaki yangku dengar menyapa amel

"eh al, sini duduk kenalin nih ada temen gue refina. fin, kenalin temen gue aldi" ucap amel membuyarkan lamunanku.

"eh iya, gue aldi" ucapnya dengan senyuman

"refina. panggil aja fina" balasku ramah.

selama di sini kita ngobrol banyak dan aldi udah mulai asik diajak ngobrol kita jadi akrab gitu. sampe dia minta kontak ku untuk bisa ia hubungi dan semua nya tampak baik - baik saja sejauh ini aldi memang seperti yang dikatakan amel. secara penampilan ia itu tinggi, dengan kulit sawo matang dan senyumannya yang khas rambutnya yang sedikit acak - acakan tapi masih teratur dan mata nya  yang menurutku indah dan enak dipandang karena alisnya yang hitam pekat menambah kesan kuat di tatapannya dan secara pribadi aku menilai sejauh ini aldi orang yang asik dan dia juga orang yang sering bercanda jadi menyenangkan aku bisa berkenalan dengannya.

KEESOKAN HARINYAAAA....

"eh fin, main yuuuk ke rumahnya kikan" ajak tristan

"hari ini ?" kataku

"iyap. Balik sekolah tunggu di gerbang yah" ucap tristan.

balik sekolah aku menunggu di gerbang dengan kikan, setelah Lizzies berjalan menuju tempat tongkrongan. tak lama datang dua motor di depanku dan kikan. tristan dan revan. aku pun menaiki motor revan dan kikan dengan tristan dan akhirnya kita cusss.

sesampainya di rumah kikan

"eh iya kita maen jujur - jujuran yuk mau gak ?" ajak kikan

semua hanya mengangguk dan akhirnya sesi jujur - jujuran dimulai. pertama tristan, kikan revan baru aku semua sesi tristan dan kikan beres sekarang mulai tentang revan.

Sebatas Angan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang